09: Kepergok

25K 2.2K 41
                                    

Celine tersentak, kaget setengah mati melihat Dafa yang mendekat kearahnya. Bukanya lelaki itu mengatakan akan menyuruh supir untuk menjemputnya dan Zee.

Lalu kenapa sekarang Dafa ada disini?

Riski terlihat masih tenang di posisinya, menatap Dafa tak terbaca.

"Seharusnya sebagai orang dewasa kalian memberi contoh yang baik, bukan nya malah bermesraan di depan anak kecil!" Amuk lelaki itu sembari menarik tangan Zee yang padahal sejak tadi anteng makan donat.

Celine jelas melotot mendengar tuduhan Dafa. "Bapak jangan sembarangan!"

"Trus kalian tadi apa?!" Tantang balik Dafa, melemparkan tatapan dinginnya.

"Daf jangan marah, gue tadi cuma kasih Celine kalung." Ujar Riski jadi merasa tidak enak.

Perhatian Dafa seketika tertarik pada benda berkilau di leher jenjang Celine. Kalung yang melekat di leher gadis itu sangat mencolok. Dafa entah kenapa mengepalkan tangannya.

"Pah ayo pulang!" Rengek Zee tiba-tiba membuat Dafa tak sempat kembali ngamuk.

Dafa langsung mengangkat tubuh Zee dalam gendongannya, dan melenggang pergi begitu saja. Celine terkesiap, buru-buru merapikan tasnya.

"Ah! Mas saya pamit, makasih sekali lagi buat kalung nya." Pamit Celine pergi dengan tergesa-gesa membuat Riski belum sempat menjawab.

Setelah kepergian Celine Riski tampak menatap nanar kepergian mereka. "Dafa itu ... cemburu ya." Gumamnya dengan tatapan tak terbaca.

***

BRAK!

Celine berjengkit, mengelus dada kaget. Disebelahnya Zee juga kaget, bocah itu ikutan mengelus dada.

"Papah kenapa sih Mah banting-banting pintu?" Tanya Zee dengan polosnya.

Celine meringis, ya mana tau dirinya, tanya aja sama Papah anehmu itu. "Udah kita mandi trus ganti baju aja ya." Ajak Celine menggandeng tangan Zee ke kamarnya.

Rasanya Celine benar-benar tak bisa memahami Dafa, sikap Dafa yang seperti sedang cemburu kadang membuat Celine berharap, tapi lelaki itu juga yang mematahkan harapannya dengan mengatakan kalau mereka tak lebih dari rekan kerja.

Sebenarnya apa maunya Dafa?!

Celine melepaskan pakaian Zee, lalu memasukkannya ke dalam bak mandi, bocah itu langsung sumringah memainkan air.

Cpak-cpak-cpak!

"Ih Zeeeee." Celine merengek panjang karena pakaiannya basah kuyup akibat Zee
memainkan air dalam bak.

Zee menoleh, lalu membuka mulut kaget. Tapi kurang ajar nya bocah itu malah kembali memainkan airnya seolah sengaja mengerjai Celine.

"Zeeeeee!"

"Hahahaha Mamah basah!" Tawa bocah gempal itu meledak. "Ayo Mah mandi bareng Zee." Ajaknya tentu saja membuat Celine melotot.

Bocah ini terlalu lugu untuk ia marahi.

"Udah jangan nakal, sini Mamah bersihin." Lalu Celine mengangkat tubuh Zee dari bak penuh busa, dan membilasnya di bawah shower. Celine reflek tersenyum geli melihat bocah itu yang sedang malu-malu menutupi alat kelaminnya, dengan telaten Celine membersihkan setiap jengkal tubuh Zee.

Rasanya Celine semakin sayang pada anak ini.

Setelah ritual mandi yang panjang itu berakhir, Celine langsung menidurkan Zee karena jadwal bocah itu tidur siang. Dan tak butuh waktu lama sampai Zee benar-benar terlelap nyenyak.

"Akhirnya tidur juga." Helaan napas lega keluar dari bibirnya. "Ck, baju aku basah kuyup." Decak Celine lalu beranjak pergi ke kamarnya.

"Pak Dafa lagi ngapain ya?" Gumamnya tanpa sadar setelah mengganti semua pakaiannya. Celine jadi melenguh, "aku lihat sebentar gapapa kali ya." Dengan sedikit ragu Celine beranjak ke kamar Dafa.

Celine mengetuk pelan pintu kamar Dafa, tapi tak kunjung mendapat balasan. Celine mencoba membuka pintu kamar Dafa, dan ternyata tidak dikunci. Gadis itu spontan mencelinguk ke dalamnya, "lihat sebentar gak papa, kan." Ujarnya pada diri sendiri dan mulai berjalan masuk.

Celine makin celingukan karena tidak menemukan Dafa di atas ranjang maupun kamar mandi, "Pak Dafa keman-- " Ucapan Celine spontan terhenti, saat melihat lelaki itu yang ternyata sedang tidur meringkuk di atas sofa.

Celine tanpa sadar tersenyum kecil, mengambil selimut dan mendekat. Wajah tenang Dafa saat tidur benar-benar menipu siapapun yang tidak tau watak jutek dan galak nya.

"Kalau tidur gini imut banget." Guman Celine tersenyum, dengan hati-hati menyelimuti tubuh Dafa. Celine jadi berjongkok, menatap intens wajah Dafa.

Garis rahang tegas, bibir tipis, hidung bangir, alis tebal, perawakan Dafa memang benar-benar sempurna. Awalnya Celine hanya berniat bercanda menggoda lelaki ini, tapi sepertinya perasaannya sekarang sungguhan.

Dafa memiliki pesona yang membuatnya luluh.

Celine tanpa sadar mengulurkan tangannya, berniat merapikan rambut Dafa yang terjatuh di dahinya.

Grep.

"Eh?!"

Celine terperanjat syok, Dafa yang memegang tangannya perlahan membuka mata. Membuat mereka berdua jadi saling bertatapan.

Dan Celine .. ingin lenyap dari bumi detik itu juga.

***

TBC.

Udah lah cepet jadian aja!

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang