01. Flashback

256K 13.3K 209
                                    

Kinara duduk di depan balkon kamarnya sambil mengelus perut yang semakin lama semakin membuncit.

Di elusnya perut yang sudah terlihat mulai membesar itu. Kinara bisa merasakan tendangan-tendangan kecil dari dalam sana. Bayinya sangat aktif.

Setetes bulir bening dengan tidak sopannya menetes membasahi pipi cantik wanita berusia 18 tahun itu. Kinara langsung mengusapnya kasar.

"Mamah cengeng banget ya, Nak? Haha" tanyanya pada bayi yang ada di dalam perutnya sambil terkekeh pelan.

Terkadang Kinara merasa sedih meratapi nasibnya kini. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa sebentar lagi ia akan menjadi Ibu di usia semuda itu. Masa lalu yang begitu kelam membuat Kinara sakit bila mengingatnya.

Mau seberusaha apapun ia melupakan kejadian itu, Nyatanya itu tak akan pernah hilang dari ingatannya.

Kecuali kalau dia amnesia.

Klek.

Pintu balkon terbuka, Kinara menoleh ke belakang. Di sana berdiri seorang laki-laki tampan menggunakan celana levis pendek dan hoodie putih. Dia menatap Kinara dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kenap—"

"Turun ke bawah, Sarapan." ucap laki-laki itu dingin lalu melenggang pergi. Kinara menatap kepergian laki-laki itu dengan tatapan nanar. Hatinya sakit, Ini rumahnya tapi wanita itu merasa asing di tempat ini, anggota keluarganya juga semua bersikap dingin padanya, tak terkecuali Andini, Mamahnya Kinara.

"Gue tau gue udah buat kalian malu, Maaf, Maaf karena gue kalian malu."

"Tapi ini bukan kemauan gue, Di sini gue korban."

Flashback on.

Sore itu Kinara dan kekasihnya, Bima terjebak hujan. Saat itu keduanya habis dari kediaman Mecca, sahabat Kinara. Kinara ada kerja kelompok di rumah Mecca, Dan dengan setianya Bima menemani Kinara hingga selesai. Bima dan kinara berpacaran sudah sekitar 5 bulan, Mereka bersekolah di sekolah yang sama, Hanya saja beda kelas.

"Baju kamu basah banget Ra, Pake jaket aku." melihat seragam putih itu basah, Bima melepaskan jaketnya lalu memasangkannya di tubuh mungil yang kedinginan itu. Mereka berteduh di depan ruko yang tutup sembari menunggu hujan reda.

"Ma-makasih Bim," ucap Kinara. Bibirnya bergetar hebat, Bima tau Kinara begitu kedinginan. Sedetik kemudian ia meraih tubuh itu ke dalam dekapannya.

"Ra, Di dekat sini ada hotel kecil, Bebas Ra. Kalau kamu mau kita bisa ke sana buat istirahat selama beberapa jam." bisik Bima tepat di telinga Kinara.

Gadis itu melepaskan pelukannya dari tubuh Bima, Kinara mengangguk setuju. Ia ingat bahwa dirinya membawa baju di dalam tas, Jika sudah sampai sana Kinara berniat mengganti pakaiannya. Tidak ada pikiran buruk saat itu, Kerena Bima adalah laki-laki baik dan sopan menurut Kinara.

Papah Untuk SNORA [End]Where stories live. Discover now