(FOLLOW SEBELUM MEMBACA)
#2 In Youth 02 Desember 2021🥈
Sequel dari SAGLA. Bisa dibaca terpisah tapi disarankan membaca cerita SAGLA yang pertama dulu.
✧✧✧
"Kalau suatu saat nanti aku pergi dan nggak mungkin kembali lagi, perlu kamu tahu satu hal, a...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
"Kamu membuatku merasa istimewa pada suatu waktu sampai kamu menyadari bahwa aku bahkan tidak sepadan dengan waktumu."
☆☆☆
Gadis mungil dengan sweater berwarna hijau putih itu berjalan dengan cepat menuju lantai bawah. Dia seperti diburu oleh seseorang.
Saat sampai di lantai bawah, Gladys membuka pintu utama dan mengambil sepatunya. Semua orang sudah berangkat lebih dulu, dan dia malah ketiduran lagi setelah dibangunkan oleh sang Mama.
"Bodoh banget sih! Kenapa make segala tidur lagi?" gerutunya pada diri sendiri.
Ini salahnya karena malah tertidur setelah dibangunkan oleh Mamanya. Tanpa sarapan terlebih dahulu Gladys berlari cepat menuju pagar saat melihat Sarga sudah menaiki motornya.
Wajah gadis itu begitu sumringah, seolah bentakan Sarga kemarin hanya angin lalu yang tidak begitu penting. Mood gadis ini benar-benar tidak bisa ditebak.
Namun langkah Gladys menjadi berat saat melihat Sarga mengendarai motornya meninggalkan pekarangan rumahnya. Gadis itu terdiam beberapa saat, saat berangkat tanpa dirinya.
"Kenapa lo berangkat tanpa gue, Ga?" suara gadis itu begitu kecil dan pelan.
Dia terus menatap rumah Sarga dengan pandangan yang sulit diartikan. Sarga benar-benar berubah. Lelaki itu tidak pernah mengingkari janjinya, kini malah selalu ingkar.
"Bahkan lo lupa kalau ada gue yang nungguin lo,"
Mata gadis itu berkaca-kaca, berkali-kali Gladys mencoba menenangkan dirinya. Namun ini semua terasa menyakitkan, perubahan Sarga bagai boomerang untuk dirinya.
Menjadi sahabat Sarga selama 2 bulan ini membuat gadis itu bergantung pada Sarga setelah kedua orangtuanya serta sang Abang, Abi.
Gladisty dan Gladys memang bagaikan duplikat, namun sifat keduanya berbeda. Gladys dengan segala sifat dingin dan acuhnya serta Gladisty dengan sifat lembut dan cerianya.
Terbiasa di manjakan oleh seluruh keluarga membuat Gladys tumbuh menjadi gadis lembut.
Gladys menundukkan kepalanya menatap ujung sepatunya dengan pandangan terluka. Sarga melupakan amanah yang Abi berikan kepadanya untuk menjaga sang adik.
Sebuah tepukan di kepalanya membuat gadis berambut pendek itu mengangkat pandangannya. Netranya langsung saja bertemu dengan netra tajam yang menatapnya datar.
"Cengeng." Tangan Kenzo terulur mengusap buliran air mata yang menetes dari mata indah itu.