17: Manis

22.3K 1.8K 39
                                    

"Gimana? Kamu udah ketemu Riski? Kamu gak ngomong yang aneh-aneh kan?!" Todong Celine begitu Dafa sampai rumah.

Dafa mengangguk sekenanya, "hm." Angguk nya ambigu.

Celine jadi mendelik kecil, "jangan cuma ham hem doang, gimana tadiii??!" Gadis itu terlihat sangat jengkel.

Dafa yang baru duduk langsung menyelonjorkan kakinya dan mengulet badan. "Udah," Celine tersenyum senang, "udah aku kasih tau soal hubungan kita."

"Pak Dafaaaa!!!" Jerit Celine melotot lebar, Dafa dengan tanpa dosa justru mendongak menatap wajah Celine lempeng.

"Kenapa?" Tanpa beban hidup lelaki itu bertanya santai.

Celine menarik napas dalam-dalam takut akan menendang wajah tengil duda tampan ini, "kan tadi aku udah pesen jangan ngomong aneh-aneh sama Mas Riski."

"Mas?" Nada suara Dafa langsung terdengar sangat tidak enak. "Kamu panggil aku Bapak tapi kamu malah panggil Riski Mas?" Tanya Dafa benar-benar menyudutkan Celine.

"Y-ya ... kan beda konsepnya." Cicit Celine seperti anak yang lagi di sidang Bapaknya.

Dafa memutar badan menghadap Celine sepenuhnya, bersedekap dengan wajah tanpa ekspresi. "Beda gimana? Ayo jelasin!" Titahnya dengan diktator seperti biasa.

Celine meneguk ludah, nah kok malah dirinya yang kena marah?

"Kan kamu Bos aku, sedangkan Riski bukan--"

"Aku cuma Bos kamu?" Sergah Dafa makin bikin Celine mati kutu.

"Y-ya .. bukan begitu, kan kita pacarannya juga baru-baru aja, kemarin-kemarin status kita masih Bos dan bawahan jadi aku juga harus panggil kamu dengan sopan, tapi kalau sama Riski dia kan bukan Bos aku jadi aku gak perlu manggil dia Mas." Celine jadi jelasin ngalor-ngidul saking ketar-ketirnya.

Hening.

Dafa cuma diam saja membuat Celine dengan ragu-ragu menatap mata lelaki itu. "Bapak mau aku panggil Mas?" Tanya Celine mencicit malu.

Dafa terkesiap, menipiskan bibir. "Coba panggil." Titahnya masih sok pasang wajah datar.

Celine menggaruk tengkuknya kikuk, dengan gaya malu-malu membuang muka. "Mas Dafa .. " lirihnya memelan.

Ujung bibir Dafa langsung berkedut menyenangkan, "kamu ngomong apa?" Tanya Dafa sengaja.

Celine menarik napas dalam-dalam. "Mas Dafa!"

Dafa mengulum bibir, menutup mulut dengan punggung tangan. "Lucu banget." Kekehnya menggumam.

Celine langsung menoleh dengan kernyitan, "apa?" Tanyanya karena cuma mendengar sayup-sayup.

Dafa menggeleng, justru menarik tangannya membuat jantung Celine berdebar keras saat tubuhnya jatuh di pangkuan lelaki itu. Kedua tangan Dafa melingkar apik di pinggang Celine.

"Modus!" Cibir Celine ditertawai Dafa.

"Ya memang modus." Jawab Dafa tenang, membelai pinggang ramping Celine pelan. "Aku boleh tanya?"

Celine mengangguk kaku karena tangan Dafa yang merayap kesana-kemari bikin panas dingin.

Dafa menatap dalam manik mata Celine, "apa yang kamu suka dari aku?"

Celine tersentak, mengerjap pelan, jujur agak kaget mendengar pertanyaan dadakan ini, apakah Dafa sedang mengujinya?

"Gak ada."

Dafa langsung melotot lebar, Celine yang berada di pangkuannya itu dengan berani justru melingkarkan tangan ke leher Dafa. "Kamu diktator, judes, jahat, galak, pemarah, apa yang bisa aku sukai dari kamu?"

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang