07: Kembali Bekerja

28.8K 2.6K 55
                                    

"Ayo buka mulut, aaaa." Celine memperagakan gaya membuka mulut membuat Zee ikut-ikutan mangap.

Celine tersenyum puas saat semua buburnya sudah habis, dengan gemas gadis itu mengecup pipi gembul Zee. "Pinter!"

"Zee udah habisin makanannya, Mamah gak boleh pergi lagi!" Tegasnya karena janji Celine tadi jika Zee mau makan sampai habis ia tidak akan pergi.

Celine tersenyum simpul, mengelus kepala Zee. "Mamah disini kok." Janjinya.

Zee jelas berbinar, kebahagiaan sederhana dari bocah yang mendambakan sosok Ibu. Entah kenapa Celine tiba-tiba penasaran dimana Ibu Zee, soalnya Dafa memang tidak pernah membahasnya.

Sruk.

"Apa ini?!" Kaget Celine terkesiap saat Dafa yang baru datang menaruh kresek berisi makanan ke pangkuannya.

"Itu makanan, kamu pasti juga belum makan."

"Mamah belum makan? Gimana sih kok malah nyuruh Zee makan!" Omel bocah gembul itu mendelik.

Celine tertawa ringan, mengambil bungkus makanan itu dan membawanya keluar. "Saya makan dulu kalau begitu." Pamitnya diangguki Dafa.

Celine memilih makan di luar kamar, sesekali tersenyum saat melihat orang yang lalu-lalang di depannya. Dari muda sampai tua, baik laki-laki maupun perempuan, banyak yang bernasib kurang beruntung disini. Membuat Celine merasa bersyukur karena masih bisa merasakan sehat sampai sekarang.

Tap.

Celine mengernyit, menatap Dafa yang tiba-tiba ikut duduk disebelahnya. "Zee gimana?"

"Lagi diperiksa dokter."

Oh.

Celine hanya membulatkan bibir sambil mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, terjadi hening beberapa saat karena memang tidak ada yang membuka suara.

Dafa menautkan kedua telapak tangannya, membasahi bibirnya sesaat. "Makasih."

Celine spontan menoleh.

Dafa juga menatap kearah Celine, menyunggingkan senyuman tipis. "Terimakasih karena sudah mau bekerja lagi dengan saya." Ujar Dafa dengan intonasi sangat lembut, tatapan mata lelaki itu juga memancarkan binar ketulusan.

Celine langsung membuang muka karena takut salah tingkah. "Hm, saya bekerja lagi demi Zee bukan Bapak!" Tegasnya masih sedikit gengsi.

Dafa cuma tersenyum, tapi tak lama tatapan matanya berpindah pada jas yang ternyata sejak tadi masih melekat di bahu Celine. "Itu jas milik lelaki tadi?" Tanya Dafa spontan, Celine tersentak karena baru ingat juga dirinya masih memakai jas tersebut.

"Iya."

"Siapa sebenarnya lelaki tadi?" Selidik Dafa entah kenapa ingin tau, masalahnya gaya glamor lelaki tadi belum lagi mobil sport yang pastinya berharga selangit membuatnya penasaran, bagaimana Celine bisa mengenal lelaki kaya seperti itu?

Celine diam-diam menggigit bibirnya, mati dirinya karena lupa belum menjelaskan perihal Jordi.

"Cel?" Dafa makin tak suka melihat gelagat Celine yang seperti tengah menyembunyikan sesuatu.

"Ehm, itu ... d-dia mantan aku."

"Mantan?!" Kaget Dafa.

"Mantan Bos!" Serebet Celine. "Hehehe ... " lalu nyengir tanpa dosa.

Dafa tanpa sadar bernapas lega, loh kenapa dirinya lega?! Sepertinya ia memang agak error beberapa hari ini.

"Namanya siapa?"

"Jordi."

"Dia masih lajang?"

"K-kayaknya sih." Celine menggaruk tengkuknya kikuk.

"Sepertinya masih muda, berapa umurnya?"

"Mungkin baru kisaran 25 tahun."

"Dia punya bisnis?"

"Iya."

"Kamu--"

"Kalau Bapak nanya mulu kapan saya makannya?" Celine menatap Dafa dengan komuk jengkelnya.

Dafa mengerjap kaget, lalu tiba-tiba berdiri. "Saya lihat Zee dulu." Pamitnya buru-buru pergi. Meninggalkan Celine yang terbengong-bengong di tempat.

"Aneh banget tuh orang." Cibir Celine menggedik tak peduli sebelum melanjutkan makannya, cacing di perutnya sudah minta dikasih jatah.

***

Keesokan harinya Zee sudah diperbolehkan pulang, Celine pun kembali pulang ke rumah Dafa. Keadaan kembali normal seperti semula.

"Celine!"

Celine yang sedang menyisir rambut Zee menoleh kearah suara. "Iya Pak!"

"Cepet kesini!"

Celine mengernyit heran, "sayang, Mamah kesana dulu ya." Pamitnya pada Zee yang langsung diangguki bocah gembul itu.

Selanjutnya Celine berjalan kearah suara, begitu sampai terlihat Dafa yang sudah rapi dengan pakaiannya sedang memasang dasi.

"Kenapa Pak?"

"Tolong pakaikan dasi saya!" Titah Dafa mendekat kearah Celine.

"Bukannya biasanya Bapak juga pasang sendiri?" Gumam Celine tapi tetap menurut memakaikan dasi Dafa.

"Tangan saya sakit hari ini."

Celine mengangguk percaya, mulai memasangkan dasinya, "agak rendahan Pak, saya gak sampek." Pinta Celine membuat Dafa langsung merendahkan posisi tubuhnya. Keduanya tanpa sadar berada pada jarak yang cuma berpaut beberapa centi.

Dafa meneguk ludah melihat wajah Celine yang berada sangat dekat, paras ayu nya benar-benar sangat enak dipandang, bahkan Dafa tanpa sadar sudah mengangkat tangannya memegang wajah Celine.

Celine jelas terperanjat kaget saat merasakan telapak tangan Dafa menyentuh wajahnya, perlahan gadis itu mendongak menemukan Dafa yang juga sedang menatap kearahnya.

"K-kenapa ya Pak?" Celine mulai ketar-ketir.

"Ada bulu mata." Bisik Dafa dengan tatapan makin intens.

Celine spontan mengerling kecil, "biar saya--"

"Saya ambilkan saja." Ujar Dafa dengan suara bass rendahnya.

Gila banget kenapa lelaki ini tiba-tiba sangat sexy di mata Celine?!

Dafa meneguk ludah, bukannya mengambil bulu mata, yang ada Dafa malah mendekatkan wajahnya ke wajah Celine. Membuat Celine terpaku diam di posisi nya.

J-jangan bilang ... akan ada adegan cipok-mencipok diantara mereka?

Dafa menggerakkan ibu jarinya di pipi Celine menimbulkan desiran lembut untuk Celine. Lelaki itu menyayukan matanya, makin memiringkan wajahnya kearah Celine yang masih membatu diam.

Brak!

"Papah Mamah--"

Celine spontan mendorong Dafa sampai lelaki itu nyungsruk ke lantai, Dafa dan Celine megap-megap layaknya maling yang habis keciduk.

Zee yang melihatnya pun berkedip-kedip polos, bocah yang usianya baru 5 tahun itu menatap Papah dan Mamahnya yang terlihat sangat terguncang.

Zee tiba-tiba menyipitkan mata, "Papah sama Mamah," bocah itu menjeda ucapannya, tersenyum jail. "Ngapain hayoo?"

***

TBC.

Zee beneran masih polos ye belum paham yg namanya ketchup-ketchup manjah.

Bukan Sugar Daddy(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang