14: Bagaimana Akhirnya?

22K 2K 39
                                    

Beberapa saat sebelumnya.

"Mau ngapain?!" Sinis Dafa karena Ani tiba-tiba berpindah posisi disebelahnya, ia dengan sangat terpaksa harus membawa perempuan ini ke rumah karena perempuan ini memaksa ingin membahas tentang kerjasama mereka. Sejujurnya ia sedikit lega karena Celine tidak terlihat, pasti gadis itu sudah tidur.

"Cepat kita selesaikan!" Tegas Dafa sungguh muak terus berada di ruangan yang sama berdua dengan perempuan modelan Ani.

Ani justru terkekeh pelan. "Oh ayolah Daf, kita sudah sama-sama dewasa, kenapa kamu sangat kaku. Bukankah kamu duda, seharusnya kamu lebih berpengalaman, kan." Ani menggigit bibir merah merona nya sensual, kuku berwarna-warni itu membelai dada bidang Dafa mencoba menggoda.

Namun yang ada Dafa justru jijik. "Singkirkan tangan kotormu!"

"Aish .. gak asik kamu."

Dafa mendengus, kesabarannya sudah habis. Dengan emosi lelaki itu beranjak dari sofa yang didudukinya namun ulah Ani selanjutnya benar-benar sangat gila! Ani menarik kemejanya membuat Dafa yang tidak siap jadi terhuyung jatuh terlentang diatas sofa. Dan bola mata Dafa hampir menggelinding jatuh saat bibirnya dipaksa berciuman dengan bibir penuh filler Ani.

BRAK!

Seolah belum habis rasa keterkejutannya kemunculan Celine yang secara tiba-tiba di hadapannya membuat jantung Dafa hampir berhenti berdetak. Lelaki itu yang tersadar seutuhnya langsung mendorong kasar tubuh wanita di atas nya sampai terjatuh keras, ia tidak peduli.

"CELINE!!' Teriak Dafa mengejar gadis itu yang berlari keluar rumah. Dafa ketakutan, benar-benar ketakutan saat melihat raut penuh benci di wajah Celine.

Bagaimana kalau gadis itu salah paham.

Bagaimana kalau Celine meninggalkan nya.

Ia tidak rela, ia harus segera menemukan gadis itu. Tapi sungguh sialan, entah darimana datangnya taksi yang tiba-tiba melintas di depan depan rumahnya membuat ia kehilangan jejak Celine karena perempuan itu naik taksi. Dafa berjalan besar-besar memasuki rumahnya, bisa melihat Ani yang duduk nyaman dengan senyuman menjijikkannya.

"Aduh .. seperti sinetron saja." Celetuk Ani terlihat sangat puas melihat wajah merah padam Dafa.

PLAK!

Ani melotot, menatap sengit Dafa. "KURANG AJAR! BERANI KAMU TAMPAR SAYA?!"

"KENAPA TAKUT?!" Dafa mencekram kuat rahang lancip hasil operasi milik Ani, rasanya seperti ingin meremukkannya. "Dasar murahan! Tidak punya harga diri!!" Maki Dafa tidak main-main sarkasnya.

Ani terlihat makin emosi. "Kamu lupa saya adalah investor besar di perusahaan kamu?!" Ancam nya membuat Dafa terdiam sesaat, Ani langsung tersenyum kemenangan. "Seperti---"

"Saya gak butuh rekan bisnis seperti Anda!" Tukas Dafa, Ani tersentak. "Anda kira tanpa uang Anda saya bangkrut? Saya tidak semiskin itu!!" Savage, ucapan Dafa menusuk jantungnya. Dafa menyeringai devil. "Bahkan kalau kerjasama ini gagal sepertinya yang lebih rugi adalah Anda, dimana lagi Anda bisa dapat perusahaan besar seperti milik saya!" Desis Dafa membuat Ani terdiam. Dafa selanjutnya menjambak rambut perempuan itu keluar rumah yang tentu saja membuat Ani menjerit ngilu.

Bruk!

"AHH!" Teriak Ani setelah Dafa menjatuhkan tubuhnya ke lantai dengan kasar. Dafa menunduk menatap penampilan Ani yang kacau dengan make up berantakan tak karuan.

"Sampah memang pantasnya berada di tanah!"

Dan selanjutnya Dafa berlari menuju mobilnya, jujur ia tidak tau tujuannya akan kemana tapi yang jelas .. "Aku harus nemuin Celine." Gumamnya menelan ludah susah payah.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang