(70). Berdikari [4]: Tanggung jawab

433 34 17
                                    

BOOMM!!

Peperangan pecah di atas tanah planet Gilox. Suara ngemuruh ricuh teriakan para ksatria terdengar bergema, letusan senjata dan pekikan pedang yang saling beradu mengiringi peperangan. Peperangan yang disertai oleh para anggota Tapops, dan Tempur A untuk mendukung Bangsa Eldarof melindungi kekuasaan dan tanah mereka dari bangsa Kubulus yang rakus.

PIUUU—! BOOMM!!

"TIDAKK..!" seorang pemuda berarmor merah langsung berlari menuju arah ledakan. Ia tiba di puing-puing bangunan tempat yang tadinya markas persembunyian anggota Tapops.

Pemuda itu mencari istrinya di bawah puing-puing sambil berteriak menyebut namanya.

"MARAAA...! MARA.AA...!"

"A-ma-to..."

"Amato, aku mendengar suara Mara dari arah sana."

Amato pun mengikuti arahan dari power spheranya. Ia pun menemukan pujaan hatinya yang telah terhimpit reruntuhan.

"Mara! Kau baik-baik saja?" Tanya Amato. Keadaan Pian tidak terlalu baik, karena luka-luka yang diderita cukup parah mungkin bisa dibilang dia sedang sekarat.

"Ama-to..."

"Iya, Mara..."

"Ma-af,.. aku tak bisa bantu...ba-nyak..."

Amato meneteskan air mata, "Seharusnya kau tak ikut aku dalam peperangan ini, aku bisa sendiri, aku bisa berdikari!.. Jika kau tak kesini, mungkin kau tidak seperti ini." Ucap Amato sedih.

"jangan bicara seperti... itu. Aku senang bisa membantumu, walau harus seperti ini... Uhuhkk..! Karena aku.. Istri seorang superhero. "

"Tu-tunggu sebentar, aku akan panggilkan tim medis. Luka-lukamu harus segera diobati."

"Tidak, jangan Amato! Ah.. itu takkan sempat.." Cegah Mara.

"Tapi..."

"Amato... Aku ingin kau tetap berada disampingku... Kumo..hon.. kali ini saja..."

"Baiklah, Mara..." Amato mengalah, Ia pun menuruti permintaan mara.

"Amato, kau tahu... Boboiboy tahun ini berusia lima tahun... Rasanya aku ingin pulang dan memeluk putra kita."

"setelah ini, mari kita pulang kebumi. Nanti kita pilih hadiah untuk putra kita satu-satunya."

"Aku harap bisa seperti itu,.." Mara sedikit tertawa dan memamerkan senyumannya. "Amato,... Aku harap kau bisa memikirkan dirimu sendiri dan anak kita... la-lain kali juga, sisakan waktu untuk bermain dengan Boboiboy... Boboiboy hanya membutuhkan itu,.. bukan yang lain.."

"Baik, Mara... Baik.. Lain waktu aku akan pulang lebih sering dan mengajak bermain Boboiboy..."

"Jangan mendidiknya terlalu keras yah, Amato... m-mau bagaimanapun dia satu-satunya anak kita,... tolong sayangi putra kita dengan sepenuh hati..."

"Aku akan melakukannya sesuai permintaanmu.." Amato dengan mata yang berkaca-kaca mencium tangan mara yang mulai mendingin.

"Mechabot..."

"Iya, Mara.. Aku disini?"

"Maaf, jika merepotkanmu... tapi.. bisakah kau menjaga Amato dan Boboiboy... untukku.."

"Dengan senang hati..." Ucap Mechabot.

"Te-terima kasih... " Mara tersenyum kepada Mechabot, lalu ia mulai melihat kembali suaminya, "Ama-to... Aku... Sayang padamu..." Mara mengusap air mata yang terus menetes di pipi Amato.

"Aku sangat menyayangimu... " Tiba-tiba tangan Mara terjatuh dan menutup matanya untuk selama-lamanya.

"Mara...! Tidak Maraa..!! Kumohon... jangan tinggalkan aku...! Tolong... Seseorang tolong Istriku!' Amato mulai berterika panik

kawan TapopsWhere stories live. Discover now