◜15◞ Debaran Berbeda

1.6K 201 117
                                    

"Mungkin aku tak berhak cemburu, karena aku bukan siapa-siapamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mungkin aku tak berhak cemburu, karena aku bukan siapa-siapamu."

☆☆☆

Sepi, beberapa orang menyukai kata itu dan keadaannya. Terkadang kita butuh yang namanya kesendirian. Tapi, jika kita sudah menikmati keadaan seperti itu apa itu wajar?

Lelaki tampan dengan hoodie hitam yang melekat pada tubuhnya menatap sendu gundukan tanah dihadapannya.

"Bang, dah makan belum disana?" tangan besarnya mengusap batu nisan itu pelan.

Suaranya terdengar bergetar, sekuat apapun ia diluar sana. Dia harus kembali pada kenyataannya dia hanya sosok rapuh dan sendiri.

"Bang, lo tau semalam gue mimpiin lo. Setelah sekian lama akhirnya lo mampir lagi di mimpi gue," ujarnya sendu.

Apa yang lebih menyakitkan dari sebuah kehilangan? Tidak ada yang tidak menyakitkan dari sebuah kehilangan. Karena tidak ada yang ingin merasakan sebuah kehilangan.

Netra nya terus menatap gundukan tanah itu, "Maafin gue Bang, gue gagal jadi sahabat sekaligus adek buat lo,"

Hatinya bagai dihantam sesuatu yang keras, sakit. Sangat sakit, karena kesalahannya lah orang yang menjadi bagian dari hidupnya harus mengalami ini semua.

"Bang, semua udah beda sekarang. Mama sama Papa memang rujuk tapi Papa belum nerima gue, ini semua salah gue jadi wajar Papa benci sama gue."

"Gue masih selalu berharap lo balik, Bang. Gue belum sempat minta maaf dan lo juga belum sempat bahagia sama Mama,"

Sesuai permintaan terakhir sang Abang lewat mimpi sang Mama. Kini kedua orangtuanya kembali rujuk, keluarga yang selalu ia impikan akhirnya terwujud. Punya orangtua yang lengkap.

Namun semua tidak sesuai ekspektasinya, karena kesalahannya semua berbeda. Sang Papa sama sekali tidak menginginkannya, Papanya membenci dia.

"Gue sendirian Bang, cuman Mama yang disamping gue. Gio sama Arsen menjauh dari gue,"

Pecah sudah tangisannya, dia menangis didepan gundukan tanah milik Abangnya. Dia selalu sendirian, Papa serta sahabatnya dahulu yang sering bersamanya kini benar-benar hilang. Mereka ada tapi terasa sangat jauh darinya.

Sagara Grissmas Maheswara, lelaki tampan yang dulunya hangat kini menjadi lelaki dingin tak tersentuh. Kesalahan masalah lalu berhasil mengubah dirinya.

Papa yang selalu dia harapkan selama 17 tahun hidupnya kini membencinya. Keluarga lengkap yang selalu ia impikan akhirnya terwujud namun semua berbeda dari yang ia harapkan.

Sahabat yang selalu bersama dirinya selama 3 tahun juga menjauhinya. Semua salahnya, dia kehilangan apa yang ia miliki karena kesalahannya.

Kini tidak ada lagi Galen Abasya Pramudya, kini hanya ada Sagara Grissmas Maheswara.

SAGLA 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now