05. Apartemen Aryan

Start from the beginning
                                    

"Woi babi! Maen masuk-masuk aje lo!" Aryan menutup pintu itu lalu berlari kecil menghampiri laki-laki yang sekarang duduk di sofa sambil meluruskan kakinya di atas meja.

"Lo ngapain sih ke sini bangsat?" Tanya Aryan malas.

"Ck! Emang gak boleh gue ke apart lo? Gue bosen di markas kalau gak ada lo Ar"

"Nanti malem Cakra ngajakin balapan, gas gak?"

"Gak."

"Dih sialan! Tumben amat lo" laki-laki itu melemparkan kulit kacang tepat di wajah tampan Aryan.

"Gue skip dulu, besok-besok aja" jawab Aryan.

"Tai tumben banget lo kagak mau, ayolah Ar. Gak ada lo gak asik asu!"

"Gak bisa gue"

"Gak bisa kenapa?" Tanya laki-laki itu.

Aryan menatap kesal laki-laki yang duduk di sebrang sana. Dia adalah Venus, salah satu sahabat Aryan. Ah dia seperti Dora saja, banyak bertanya.

"Banyak tanya." Aryan memalingkan wajahnya, menyembunyikan kekesalannya itu. Sementara Venus tertawa geli.

"Eh mo kemana lo, njing?" Tanya Aryan saat melihat Venus bangkit dari duduknya hendak berjalan kearah kamar mandi.

"Kencing." Jawab laki-laki itu. Buru-buru Aryan menahan Venus untuk tidak masuk ke dalam kamar mandi.

"Apaan sih anjir pegang-pegang gue? Aku jijik sama mas,"

"Cih, menjijikan lo."

"Lo kalau mau buang air, pakai toilet yang ada di lantai dua aja. Di sini gak ada air" ucap aryan berbohong.

"Ah yang bener? Kok gue curiga ada sesuatu di dalam sana?" Tebak Venus, Aryan berkeringat dingin.

"Lo kenapa jadi keringet dingin gitu anjir?" Tanya Venus. Laki-laki itu semakin di buat curiga, tak biasanya sahabatnya seperti itu.

"Pokoknya lo gak boleh kesana." Tegas Aryan mengusap keringat di dahinya.

"Gak peduli." Setelah mengatakan itu Venus langsung berlari menuju kamar mandi lalu membuka pintu itu. Matanya melebar saat melihat siapa yang ada di dalam. Bahkan bola matanya hampir keluar saat melihat seorang wanita berdiri dengan wajah panik dan yang paling mengejutkan adalah, wanita itu tengah hamil. Venus menganga melihatnya.

"Aryan, lo...?" Tanya Venus tak percaya.

"Gak gitu anjir, gue bisa jelasin"

"Lo hamilin anak orang? Sialan lo! Gue bilangin bonyok lo ya? Biar mampus lo!"

"Woi monyet! Dengerin gue dulu"

"Halah! Tak ku sangka, Aryan ternyata berani-beraninya menghamili anak orang" ucap Venus mendramatis.

"Eh, Anus! Dengerin gue dulu njing. Itu namanya Kinara, dia cewe yang gue kenal beberapa hari lalu."

"Dan yang di kandungnya itu bukan anak gu—"

"Iya, anak yang gue kandung bukan anak Aryan kok. Dia laki-laki baik, anak ini adalah anak mantan pacar gue.

"Gue korban pemerkosaan." Kinara menunduk.

Aryan berjalan mendekat kearah Kinara, tangannya melingkar di tubuh belakang Kinara.

"Kita omongin di depan aja." Ucap Aryan sambil mengajak Kinara ke depan.

Ketiganya sampai di ruang tengah. Mereka duduk di sofa, suasana hening sebelum akhirnya Aryan membuka suara.

"Karena kejadian itu, Kinara di benci orang-orang terdekatnya, termasuk keluarganya. Lo bayangin Ven, ni cewek di kurung di rumah selama berbulan-bulan lamanya, gak boleh keluar rumah karena orang tuanya bilang kalau Kinara adalah aib untuk mereka" Aryan menjelaskan. Terlihat, tatapan Venus menjadi iba.

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now