27. Niat jahat keisya

Start from the beginning
                                    

Kinara rasanya sudah tak kuat, perlahan kesadarannya hilang. wanita itu pun pingsan.

"Kinara?!"

"Ra, bangun!" Keisya menggoyang-goyangan tubuh Kinara. namun gadis itu tak kunjung bangun.

Terbit sebuah senyuman miring di bibir Keisya.

"Nice Kinara." ucapnya sambil mengelus rambut panjang milik Kinara.

"Lo tau gak sih? gue benci banget sama lo." bisik Keisya tepat di telinga Kinara.

"Lo jahat! lo rebut Aryan dari gue! dia milik gue!"

"Dan gue gak akan ngebiarin orang yang udah membuat hubungan gue dan Aryan hancur hidup bahagia. lo harus menderita dan lo harus merasakan sakit."

"Atau...lo seharusnya mati." Keisya tertawa.

Ia kembali menjalankan mobilnya entah kemana. sampai pada akhirnya mobil itu berhenti di sebuah jembatan yang sepi. tak ada satupun kendaraan yang melintas di sana. kemudian Keisya memasang masker di wajahnya serta memakai kacamata dan topi berwarna hitam.

Ia keluar dari dalam mobil dan berusaha membawa Kinara keluar dari dalam mobil itu.

Keisya merangkul tubuh Kinara yang sedang pingsan. ia berniat ingin menceburkan Kinara ke dalam danau yang berada di bawah jembatan.

Ia sudah tak memperdulikan apapun resikonya. bagi Keisya yang terpenting saat ini adalah menyingkirkan Kinara terlebih dahulu.

"Apa ada kata-kata terakhir untuk Aryan? oh gak ada? baiklah." Keisya berbicara sendiri dengan Kinara yang saat itu tengah pingsan.

"Lo adalah penghalang antara gue dan Aryan. dan gue bakal buat penghalang itu hilang, hilang dari muka bumi ini." Keisya majulu lebih dekat. ia bersiap untuk mendorong tubuh Kinara ke dalam danau itu.

Dan Keisya pun mendorongnya. namun ada tangan yang langsung menarik tangan Kinara sehingga wanita malang itu tidak jadi terjatuh.

Laki-laki itu langsung memeluk tubuh Kinara erat.

"LO SIAPA ANJING!" Bentak Keisya. ia kesal bukan main karena rencananya di hancurkan oleh laki-laki asing.

Laki-laki itu mengalihkan matanya dari Kinara kini kearah Keisya. tatapannya terlihat bahwa orang itu tengah marah.

"LO APA-APAAN BANGSAT?!" Balas laki-laki itu.

"LO GILA?!"

"lo yang gila!"

"LO ANJING!" bentak laki-laki itu. Keisya pun terpaku.

"Dia adik gue, bitch!" ucap laki-laki itu lagi.

Terkejut? sudah pasti. kenapa bisa ia bertemu dengan Kakaknya Kinara?

"Dan apa yang lo lakuin sama dia sampai dia pingsan kayak gini?" tanya Kenzie dingin.

"Kenapa diam?"

"Jawab!"

"Dia pantas! harusnya lo biarin gue dorong dia dari jembatan ini! dia pantes mati!"

"Karena dia, gue hancur! karena dia, hubungan gue dan Aryan berakhir! semua karena Kinara!"

"Gak peduli gue, gue gak tau menau masalah itu dan gue gak pengen tau. tindakan lo barusan bisa gue laporin polisi, tapi sayang gue gak sejahat itu."

"But...kalau sampai lo celakain adik gue lagi, gue pastikan hidup lo gak akan tenang dan jangan harap lo bisa bebas." setelah mengatakan itu ia langsung menggendong Kinara masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Keisya sendiri.

"Lo kenapa hei?" Kenzie mengelus surai hitam milik adiknya.

Jujur Kenzie sangat merindukan Kinara. namun laki-laki itu terlalu gengsi untuk mengatakannya.

Tadi Kenzie pergi ke rumah Aryan untuk bertemu dengan Kinara dan anaknya, namun dari kejauan ia melihat Kinara dengan seorang gadis masuk ke dalam mobil.

Entah kenapa ia rasanya ingin mengikuti mobil itu. hingga sampailah ia di sebuah kaffe. Kenzie tidak turun, ia memilih menunggu di dalam mobil.

Matanya membulat saat melihat gadis yang tadi pergi bersama Kinara membopong tubuh adiknya masuk ke dalam mobil. Laki-laki itu melajukan mobilnya kembali mengikuti mobil milik Keisya.

Kenzie melihat semuanya. ia melihat saat Keisya hendak mendorong Kinara dari atas jembatan. pantas saja sejak tadi perasaan Kenzie tidak enak, ternyata akan ada sesuatu yang menimpa adik tercintanya.

Mata laki-laki itu tak lepas dari wajah cantik adiknya. ia sangat merindukan Kinara.

"Gue sayang sama lo, Ara." kata-kata itu keluar dari mulut Kenzie.

Tak terasa air matanya jatuh. ia kembali teringat akan perlakukan kasarnya kepada Kinara dulu. Kenzie merasa gagal menjadi seorang Abang untuk Kinara.

Kemudian Kenzie mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di atas bibir Kinara berharap dengan begitu membuat adiknya segera sadar.

Perlahan, Kinara membuka matanya. wanita itu meringis kesakitan sambil memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.

"Ke-kenzie?"

"Iya ini gue," Kenzie tersenyum sambil mengelus alus puncak kepala Kinara.

"Kok gue ada di mobil lo?" tanya wanita itu.

"Keisya?"

"Keisya mana?! temen gue mana, Ken?"

"Ara lo tenang dulu,"

"Dia jahat, Ra."

"Mm-maksud lo?"

Laki-laki itu mulai menceritakannya. ia ceritakan semuanya pada Kinara tanpa di lebih-lebihkan. wanita itu geleng-geleng kepala dan menangis mendengar apa yang di ceritakan Kenzie.

Ia bersyukur, setidaknya ia selamat dari maut karena Kenzie. Kinara tak membayangkan jika saja Keisya mendorong tubuhnya dari atas jembatan. Kinara tak akan bisa lagi bertemu dengan Snora dan Aryan. tidak, Kinara tak ingin hal itu terjadi.

"Udah-udah, jangan nangis lagi." Kenzie menarik Kinara masuk ke dalam pelukannya.

"Udah ya jangan nangis lagi, nanti kita ceritain semuanya sama suami lo."

"Dia udah pulang belum?" tanya Kenzie.

Tangis Kinara sudah mereda. wanita itu melirik jam putih yang melingkar di tangan kananya. sudah menunjukan pukul 1 siang, itu tandanya Aryan sudah pulang.

"Udah" jawab Kinara.

Kenzie mengangguk kemudian menjalankan mobilnya menuju rumah Aryan.



Masih ada yg nunggu gak sie...
Akhir² ini entah kenapa tangan aku terlalu males buat ngetik cerita...
Aku juga kemarin jarang bgt buka wp. pulang sekolah rasanya capek bgt sampe² buat nulis cerita aja rasanya males hehe:)
Tapi karena ini hari libur, so aku mau lanjut nulis lagi. Aku harus semangat! karena aku pgn cerita ini cepet end.

Dah segitu aja curhatnya hehe, sampai jumpa di part selanjutnya😘😘😘

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now