35: Pembukaan Jati Diri

12.8K 1.2K 26
                                    

Hening.

Celine mendengus pelan menatap orang-orang di depannya, lalu mendekat ke arah Dafa dan menggandeng lembut tangan lelaki itu. "Mas ayo kita pulang." Ajaknya sengaja dengan nada dibuat paling manja, tentu saja membuat Sela yang sedang tercengang syok makin menggeram.

"HAHAHA!" Sela tiba-tiba tertawa kencang seperti orang gila, kemudian menggeleng tak habis pikir. "Sepertinya level kehaluan kamu sudah mengkhawatirkan ya, apa tadi katanya? Pewaris C'IC Corporation?" Sela tersenyum remeh, "bahkan anak kecil saja tau kalau kamu sedang berkhayal!"

Suasana yang awalnya hening langsung berubah gemerisik, tadi semua orang terdiam karena pernyataan Celine yang sangat mengejutkan tapi setelah mendengar perkataan Sela sepertinya mereka jadi berpikir kalau Celine hanya halu, lagian orang mana yang akan percaya begitu saja jika seorang pengasuh bayi tiba-tiba mengaku sebagai Putri tunggal keluarga konglomerat.

"Kalian—"

Celine langsung menahan Dafa saat melihat lelaki itu ingin meledak, Zee yang sejak tadi berada di tempat itu benar-benar hanya plonga-plongo tidak paham, menurutnya orang dewasa itu ribet.

"Lalu saya harus membuktikan apa biar kalian semua percaya?" tanya Celine tanpa emosi sedikitpun, menurutnya terlalu sayang buang-buang tenaga hanya untuk serangga seperti mereka.

Sela diam-diam tersenyum culas, "telepon orang yang katamu Ayahmu itu, Cakra Feraldin, Presdir sekaligus pemilik dari C'IC Corporation."

Wah!

Memang gak main-main mantan istri Dafa ini, Celine jadi heran bagaimana bisa dulu Dafa mencintai wanita licik begini.

Celine tidak banyak bicara, langsung mengeluarkan HP nya dan mendial nomor yang bahkan tidak pernah ia telepon sebelumnya, kalian tau sendiri kan hubungan Celine dan Cakra itu sangat buruk jadi mana mungkin Celine mau repot-repot sok akrab dengan Ayahnya, tapi karena sekarang situasinya sedang genting Celine cuma berharap kali ini Ayahnya akan mengangkat teleponnya, kalau nggak harga dirinya bisa hancur.

"Nomor yang Anda hubungi tidak—"

Celine spontan mengumpat dalam hati, mulai sedikit panik apalagi tatapan semua orang ditujukan kepada dirinya, ck! Ayahnya rese banget gak ngangkat teleponnya, dengan sok tenang Celine kembali mendial lagi nomor Ayahnya bahkan sampai 3 kali tapi hasilnya tetap tidak diangkat.

Sela tertawa terbahak-bahak, "tuh kan apa saya bilang, cewek ini memang cuma berkhayal saja. Dasar halu!" Koarnya semangat.

Dafa jadi ikut khawatir, dengan sigap ia langsung mendekati Celine dan memeluk lembut bahu Celine. "Papah kamu pasti sibuk, udah gak perlu ladeni mereka, kita pergi aja ya."

"Gabisa Mas! Ini tuh harga diri, kalau aku pergi gitu aja mereka pasti ngiranya aku bohong!" ketus Celine menepis Dafa, terlihat kalau emosi Celine sedang bercampur aduk.

"Cewek kayak gitu Daf yang mau kamu jadiin Ibu Zee? Dia masih terlalu kekanak-kanakan!" ujar Sela menatap Celine tajam.

"Jangan bicara sembarangan dasar kuntilanak!" semprot Celine sudah kehilangan akal, peduli setan dengan reaksi semua orang. Sela ingin membalas sesaat sebelum suara dering HP Celine menginterupsi, Celine menunduk menatap HP nya.

Gotcha!

"Papah kenapa gak angkat telepon aku dari tadi, sih?!" semprot Celine tanpa basa basi setelah sambungan terhubung.

"Dasar anak gak sopan, kamu kira Papahmu ini pengangguran yang bisa kamu hubungi setiap saat?"

"Sekarang ayo Video Call!" seru Celine tiba-tiba.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang