04. Kesempatan untuk keluar

120K 10.9K 89
                                    

Pagi itu hujan deras membasai bumi. Kinara duduk di balkon kamarnya sambil meneguk secangkir teh buatan Bi Jannah.

Udara pagi itu tarasa begitu dingin hingga menusuk tulang. Beberapa kali Kinara menggesek-gesekan kedua telapak tangannya. Hangat.

Tiga hari berlalu sejak kejadian dia yang nekat pergi ke luar rumah, Kinara sama sekali belum bertemu dengan Papah, Mamah dan Abangnya. Dia mengurung diri di dalam kamar, tak ingin keluar kamar.

Tiba-tiba teringat akan sosok laki-laki itu, Aryan. Dia terus mengirimi pesan, namun hanya di baca oleh Kinara tanpa ada niat untuk membalas.

Kinara beranjak dari tempat duduknya, masuk kembali ke dalam kamar dan duduk di pinggiran ranjang sambil memainkan ponselnya.

Ingin mengirim pesan untuk Aryan, tapi takut yang membalas adalah pacarnya. Kinara tak mau ada salah paham nantinya. Ia urungkan niatnya untuk mengirim pesan pada Aryan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu. Siapa? Kinara malas jika itu adalah orang tuanya.

"Siapa?"

"Ini Bibi, Non"

"Oh, masuk aja"

Bi Jannah perlahan membuka pintu kamar Kinara lalu masuk menghampiri wanita itu sambil membawa nampan yang berisi air hangat dan juga bubur ayam. Bi Jannah meletakkannya di atas nakas.

"Non, Non Kinara gak mau keluar kamar? Udah tiga hari Non gak pernah keluar kamar, biasanya Non Kinara selalu berjemur di taman belakang rumah sambil menyiram tanaman?" Ucap Bi Jannah di sela-sela keheningan.

"Hh, males Bi"

"Males ketemu mereka." Jawab Kinara sambil tersenyum hambar.

"Mereka siapa, Non? Nyonya, Tuan, sama Den Kenzie?" Tanya Bi Jannah, Kinara mengangguk pelan.

"Lah kan Nyonya, Tuan sama Den Kenzie gak ada di rumah sejak kemarin, Non"

"Mereka menghadiri acara pernikahan sepupu Non,"

"Pernikahan sepupu Kinara yang mana ya Bi?" Tanyanya bingung. Pasalnya, sepupu Kinara sangat banyak.

"Non, Aresya"

Bagus, ada pernikahan sepupu tapi tak ada yang memberi tahunya. Memang di rumah ini Kinara sudah tak di anggap lagi, bukankah lebih baik jika dia keluar saja dari rumah ini?

"Oh."

"Berarti dari kemarin mereka gak ada di rumah ya, Bi?"

"Iya, Non"

"Bibi mau bantu Kinara gak? Kinara mohon Bi, Kinara gak tahan berada di rumah ini terus. Kinara capek Bi, rasanya Kinara mau keluar dari rumah ini"

"Bentar aja Bi, bantu Kinara buat keluar dari rumah ini. Gak lama kok, nanti siang Kinara pasti balik lagi" wanita itu memohon.

Bi Jannah nampak ragu, jujur ia tak berani. Ini sangat berisiko, bagaimana kalau sampai ketahuan? Yang ada Bi Jannah bisa di pecat.

"Tapi Non..., Bibi takut"

"Bibi percaya sama Kinara kan? Kinara pasti bakal balik lagi, Bi. Kinara cuma bosan"

"Gak kasihan sama Kinara yang udah di kurung di rumah ini selama berbulan-bulan lamanya?"

"Baiklah Non, Bibi akan bantu"

•••

"Itu Non, Non bisa lewat pintu belakang"

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now