32: Interogasi

13.4K 1.4K 42
                                    

"Tunggu!"

Celine menghentikan langkahnya yang terburu-buru dengan sangat kaget, salah seorang pengawal di rumahnya terlihat mendekat membuat Celine mati-matian menahan detak jantungnya yang menggila.

"Mau kemana kamu?"

Celine menegak, berusaha bersikap senatural mungkin. "Saya mau pergi keluar membeli uhuk-uhuk bahan dapur." Celine lalu terbatuk-batuk dengan gaya ala orang penyakitan.

"Buka maskermu!"

"Ah itu .. uhuk-uhuk saya sedang flu dan uhuk-uhuk menurut peraturan saya harus menjaga uhuk ... sterilisasi di rumah ini." Celine beneran keringat dingin sekarang, masalahnya jika rencananya kali ini gagal maka ia tidak akan punya kesempatan kedua lagi.

Pengawal itu yang sejak awal terlihat sangat curiga mulai mengendorkan ekspresi wajahnya, lalu menghela napas pelan. "Lain kali kalau sakit jangan bekerja, kamu mau menularkan penyakit?!"

Celine komat-kamit menggerutu di balik masker wajahnya, "iya uhuk-uhuk.."

"Yasudah cepat lakukan pekerjaanmu."

Celine mengerjap senang, tanpa berlama-lama lagi langsung bergegas keluar, ini adalah kesempatan emas!

Celine berusaha tidak menarik perhatian saat mulai melangkah menuju keluar rumah, bahkan Celine sampai menahan napas ketika melewati beberapa pengawal yang berjaga di depan pintu utama, ia baru sadar kalau penjaga rumahnya ternyata sangat banyak, sebenarnya Papahnya itu punya musuh berapa banyak sampai harus memperkejakan pengawal sebanyak ini?

Pupil mata Celine membesar antusias melihat lelaki yang sangat ia rindukan beberapa waktu ini, Dafa yang memang masih menunggu di depan gerbang terlihat sangat letih dan kuyu, jelas saja orang lelaki itu berdiri disana berjam-jam.

Celine melirik satpam di pos penjagaan, bingo! Sepertinya satpamnya sedang berkeliling jadi tidak ada disana, sepertinya keberuntungannya sangat baik kali ini.

Dreeek!

Dafa mendongak cepat, namun saat melihat yang keluar hanya pelayan rumah ini lelaki itu langsung menunduk kembali, terlihat sangat kecewa.

Grep.

Dafa menegang, melotot tak santai. "Kamu—" geramnya emosi dengan tingkah kurang ajar pelayan ini, namun belum selesai ia menyalak suara yang sangat ia kenali mengalun merdu di telinganya.

"Aku kangen Mas..." bisik Celine memeluk erat tubuh Dafa.

Dafa menelan ludah, tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. "C-cel ... Celine?"

Celine mengurai pelukannya, melepas masker wajahnya memperlihatkan wajah cantik manis yang sangat Dafa rindukan. "Maaf Mas aku—"

Grep!

Kali ini giliran Celine yang menegang menerima pelukan tiba-tiba Dafa, bahkan pelukan lelaki itu sangat kuat, saking kuatnya sampai ia merasa sesak, tapi karena kepalang rindu rasa sesak atau apalah itu bukan apa-apa baginya. Hanya kebahagiaan yang menyelimutinya.

"Kangen," Dafa berbisik serak, menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Celine, "aku kangen banget sama kamu, jangan tinggalin aku." Lirih Dafa makin sendu membuat Celine tidak dapat mengontrol detak jantungnya yang menggila.

"Aku gak akan pernah ninggalin Mas, gak akan pernah." Janji Celine dengan perasaan bahagia yang sangat meluap, saking meluapnya ia sampai tidak mampu berkata-kata lagi.

Namun ternyata kebahagiaan mereka hanya sebentar.

"Mau sampai kapan kalian seperti itu?" suara berat dalam yang menginterupsi mereka membuat dua orang yang sedang memadu kasih itu terperanjat kaget.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang