◜56◞ Sayap Yang Patah

1.3K 161 159
                                    

Mencintainya dengan begitu sungguh, hingga beberapa orang menyebutku dungu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mencintainya dengan begitu sungguh, hingga beberapa orang menyebutku dungu. Tak peduli bagaimana mereka memandangnya buruk, aku menginginkannya.

Kubantu dirinya untuk kembali mengambil kepingan yang patah, lalu kuberikan hatiku sepenuhnya dengan yakin bahwa ia akan menjaga. Dalam setiap doaku, kujabarkan namanya dengan segudang harap agar memberinya bahagia yang kekal pun tak lupa memberinya hal terbaik.

Kuabadikan setiap senyum dan tawanya dalam memori yang kusimpan sendiri. Aku menyukai segala hal tentangnya, tentang semua hal yang mungkin tak ada satu pun yang tahu, kecuali aku. 

–; V.A

☆☆☆

Hancur tak tersisa, itulah mungkin pengambaran keadaan Gladys saat ini, "Gue mau Saga, bawa gue kesana hiks." Gladys mengusap air matanya yang mengalir.

Setelah menanyakan keadaan Kenzo, gadis itu jatuh tak sadarkan diri membuat semua orang didalam kamar VVIP itu cemas. Setelah mendengar penuturan dokter bahwa saat ini Gladys tidak bisa dibenani pikiran karena baru saja sadar dari kondisi kritisnya.

Namun entah tuhan suka bermain-main pada mereka, Gladys membuka matanya dengan keadaan mata yang basah setelah tanpa sengaja mendengar Radit membahas keadaan Saga sehabis operasi.

"Dengerin Abang, Saga baik-baik aja. Operasi nya berjalan dengan lancar tapi saat ini Saga koma, percaya sama Abang. Saga akan sehat dan sembuh seperti dulu lagi, jadi kamu berdoa terus oke?" Abi menegang kedua pipi Gladys dan sesekali mengusapnya lembut.

"Saga nggak akan ninggalin Gladys lagi kan, Bang?" Abi menganggukkan kepalanya.

Gladys mengedarkan pandangannya kesekitar, hatinya terenyuh sakit. Semua orang berada disini, semuanya. Tapi tak ada Kenzo, kenapa hanya dia yang tidak ada disini?

"Kenzo masih marah ya?"

Alden menundukkan kepalanya dalam, pria paruh baya itu menguatkan dirinya. Hatinya sakit melihat keadaan Gladys yang tak henti-hentinya menanyakan Kenzo dan Saga.

"Mama, tolong ambilkan laptop Papa," pinta Alden dan mendapatkan anggukan kepala dari Vina, sang istri.

Vina mengambil laptop hitam dari tas kerja suaminya, wanita cantik itu berjalan kearah Alden dan memberikan laptop itu pada sang suami.

Alden bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Riski yang bersandar pada tembok menatap kosong kearah langit-langit kamar Gladys.

"Nak, berikan handphone kamu." Riski memberikan handphonenya tanpa bertanya terlebih dahulu karena ia sudah tahu maksud om nya itu.

Alden mengambil handphone itu dan membuka laptopnya, pria itu menjalankan tugasnya dengan seksama. Setelah selesai ia mengembalikan handphone Riski dan berjalan menuju ranjang dimana Gladys duduk dan bersandar pada dada bidang Abi.

SAGLA 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now