25. Hilang ingatan?

Start from the beginning
                                    

"Nih, kita-kita bawain buah buat lo. di makan ya, biar cepet sembuh." Kata Libra sambil memberikan kantong plastik berwarna putih.

Aryan menerima kantong plastik itu dengan senang hati. Kemudian meletakkannya di atas nakas.

"Cantika." panggil Aryan.

"Iya, apa?" tanya gadis yang bernama cantika itu.

Kinara memilih diam meski hatinya menangis. Gadis bermata sipit itu di panggil lembut oleh Aryan. Sedangkan dirinya? Ketika Aryan membuka mata laki-laki itu sama sekali tak menyebut namanya.

"Gue kangen sama lo." Seperskian detik, Aryan memeluk tubuh gadis itu. Cakra, Libra, Venus, Galang mereka menganga melihatnya.

Kinara juga melihat jelas wajah bingung sang gadis. Namun gadis itu tak berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Aryan membuat Kinara geram sendiri.

"Aryan." Panggil Cakra dengan suara datarnya.

"Hah?" Aryan menaikan satu alisnya kemudian melepaskan pelukannya dari cantika.

"Lo salah orang, yang harusnya lo peluk itu Kinara." ucap Cakra.

Kinara hanya bisa tersenyum menutupi luka di hatinya. Tapi matanya tak bisa berbohong, gadis itu sangat sedih.

"Kinara siapa sih? gue gak kenal."

Kata-kata Aryan seperti peluru bagi Kinara. Alangkah lebih baik jika laki-laki itu diam dari pada terus menyakiti hati Kinara.

"Gue Kinara." ucap wanita itu.

Aryan menoleh kearah Kinara sambil menaikan satu alisnya. Wajahnya sekarang sungguh menyebalkan.

"Lo lupa sama istri lo sendiri, hm?" tanya Kinara ikut menikan satu alisnya.

"Lo bukan istri gue, dia istri gue." Aryan menunjuk Cantika.

"IYA! DIA ISTRI LO! BUKAN GUE."

"Ternyata lo amnesia ya? Gue hanya berdoa semoga ingatan lo cepet pulih." ucap Kinara lalu keluar dari ruangan itu. Mengabaikan panggilan dari keempat sahabat Aryan.

Kinara kini berada di taman rumah sakit yang nampak sepi. Wanita itu duduk di sebuah kursi panjang yang ada di sana. Kinara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia terisak di sana.

Badannya gemetar, Aryannya tak mengenal dirinya lagi.

Dada Kinara terasa sakit saat melihat Aryan memeluk wanita lain. Terlebih wanita itu juga cantik.

"Ar, lo beneran amnesia?" tanya Galang. Namum bukannya menjawab, Aryan malah tertawa.

"Gue gak amnesia anjir! Gue tadi pura-pura doang." Ucap Aryan.

"Cantika, sorry ya tadi langsung peluk lo gitu aja."

"Iya Kak, gak apa-apa."

"Woi! Terus itu Kinara gimana goblok? Lo gak ada otak ya? Kinara pasti ngerasa sakit banget tadi." Venus geram sendiri dengan tingkah konyol sahabatnya.

"I know but, gue sengaja bikin dia panas."

"Pengen liat aja respon dia gimana." ucap Aryan lagi sambil terkekeh geli.

"Stres lo, Ar." ucap Libra sambil memutar kedua bola matanya.

"Bagi gue sih gak lucu banget, mending lo samperin Kinara." ucap Cakra datar sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Iye, ini mau gue susulin."

***

Kejadian di ruangan itu terus berputar-putar di kepala Kinara.

Aryan bangun, Kinara merasa senang, Aryan tak mengenali Kinara, dan laki-laki itu memeluk wanita lain.

Bahkan kepalanya kini terasa sakit. Wanita itu masih duduk dengan posisi menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

"Ehem."

Kinara langsung menoleh mendengar suara dehaman itu. Ah Aryan rupanya, untuk apa laki-laki itu menyusulnya?

"Lo ngapain? Sana pergi temuin istri lo!"

"Iya, ini udah gue temuin."

"Di depan gue istri gue kan?" tanya Aryan.

"Bukan." balas Kinara sambil memalimgkan wajahnya dari Aryan.

"Oh berarti saya salah orang ya? istri saya itu namanya Kinara Alecya Hamid. orangnya cantik, baik, perhatian, tapi bawel dan galak dikit."

"Kalau mbaknya namanya siapa?"

Kinara kembali menoleh kearah Aryan. Menatap wajah itu selama bebarapa detik kemudian ia menunduk.

"Lo lupa sama gue, Ar." ucapnya.

Aryan menghela napas kemudian meraih tubuh Kinara ke dalam pelukannya.

"Siapa yang lupa, hm?" tanya Aryan.

"Lo amnesia kan?"

"Emang dokter bilang kalau gue amnesia?" Aryan balik bertanya.

Benar, Dokter tak mengatakan apapun. Dia hanya bilang kalau kondisi Aryan sudah mulai membaik.

Kinara melepas pelukan Aryan dari tubuhnya. Wanita itu menatap dalam mata indah Aryan.

"Kata lo tadi gue bukan istri lo." ucap Kinara. Aryan yang mendengar itu langsung terkekeh.

"Gue cuma pura-pura." kata Aryan seraya mengacak puncak kepala Kinara.

Mendengar itu Kinara menjadi emosi. Apakah dia tak tahu? Perbuatannya tadi sungguh menyakiti perasaan dan hati istrinya.

"Jahatttt!!!" Kinara memukul-mukul lengan Aryan membuat laki-laki itu kesakitan walapun hanya berpura-pura.

"Aw iya maap."

"Tadi pengen liat aja ekspresi lo gimana heheh"

"Maaf ya, kalau udah buat lo sakit banget." Aryan mengecup kening Kinara.

"Tapi lo tau apa yang bikin gue lebih sakit banget tadi? Saat lo peluk gadis lain." ucap Kinara.

Aryan tersenyum, lalu menangkup wajah istrinya dengan kedua telapak tangannya.

"Dia Cantika, Le."

"Siswi kelas 10 di sekolah gue, dia juga salah satu mantan gue. Gue gak ada perasaan apapun sama dia, malah gue nganggep dia kayak adik gue sendiri."

"Gue pengen punya adik perempuan, dan Cantika pengen punya Kakak laki-laki."

"Maaf kalau dengan peluk gadis lain bikin lo sakit hati banget." Aryan jadi merasa bersalah karena telah membuat wanitanya menangis.

"Gak apa-apa, tapi janji gak kayak gitu lagi?"

"Promise ."

"Gue sayang lo, Ar."

"Gue lebih."

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now