03: Pertengkaran

34.9K 2.9K 51
                                    

Dafa menyesal sekali merekrut gadis pecicilan model Celine menjadi pekerja nya, bayangkan saja gadis itu sekarang malah ikutan tidur di kasur Putranya.

"Ngrok-ngrok ... "

"Ya Tuhan gadis ini!" Geram Dafa, udah ngorok, ngiler, posisinya kayak kuda lumping lagi.

Sebenarnya apa sih kelebihan yang dimiliki Celine?

"Bangun!" Dafa menarik tangan Celine, bukannya bangun Celine sekarang malah memeluk tubuh Zee layaknya guling. Dafa mendelik kaget. "Heh bangun! Anak saya bisa sesek!!" Pekik Dafa panik.

Masih tak bangun juga, Dafa langsung ikut naik ke atas ranjang dan berusaha mengobrak-abrik Celine. Tapi gerakannya seketika terhenti, saat Celine berbalik memeluk tubuhnya, Dafa menegang syok.

"C-celine .. ?" Dafa tergagap.

Celine ndusel, menyembunyikan wajahnya di dada bidang Dafa. "Kangen Papah." Ngigaunya lirih yang sayup-sayup masih terdengar Dafa.

Dafa mulai rileks, menunduk menyibak rambut Celine untuk mengamati wajahnya. Dafa menghela napas pelan. "Kamu pasti kangen ya sama keluarga kamu." Ujar Dafa pelan, tiba-tiba merasa iba pada gadis ini. Nasib Celine sangat buruk, harus kabur dari rumah karena dijodohkan dengan Aki-aki.

Dafa masih percaya pada cerita karangan Celine itu.

"Yaudah hari ini kamu saya maafkan, tapi awas lain kali." Tandas Dafa akhirnya membiarkan Celine yang sedang tidur. Tapi entah sejak kapan, Dafa pun ikut terlelap.

***

Bocah berpipi bulat putih mirip bakpao dengan rambut ikal blonde itu mengerjap-ngerjapkan matanya, lalu setelah dirasa tidak terlalu mengantuk Zee bangkit. Duduk sambil garuk-garuk bokong dengan muka bantal.

"Eh kok ada dua penampakan." Ceplosnya dengan tampang watados.

Zee merangkak, duduk di depan Celine dan Papah nya sambil mengerjap-ngerjap polos. Lalu diam, bocah itu malah diem aja sambil mengamati Celine dan Dafa yang masih tidur dalam posisi berpelukan nyaman. "Zee juga mau ikut." Rengek bocah itu lalu ikut ndusel-ndusel, Zee tersenyum lebar, cekikikan sendiri. "Zee sekarang punya Papah sama Mamah!!" Serunya senang. Lalu melompat-lompat antusias.

Yang tak ayal membuat Dafa tersentak dalam tidurnya, sedangkan Celine? Mungkin saat rumah roboh gadis itu baru bangun. Celine masih saja sibuk tidur.

"Zee?!" Kaget Dafa langsung duduk tegak. Zee menatap Dafa, tersenyum lebar. "Zee punya Papah sama Mamah sekarang!"

Dafa mendelik kaget. "Zee cuma punya Papah, oke?" Dafa tak tau kenapa anaknya ini tiba-tiba membahas hal sensitif begini.

Zee mencebik, lalu menabok-nabok pipi Celine dan berhasil membangunkan gadis itu. Celine dengan setengah nyawa nya duduk, rambut acak-acakan dan iler dimana-mana sungguh penampakan yang sangat menjijikkan bagi Dafa.

"Hngg .. apa Zee?" Tanya Celine menggaruk rambut masih sangat ngantuk.

"Kakak jadi Mamah Zee?"

Dafa tersedak, nyawa Celine langsung bangkit sepenuhnya. "Ha? Apa Zee?"

"Kakak jadi Mamah Zee, Zee mau punya Mamah kayak temen-temen." Pintanya dengan wajah muram.

"Zee--"

"Oke!"

Dafa melotot tajam kearah Celine, gadis itu tanpa dosa malah menggendong tubuh Zee. "Sekarang Kakak adalah Mamah Zee."

Zee terlihat luar biasa senang, bertepuk tangan bahagia. Dafa disana seolah cuma menjadi pajangan tak kasat mata.

"Jadi sekarang Zee boleh panggil Mamah?"

"Boleh dong!"

Dafa hampir mengumpat, apalagi saat melihat wajah tanpa beban Celine ketika mengatakannya. Gadis itu sangat lancang dan berani mengaku-ngaku. Sepertinya ia harus memberi pelajaran gadis itu supaya jera.

Sedangkan Celine yang sedang menggendong Zee tersenyum miring, tiba-tiba sebuah ide gila merayap ke otaknya.

Ia harus bisa menjadi Nyonya di keluarga ini agar hidupnya bebas!

***

Brak!

"Aish! Sakit Pak!" Jengkel Celine saat tubuhnya dihantam ke tembok.

Dafa menatap tajam Celine, terlihat sangat menyeramkan. "Siapa kamu bisa lancang berbicara seperti itu pada anak saya?!" Desis Dafa emosi.

Celine mencebik. "Yaelah Pak, saya ngomong begitu juga cuma biar Zee tenang aja." Alibi nya.

"Bodoh! Apa kamu tau akibat ucapan kamu tadi?!" Celine jadi agak menciut saat melihat urat-urat leher Dafa menonjol seram. "Zee akan sangat berharap, dan seharusnya sebelum bertindak kamu mikir. Kalau Zee sampai beneran memanggil baby sitter nya Mamah dan orang-orang pada tau, maka harga diri saya akan tercoreng!"

Celine mendelik, iya sih nih orang kaya, tapi ucapannya sungguh sangat keterlaluan bagi Celine. "Hey Pak, memangnya apa yang salah dengan pekerjaan saya? Toh saya bukan melakukan hal tercela!"

"Gak ada yang salah, tapi kamu yang tidak pantas untuk saya!"

Celine terdiam, jadi saling bertatapan dengan Dafa. "Maksud Bapak?" Celine mulai terpancing emosi.

"Kamu perempuan yang saya temukan di pinggir jalan, gak jelas asal-usulnya, mana mungkin saya jadikan Ibu sambung Zee?!"

Oh jadi itu masalahnya.

Celine tersenyum sinis menatap Dafa. "Yaudah lah Pak toh saya nggak beneran juga jadi Mamah Zee, dan kalau Bapak khawatir tentang pandangan orang lain Bapak gak usah cemas, saya pastikan Zee cuma akan menganggap saya Mamah saat di rumah. Setidaknya bocah itu bisa bahagia memiliki sosok Ibu." Celine menatap Dafa datar. "Tapi saya jadi tau satu hal sekarang." Celine tersenyum miring, Dafa yang ingin menyahut langsung dipotong Celine.

"Ternyata pikiran Bapak sangat rendah. Padahal orang kaya tapi gak punya attitude." Sindir Celine sarkas dengan tenang, kemudian berlalu pergi meninggalkan Dafa.

Dada Dafa naik turun, dengan wajah yang mengeras. Kenapa ucapan terakhir Celine tadi menusuk jantungnya?

***

TBC.

Ini memang part nya pendek-pendek ya guys, tapi up nya cepet.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang