30. Permintaan maaf yang di tolak

70K 5.2K 96
                                    

Sudah 1 jam lebih Kinara tak keluar dari kamar mandi. kini jam sudah menunjukan pukul 1 malam, tapi wanita itu masih enggan keluar dari kamar mandi.

"Ale, buka Le pintunya," ucap Aryan sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi dari luar.

Masih sama, tak ada jawaban dari dalam. hanya terdengar suara kran air yang mengalir.

"Le buka atau gue dobrak?" ancam Aryan.

Lagi-lagi belum ada jawaban dari dalam. Aryan menghela napas lelah, kemudian ia mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu. ia harap Snora tak bangun karena suara dobrakan pintu yang mungkin akan cukup keras.

BRAKKK!!

Pintu kamar mandi terbuka. mata Aryan melebar melihat pemandangan di depannya.

Kinara tengah merendam dirinya di dalam bathub masih mengenakan baju yang tadi. matanya terpejam sedangkan wajahnya terlihat begitu pucat.

"Ale?!"

Aryan langsung menghampiri Kinara kemudian mengusap wajah wanita itu yang terasa dingin dengan handuk yang tersedia di dalam kamar mandi.

Setelah itu Aryan mengangkat tubuh Kinara dari dalam bathup kemudian meletakkanya di atas tempat tidur. ia mengeringkan rambut Kinara dengan handuk kemudian menutup tubuhnya dengan selimut tebal.

"Kenapa jadi gini?" ucap Aryan cemas. laki-laki itu mengusap kening Kinara.

"Jangan nyiksa diri lo kayak gini Le," ucapnya lagi.

"Gue gak mau lo sakit." satu kecupan di berikan Aryan tepat di kening Kinara.

***

Pukul 7 pagi Kinara terbangun dari tidurnya. kepalanya terasa sedikit pusing kemudian ia mengubah posisinya menjadi duduk.

"Aryan? lo gak sekolah?" tanya Kinara saat melihat Aryan tengah berdiri di depan jendela sambil menggendong Snora. laki-laki itu tak mengenakan baju, hanya celana pendek berwarna hitam.

Aryan membalikan badannya kemudian memberikan senyum untuk Kinara.

"Hari ini gue izin gak masuk," ucap Aryan.

"Lho? kenapa?" tanya Kinara.

"Gue mau temenin lo aja di sini, lo semalem ngapain ngerendem diri di air? kek cucian aja lo di rendem!" Aryan mencoba untuk menghibur Kinara dengan kegaringannya. Kinara terkekeh pelan.

"Gue stres Ar," ucapnya pelan.

"Udah Le, jangan stres-stres, nanti lo sakit gimana?"

"Tapi Ar, kejadi—"

"Ssshht! udah ya? jangan bahas kejadian semalem untuk hari ini. lo gak boleh banyak pikiran, nanti lo malah sakit.

"Nih mending lo jemur Snora di taman, gue mau mandi dulu." ia memberikan Snora pada Ibunya.

Setiap pagi memang Kinara rutin menjemur Snora di bawah sinar matahari pagi.

Kinara mengangguk kemudian menggendong Snora dan berjalan keluar kamar.

Setelah pintu di tutup, Aryan menghela napas panjang. jujur ia pun masih memikirkan masalah kemarin malam. ia tahu bahwa kini istrinya sangat terpukul dan terluka karena ulah Papahnya sendiri.

Kemudian laki-laki itu mengambil ponsel dari dalam saku celananya dan menuliskan sebuah pesan singkat dari seseorang.

Tak lama muncul notifikasi balasan pesan dari orang itu. Aryan tersenyum tipis kemudian beranjak ke kamar mandi.

Papah Untuk SNORA [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя