(62). Brother Lie [3]: Flashback {2}

497 50 16
                                    

Happy readingg~
.
.
.

Singkat cerita, Evi dan Kaizo pun sudah sampai di tempat yang di tuju Evi.

"kenapa kita ke markas DUTA? Akukan bukan anggota DUTA." Tanya Kaizo sambil berjalan disebuah koridor mengikuti langkah Evi yang ada didepannya.

"seorang anggota Tapops biasa sepertimu juga diperbolehkan ke tempat ini, asal jangan orang luar yang bukan siapa-siapa." ujar Evi.

"Evi, sebenarnya siapa orang yang bisa membantu kita? apakah Dia anggota DUTA?!" Tanya Kaizo penuh penasaran.

Evi menghela nafas berat, "Hahh... nanti juga kau akan tahu."

langkah demi langkah, Merekapun sampai di ruangan yang Evi tuju. Kaizo tahu pasti ruangan itu, itu adalah ruangan kerja Ketua Pemimpin DUTA.

"Selamat malam, Laks. Amato!" Evi memberi hormat terlebih dahulu disusul oleh Kaizo.

"oh, selamat malam Evi, Kaizo. ada hal apa yang membuat korang datang kemari?" ujar Amato yang terduduk di kursi kerjanya dengan mengenakan kaos putih lengan pendak, dan sarung batik kotak-kotak sebagai bawahan sambil mengenggam secangkir kopi hitam hangat.

"Ha! Kenapa kalian berdua datang malam-malam seperti ini! mengganggu saja!" Ujar Machabot marah-marah tak jelas.

"aku, tidak punya urusan denganmu!" Kaizo menatap dingin kepada Machabot.

"ke-kenapa kau menatapku seperti ini!" ujar Machabot sedikit mengidik.

"Kenapa? kau takut!" ucapan yang seperti dibisikkan tapi terasa dingin dan tajam benar-benar membuat Machabot ketakutan dan pergi bersembunyi dibelakang Amato.

"Uhhh~ Takutnya anak didik Laks.Maksmana ni! macam eksekutor." ujar Machabot.

"Dasar power sphera penakut!" ejek Amato.

"maaf bila kedatangan kami mengganggu Tuan Amato dan machabot, tetapi kami perlu bantuan Tuan?" Ucap Evi.

"bantuan apa, Left.Evi?"

"Laksamana sudah tahukan pasal rapat tadi siang?" ujar Kaizo.

"ya, aku sudah tahu dari Laks.Maksmana, tentang rancangan gila pemimpin kita. apa ini berhubungan dengan rapat tadi?"

"ya, Laksamana. sebenarnya saya memiliki adik yang masih kecil, dan Marsyal Cobra menginginkan anak-anak berumuran adik saya dan William. saya tidak mau jikalau adik saya dijadikan bahan eksperimen oleh Marsyal Cobra!" jelas Kaizo dngan raut wajah sedih dan kesal.

"kami sudah kehilangan arah, kami tidak tahu harus melakukan apa untuk William dan Fang? apakah Laksmana punya jalan lain untuk menyelamatkan adik kami?" ujar Evi dengan tatapan memelas.

"Oh~ jadi intinya kalian ingin menyebunyikan adik kalian dari Marsyal Cobra?" Simpul Machabot.

Kaizo dan Evi mangangguk.

"aku baru tahu kalau Capt.Kaizo punya adik. tak pernah pun aku melihat anak kecil yang sebijik dengan kau di Tapops"

"ah~ itu sebab saya suka bawa adik saya menjalankan misi dan mengembara galaxy." ujar Kaizo.

"oh~ berapa usianya?"

"em... sekitar delapan tahunan."

"wah... kebetulan sekali seumuran dengan anakmu, Si Bobo!" ujar Machabot.

"Boboiboy lah, bukan Bobo! Siapa pula Bobo tu?" kecam Amato

"Sorrylah tersilap."

"sepertinya aku punya rancangan untuk membantu adik Kaizo, tapi tidak dengan William."

kawan TapopsWhere stories live. Discover now