34: Reuni

12.3K 1.3K 54
                                    

"Wah Mamah cantik banget!"

Suara cempreng khas anak kecil itu membuat Dafa spontan menolehkan kepalanya, dan ekspresi terpukaunya benar-benar tidak dapat disembunyikan. Celine yang memakai setelan dres hitam polos selutut dengan rambut digerai rapi benar-benar terlihat sangat elegan, apalagi gadis yang biasanya jarang make up itu kali ini merias wajahnya maksimal.

"Hii Papah sampe melongo..." cibir Zee membuat Dafa tersentak, Celine di posisinya langsung terkikik kecil.

"Cantik gak, Mas?" tanya Celine malu-malu sambil menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

Dafa tersenyum seperti orang benar-benar mabuk cinta, "cantik banget," bisiknya serak membuat bulu kuduk Celine langsung meremang, ah lelaki duda ini memang benar-benar pro.

"Y-yaudah ayo berangkat, ntar keburu telat." Celine dengan gelagapan belagak maju agar tidak kelihatan salah tingkah, membuat Dafa jelas terkekeh geli.

"Emangnya kita mau kemana sih Mah, Pah?" Zee yang tidak diberi tahu terlihat kebingungan, Dafa sengaja membawa Zee karena ingin sekalian mengajak jalan-jalan, hitung-hitung biar seperti family time karena itu yang selama ini Zee inginkan. Sadar keinginan Putranya memiliki keluarga lengkap membuat Dafa jadi menatap lekat punggung Celine yang sudah melenggang keluar rumah bersama Zee.

Dan sebuah senyuman penuh arti terbit di bibir duda tampan itu.

***

Mereka bertiga berjalan beriringan memasuki cafe tempat acara, cafe ini sudah disewa penuh untuk acara reuni. Begitu langkah kaki mereka masuk ke dalam, tampak banyak pasang mata langsung tertuju pada mereka, Celine mengatur napasnya mencoba terlihat tenang, entah kenapa ia jadi sangat gugup sekarang.

"Woy Daf!"

Dafa spontan menoleh, senyum sabitnya muncul ketika melihat salah satu teman kuliahnya itu berjalan mendekatinya dengan cengiran lebar. "Wih apa kabar lo, denger-denger udah jadi direktur ya, keren banget!" langsung beberapa orang datang mengerubungi mereka dengan cepat.

Dafa hanya membalas seadanya, "puji Tuhan." Balasnya tanpa nada sombong sedikitpun.

Teman-teman Dafa langsung terlihat heboh bertanya banyak hal kepada Dafa, maklum diantara angkatan mereka yang paling susah diajak ketemu itu Dafa buktinya supaya Dafa mau datang ke acara ini saja perlu di teror dulu.

"Ngomong-ngomong siapa itu?" senggol salah satu temannya mengkode Celine lewat mata, Dafa diam-diam mengulum bibirnya sebelum menjawab.

"Pacar gue."

"Wagelaseeh!"

"Busyeet!"

"Dapet spek bidadari lo, Daf." 

Suara-suara heboh yang meneriaki mereka membuat Celine hanya mampu meringis kikuk, aduh beneran malu dan canggung banget.

"Apaan sih jangan norak, diem gak!" ancam Dafa galak melihat Celine yang kurang nyaman, sontak saja tawa beberapa orang langsung terdengar dibarengi cibiran-cibiran untuk Dafa.

"Btw kenalin dulu lah Daf," goda teman-temannya membuat Dafa langsung berekspresi datar, teman-temannya gak pernah berubah, tetap menyebalkan.

"Ah, perkenalkan saya Celine." Celine yang tau diri langsung melakukan perkenalan diri secara sopan. Dan tentu saja suasana kasak-kusuk makin terdengar keras bersahutan, tapi teman-teman Dafa tidak ada yang mengaitkan perihal status duda lelaki itu karena mereka juga tau batasan privasi, padahal sebenarnya mulut mereka sangat gatal untuk menginterogasi apalagi melihat Celine yang masih sangat muda.

"Mah, Zee kebelet pipis," sontak saja atensi semua orang seketika tertuju pada bocah kecil yang sejak tadi nyempil itu. Tak sedikit orang yang saling lempar kode karena mendengar panggilan 'Mamah' dari Zee.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang