39: Kesepakatan Celine

11.3K 1.1K 22
                                    

Keadaan langsung berubah serius setelah Dafa mengucapkan tujuannya itu, bahkan Zee yang sudah mangap bersiap menggigit ayam gorengnya harus terhenti.

Cakra mengangkat sebelah alisnya, "menikah?" tanyanya dengan suara rendah.

Jantung Dafa rasanya seperti benar-benar mau meledak saking kencangnya berdetak, "i-iya."

"Tidak boleh."

"Pah!" teriak Celine menggebrak meja, Dafa pun tak kalah kaget sedangkan Indah diam-diam melirik serius.

"K-kenapa?" tanya Dafa tremor bukan main.

Cakra mengambil cangkir tehnya santai, seolah tak peduli dengan tatapan tajam yang semua orang lemparkan padanya. "Kamu lamaran gak bawa orang tua kamu, minimal bawa sanak saudara kek biar kelihatan serius." Dengus Cakra menyeruput tehnya, membuat semua orang yang tadi melotot tegang lemas bersamaan.

Celine langsung menghela napas lega dan Dafapun tak kalah plong, lelaki itu bahkan sampai berkaca-kaca terharu.

"Saya akan bawa orang tua saya kesini!" tegasnya dengan suara lantang.

"Hm," balas Cakra tanpa menatap kearahnya namun benar-benar membuat Dafa senang.

Celine diam-diam mengulum bibirnya dengan wajah merekah merona, "makasih ya Pah." Cicitnya dengan suara kalem berbanding 180° ketimbang tadi.

Cakra melirik sinis, "manis kalo ada maunya doang, tch!" sindirnya membuat Celine mendelik tapi tak lama kembali cengar-cengir saat bertatapan dengan Dafa.

"Yeeey Mamah dan Papah mau nikah!" seru Zee membuat Dafa tertawa renyah.

"Nanti Zee hadir ya di pernikahan Papah."

"Pasti dong, biar Zee bisa pamer ke temen-temen soalnya diantara temen-temen yang pernah hadirin pernikahan orang tuanya cuma Zee doang!" lalu bocah itu bertepuk tangan heboh dengan berbinar-binar.

Membuat semua orang disana tidak dapat menahan untuk tidak tertawa geli.

***

Ceklek.

"Eh Mas!" Celine melotot kaget saat sebuah tangan tiba-tiba melilit perutnya, hari ini mereka akan menginap di rumah orang tua Celine, sebenarnya sih alasannya cuma satu karena mereka pengen lebih lama bermain dengan Zee.

Dafa tersenyum, kebahagian lelaki itu luar biasa besar terlihat dari binar wajahnya.

"Mas balik sana ke kamar, nanti kalau orang tua aku tau Mas nyelinap kesini bisa-bisa Mas di geprek."

Dafa terkekeh geli, justru makin menjadi-jadi. "Mereka lagi main sama Zee, aman."

"Dasar, Mas pasti lagi-lagi memperalat Zee." Tuduh Celine.

Dafa justru menyengir, "bukan memperalat, tapi memanfaatkan."

"Dih sama aja!"

"Haha."

Dafa menyandarkan kepalanya di pundak Celine dengan mata terpejam, rasanya ia benar-benar menjadi manusia paling bahagia sedunia.

"Cel."

"Hm."

"Aku cinta sama kamu."

Celine mengerjap, memutar tubuh menghadap Dafa sepenuhnya. "Aku juga cinta banget sama Mas Dafa," balasnya sembari melingkarkan tangan ke leher Dafa. Keduanya jadi saling bertatapan dalam.

Dafa memeluk pinggang Celine kemudian mengecup lengannya, pipinya, dan berakhir di bibir. Benda manis kenyal yang selalu ingin ia cumbu setiap saat, bibir Celine sangat candu.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang