(40).Foster Familly [1]: Kampung Halaman

522 41 16
                                    

Tring!!!! Tring!!!!

Suara ponsel keluaran baru yang berteriak-teriak di tengah malam, membangunkan sang Pemilik dari tidurnya. William, si Pemilik handphone itu mencoba meraba-raba mencari keberadaan benda itu. Dapat, di ujung kasur nyaris hampir terjatuh. Ia pun langsung mengangkatnya.

"SIAPA SIH!? NGANGGU ORANG LAGI TIDUR AJA!? TAU GAK?! KALO DIBUMI INI J-"

"William..."

William berhenti mengoceh, ia segera melihat nama si penelpon. Leo. Kenapa dengan anak itu?

"Leo? Kenapa kau menelponku?"

"tolong bantu aku memberitahukan ini kepada Komn.Kokoci dan Laks.Tarung.." suara bicaraya dikecilkan dan nadanya terdengar murung.

"memberitahukan apa?"

"kode merah. Planet kelahiranku dan keluargaku..."

~Kawan Tapops (Boboiboy dan Kawan-kawan)~

Dua hari yang lalu...

"a-pa yang.... telah terjadi?" Leo membelalakkan matanya. Ia tak menyangka hal ini bisa terjadi pada planet asalnya, bahwa planet asalnya yaitu Planet Youzo telah hancur.

ia terdiam. Mematung di kabin kapal angkasanya. Melihat dari jendela kobaran api yang menyala-nyala di atas bumbung rumah, menerangi pandangannya di malam yang gelap.

Ini mimpikan? Apakah ini hanya khayalanku saja?, itu kata-kata yang selalu ada dimindanya.

Tapi, ini memang kenyataannya. Jelas-jelas rumah warga yang hancur, dan teriakan histeri para warga sudah menjadi bukti bahwa daerah dan planetnya telah hancur. Bahkan airport tempat pemberentian kapal angkasanya telah menjadi serpihan bangunan akibat tertembak leser pemusnah. Maka dari itu, ia beralih mencari tempat pemberentian yang aman.

Hutan. Tepat yang cocok untuk pemberentian. walau sebagian hutanya telah terbakar dan hancur Tapi, tempa yang ia pilih sepertinya aman untuk menyembunyikan kapal angkasanya. Leo menaiki bukit, ia melihat kembali dengan jelas betapa hancurnya Daerah Blotn, daerah tempat tinggalnya. Rumah-rumah kayu yang dulu berjejer rapi dengan tumbuhan yang menghiasi perkarangan rumah, sekarang telah menjadi neraka. Hampir semua rumah rata dengan kobaran api.

Leo tertengun, terjatuh ke hamparan tanah yang kasar. Tak kuasa mendengar teriakan-teriakan histeris dari para warga yang termakan jago merah, tangisan anak-anak yang kehilangan orang tuanya dan suara-suara dentuman yang entah dari mana asalnya.

Bagaimana dengan keluargaku?

Leo kembali bangkit. Ia teringat dengan keluarganya. Ibu, ayah, dan adiknya. Ia sangat yakin bahwa mereka masih hidup. Ia keluar dari hutan, mengikuti jalan setapak, walaupun jalan dan tempatnya telah hancur, ia masih dapat mengingat jalan menuju ke arah rumahnya. Di jalan setapak itu, banyak sekali tubuh alien yang bergeletakan dengan keadaan hangus terpanggang. Darah dimana-mana, bahkan ia sering menjumpai kepala-kepala yang tergeletak saat ia berlari.

BRUKKK!

Tepat sekali. rumah yang ia lewati hancur dan ambruk akibat api yang rakus. Pecahan ambukannya membuat Leo terpental sedikit jauh, ia berusaha bangkit walau lengannya terkena serpihan reruntuhan. Ia harus menolong keluarganya. Leo kembali berlari.

Leo sampai di rumah yang sekarang sudah dikuasai oleh si jago merah. Tidak mungkin sekali ia harus menerobos rumahnya karena apinya sangat besar. Tidak ada celah baginya. Walaupun begitu, ia berinisiatif mencarinya di area sekitar rumahnya. Mungkin saja mereka sudah keluar dan mencari tempat yang aman atau mereka terjebak dan terbakar didalam rumah?

kawan TapopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang