PEKABLE - 69

Mulai dari awal
                                    

Meylin dan Afifah pun terperangah mendengarkan setiap perkataannya Vania.

"Oh ya satu lagi ketinggalan. Sama Feri juga.. Dia cari perhatian sama Feri dengan gaya cengengnya itu." Tukas Vania sambil menatap intens Afifah.

Vania seperti tahu semuanya. Dan tahu akan isi hatinya Afifah. Yang di mana Afifah diam-diam menyukai Ferisa.

"Lo tau dari mana Kenara pacaran sama Cio?" Tanya Meylin penasaran.

Vania berdesis lalu tertawa lagi.

"Gue.."

Namun pada saat Vania hendak berbicara lagi tiba-tiba ponselnya Afifah dan Meylin berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

Alcio
Feri dan Key kecelakaan. Tolong ke RS sekarang.

Afifah dan Meylin menjerit karena sangking kagetnya.

"Kalian kenapa?" Vania kebingungan.

Afifah dan Meylin menangis. "Nana sama Feri kecelakaan.." Ucap Meylin terbata-bata.

Dan pada saat itu juga, jantungnya Vania terasa mau jatuh ke bawah mendengar kabar itu.

"Gue antar kalian.." Ucap Vania setelah itu. Cewek itu juga menangis.

Selama perjalanan di mobil ke rumah sakit, Vania tak henti-hentinya menangis dan mengatakan bahwa semua ini salah dia. Afifah dan Meylin pun bingung.

"Lo kenapa Van? Jangan bilang kalau semua ini ada kaitannya sama lo!" Ucap Meylin meminta penjelasan.

Vania menangis lalu dia menceritakan semuanya yang selama ini dia lakukan.

Dan Afifah beserta Meylin terperangah mendengar semua cerita dari Vania. Ternyata semuanya karena permainan yang dibuat oleh Vania. Dan saat sampai di rumah sakit, Vania tidak mau turun. Karena dia tak sanggup.

"Gue nggak sanggup turun dan ikut. Kalian aja."

Afifah dan Meylin segera tak menghiraukan perkataan Vania lagi. Mereka berlari masuk ke rumah sakit.

🎨🎨🎨

Satu bulan kemudian..

Suara elektrokardiograf Kenara berbunyi tak henti-hentinya. Alcio menggenggam erat jemari tangan mungilnya Kenara yang masih tak sadarkan diri. Kepalanya cewek itu masih dibalut perban tebal.

Kenara sudah tak sadarkan diri selama satu bulan. Dokter mengatakan akibat benturan keras di kepalanya pasca kecelakaan tersebut menyebabkan Kenara menjadi kritis. Dan hingga saat ini, Kenara masih tak sadarkan diri. Jadinya, Kenara harus di pindahkan ke ruang ICU karena keadaan kritisnya. Untungnya, Kenara saat ini kata dokter sudah melewati masa kritisnya. Namun dokter mengatakan tidak ada yang bisa menerka apa Kenara akan tetap stabil sepenuhnya karena sampai saat ini dia belum sadarkan diri juga.

"Key.. Maafin gue.." Lirih Alcio menangis. Cowok itu benar-benar merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi. Dia terlalu pengecut karena tak berani untuk mengutarakan semuanya.

"Key.. Gue mohon buka mata lo, gue ada di sini Key.." Pinta Alcio sedih.

Alcio mencium tangannya Kenara yang terasa dingin itu. "Kalau gue bisa minta suatu hal sama Tuhan dan kalau Tuhan bisa kabulkan permintaan gue. Gue bakalan minta buat Tuhan ambil nyawa gue aja, supaya lo bisa bangun Key.. Gue sayang lo Key.." Alcio menangis. Lalu membelai lembut pipinya Kenara. "Gue sayang lo lebih daripada nyawa gue sendiri, Key.. Please bangun Key.."

Lalu saat Alcio menatap ke arah jendela ruangan. Dia melihat Feri yang masih memakai baju rumah sakitnya dengan tangan di perban. Akibat kecelakaan itu, tangan kanannya Feri menjadi cedera.

Lantas Alcio pun keluar dari ruangan menghampiri Feri yang di depan.

"Gimana Nana? Udah bangun?" Tanya Feri.

Alcio menggeleng lemas tak berdaya. "Belum, Fer.."

Feri menengadah dan menatap ke dalam celah jendela ruangan Kenara. Dan dia tak mampu menahan kuasa melihat keadaan Kenara seperti itu yang masih sampai saat ini belum sadarkan diri.

Dadanya Feri seketika terasa sesak. Cowok itu sulit mengambil napasnya. Kedua matanya berkaca-kaca.

Melihat Feri seperti itu, Alcio langsung menolong Feri. Memapah cowok itu untuk duduk di bangku besi lorong rumah sakit.

"Pelan-pelan Fer.." Ucap Alcio khawatir.

Feri tersenyum sendu. "Gue nggak pa-pa bro.. Yang mesti kita khawatirin itu Kenara." Ucap Feri, mukanya terlihat pucat.

Alcio menangis lagi. Ini semua salahnya. Melihat keadaan Kenara dan Feri sekarang, ini semua gara-gara dia. Alcio merasa dirinya sangat brengsek.

"Gue minta maaf Fer.. Ini semua salah gue." Ucap Alcio.

Feri tersenyum sendu lagi. Dia menepuk bahunya Alcio. "Nggak usah mikirin hal yang udah lewat. Sekarang kita fokus sama masa sekarang aja.."

"Lo juga kemarin kritis Fer.. Dan sekarang lo.." Alcio tak mampu melanjutkan perkataannya. Feri pun memeluk Alcio. Cowok itu juga menangis. Dan dadanya kembali terasa sesak.

🎨🎨🎨

To be continued💜

PEKABLE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang