◜55◞ Sebuah Prolog Tanpa Epilog

1.2K 155 152
                                    

"Memutar balik kisah yang tak pernah dimulai, namun sudah berakhir tanpa kata selesai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Memutar balik kisah yang tak pernah dimulai, namun sudah berakhir tanpa kata selesai. Pada akhirnya, sebuah perpisahan yang menyenangkan tidak akan pernah bisa berarti."

☆☆☆

Waktu terus berjalan hingga tak terasa waktu sudah berlalu selama 2 minggu lamanya, tidak ada tanda-tanda bahwa mereka akan membuka mata indahnya.

"Lo nyaman banget tutup mata, Ga. Bagun, lo nggak mau liat gue?" tanya lelaki dengan hoodie hitamnya.

Sudah sejak sejam yang lalu ia berbicara sendiri tanpa ada balasan dari sosok yang masih menutup matanya itu.

"Gar, makan dulu. Lo belum makan dari kemarin." Seseorang itu menaruh sebuah piring berisi gado-gado.

Lelaki itu hanya menatap makanannya tanpa minat, "Gimana gue bisa makan kalau kembaran gue aja belum makan, Saga marah ya sama gue, Gi?"

Gio, lelaki itu menutup bibirnya. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Kondisi Saga masih sama tidak ada perubahan apa-apa.

"Dia nggak marah, dia cuman masih nyaman nutup matanya. Udah terlalu banyak tekanan yang dia lalaui selama ini, mengistirahat dirinya sejenak," ujar Gio dengan nada pelan.

Gio menatap Gara yang terlihat pucat, sahabatnya itu terlihat seperti mayat hidup. Saat tahu bahwa Sarga adalah Saga dia tidak pernah beranjak dari kamar Saga. Gara selalu disamping saudaranya itu.

"Makan dulu tuh nanti Arsen marah sama gue,"

Gara terkekeh kecil, semua kini kembali. Sahabatnya, Mama dan Papa nya. Radit sudah perlahan melihat keberadaannya walaupun ia bisa melihat bahwa masih ada tatapan kecewa disana.

Dia tidak menapikkan itu karena ini semua juga terjadi karena campur tangannya, seandainya dulu ia tidak mencelakai Saga hanya karena sebuah perasaan cinta mungkin ini semua tidak akan terjadi.

"Seandainya dulu gue nggak dorong Saga ke kolam, seandainya dulu gue nggak sabotase motor Saga dan seandainya dulu gue nggak lakuin itu semua mungkin ini gak bakal terjadi, gue menyesal." Gara menundukkan kepalanya dalam, menggenggam erat piring di pangkuanya.

Gio terdiam, dia sudah tahu itu dia sudah tahu bahwa Gara adalah orang yang mendorong Saga ke kolam renang dulu, Gara adalah orang yang bekerja sama dengan Laras saat Pensi waktu SMA, dan Gara adalah orang yang menyabotase motor sahabatnya itu hingga kecelakaan 2 tahun lalu terjadi.

"Lo tau, gue dan Arsen kecewa bener-bener kecewa sama lo. Tapi walapun gue jungkir balikin takdir semua akan tetap sama, apa yang terjadi ke Saga itu udah takdirnya dan tuhan pilih lo sebagai orang yang membawa takdir itu. Lo tetap sahabat kita, karena seberengsek dan sebajingan nya lo. Lo tetap Galen si penegah kita." Gio menepuk bahu Gara menguatkan sahabatnya itu.

Tidak ada dendam hanya perasaan kecewa, bagaimana pun selama ini Gara sudah mendapatkan karma dan penyesalannya.

"Makan gih, Arsen dan Bastian udah jalan kesini," ujar Gio.

SAGLA 2 (SELESAI)Where stories live. Discover now