23: Skill Tersembunyi

15.4K 1.4K 14
                                    

Keesokan harinya semua berjalan normal seperti biasa, namun ada satu hal yang membedakan, yaitu sikap Dafa yang over posesif kepada Celine. Seperti contohnya pagi ini.

Grep.

Dafa memeluk kekasihnya itu dari belakang, menaruh dagunya di atas kepala Celine. "Masak apa?" bisiknya dengan suara khas bangun tidur.

Celine tak terlihat risih sedikitpun, "salad buah, Zee kan harus ngurangi berat badannya mulai sekarang."

Dafa mengangguk setuju, "sebenarnya aku gak masalah mau badan Zee kayak apa, tapi aku khawatir sama kesehatannya aja. Aku takut nanti Zee malah obesitas."

Celine sangat membenarkan, "Mas sendiri mau apa?"

"Apanya?" tanya Dafa balik.

"Mau dibuatin sarapan apa?" jelas Celine dengan sabar.

"Oh, terserah."

"Yaudah salad buah aja deh biar gak ribet." Cetus Celine memutuskan.

"Loh aku kan gak lagi diet, jangan dibuatin salad buah dong!" protesnya tak setuju.

Nah kan kumat rewelnya, untung sekarang Celine sudah terbiasa dengan tabiat menyebalkan lelaki ini.

"Ya trus Mas maunya apa? Tadi katanya terserah?"

Dafa melepas pelukannya, menatap lurus Celine. "Iya terserah, tapi jangan salad buah."

"Mas tuh ribet banget tau gak sih!" dengus Celine sebal, "yaudah nasi goreng mau?"

"Boleh deh, tapi kasih sosis sama telur ya, oh dan telurnya mata sapi gak pake garem." Request nya gak nanggung-nanggung.

Perasaan tadi Dafa bilangnya terserah deh!

"Hm." Balas Celine malas berdebat.

Dafa tersenyum manis, mengecup pipi sebelah kanan Celine sekejap. "Makasih, aku mandi dulu." Lalu melenggang pergi dengan wajah seperti tak punya dosa.

Meninggalkan Celine yang sedang menahan emosinya. "Untung sayang." Gumamnya mengelus dada.

***

"Mah, Zee mau es krim ya." Pinta bocah itu menatap Celine dengan mata berbinar-binar, sekarang mereka berdua dalam perjalanan pulang sekolah.

"Gak!" tegas Celine, Zee mencuatkan bibirnya.

"Yaudah kalau hamburger atau pizza gimana? Mamah kan juga suka makanan itu, tenang nanti Zee yang traktir." Wah ini anak kecil-kecil tapi licik banget, Celine bahkan hampir tergiur tawarannya.

"Eit tidak bisa, sekarang Mamah udah punya duit sendiri." Pamer Celine dengan senyuman tengilnya, memang sekarang Dafa gak pelit-pelit kasih dirinya duit, bahkan kalau ia minta mobil pun sepertinya lelaki itu akan belikan cash. Dafa seperti sugar daddy tapi juga bukan.

Zee menggembungkan pipinya terlihat sangat sebal, kenapa dirinya gak dibolehin jajan sih! Kan Zee gak suka makan sayur sama buah mulu.

"Eh-eh itu apa di wajah kamu!" tiba-tiba Celine menunjuk wajah Zee panik membuat bocah itu ikutan panik.

"Kenapa-kenapa Mah, di wajah Zee ada apa?!" sambil mengusek-usek wajah bulat chubby nya.

"Di wajah kamu ada anak ganteng, sekarang kamu kurusan, woaaah!!" puji Celine membuat bocah itu melebarkan matanya antusias.

"BENERANN??!" pekiknya semangat.

Celine mengangguk meyakinkan, "nah kan baru diet beberapa hari aja kamu udah kurusan, bayangkan jika kamu bisa diet beberapa bulan. Pasti kamu makin langsing!" memang mulut Celine sebelas dua belas seperti orang yang sedang mempromosikan dagangan, sangat manis dan menjanjikan.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang