Sun and Moon with the little stars

3.5K 201 61
                                    


Langit gelap namun bukan suatu keburukan, melainkan keindahan yang kekal abadi.
Lagit luas dengan damai memangku matahari dan bulan, semakin indah dengan taburan bintang.

Aurora menakjupkan terkadang menyelimuti, atau jika sedang tidak beruntung, kilat petir menghiasi. Menyambar, menggelegar. Namun lihatlah, langit tetap kokoh dan tak sedikitpun ingin roboh.

Langit tetap memeluk matahari dan bulan, bersandingkan kilauan kecil bintang-bintang.

Ungkapan indah untuk menggambarkan kehidupan Jeon Jungkook dan juga Park Jimin. Bercengkrama bersama putra kembar mereka. Menghabiskan waktu hingga senja. Bahagia seutuhnya.

Kebersamaan yang tak akan pernah renggang, cukup waktu yang lalu memisahkan mereka. Sudah banyak rintangan yang mereka lalui. Untuk saat ini Jungkook tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.

"Aku bisa mati !"

Itu sumpah pria bergigi kelinci.

.

.

.

Mata bermanik legam, mengerjap beberapa kali. Perlahan mengamati di sisi, seketika nafasnya berat berhembus. Menggerutu karena kesal, Jungkook paling benci jika terbangun tanpa sang istri di sisinya.

Tolong siapapun buat pria itu sadar, di rumah ini ada bayi lain bukan hanya Jeon Jungkook saja.
Ada Jeon Jungjee dan Jeon Jungmin !

"Jeon JIMIIIIIIIIN !" Pekiknya memecah hening kamar.

Sesaat kemudian terdengar suara derap langkah kaki bersautan, semakin mendekat dan...

Ceklek...

dua kepala berambut tebal menyembul dari balik pintu, kemudian perlahan kedua bocah itu berjalan mendekati ranjang, ayahnya terlihat masih terlelap, Selimut menggulung tubuhnya. Rapat hingga sebatas leher.

"Jeon Jungkook bangun, jangan pura-pura tidur Dad, kami dengar Daddy berteriak memanggil Mommy tadi !" Ucap Jeje seraya melompat ke atas ranjang, lalu melompat seolah sedang bermain trampolin di wahana permainan anak.

Sang ayah masih terlihat nyenyak.

"Hyung, jangan galak sama Daddy... kasian nanti Daddy menangis hyung" si bungsu merangkak perlahan lalu duduk si samping bantal yang menopang kepala Jungkook.

"Daddy, bangun.. Mommy sudah membuat sarapan untuk kita..." bisiknya seraya memainkan titik hitam kesukaannya dan juga sang Mommy.

"Daddyyy.. bangun ! Nanti Jeje sama Mimi terlambat pergi ke sekolah Dad.. ayolah Dad berhenti menjadi pemalas seperti ini !" Jeje terus saja melompat di atas kasur mengganggu sang ayah, berharap mata ayahnya segera terbuka.

"Hyuuung-ie.. jangan berteriak nanti kuping Daddy budeg iih.."

"Biarkan saja, memang Daddy sudah budeg dari sononya" Jeje menyerah lalu duduk di samping Jungkook yang masih saja tidak terusik.

Batin Jungkook tertawa terbahak mendengar perdebatan menggemaskan kedua putranya itu. Namun ia tahan, masih ingin mendengar dialog selanjutnya.

Tak lama kemudian pria manis bersurai coklat masuk ke dalam kamar. Senyum indah menghiasi wajah cantiknya. Kedua bocah tampan itu pun terpesona, dan muncul ide usil dari Jeje tentu saja.
Sementara Mimi masih terpesona oleh paras cantik ibunya.

"Aah.. ya Tuhan, kenapa Tuhan menciptakan makhluk indah seperti Mommy ku... andai saja Jeje pria dewasa dan bukan anak Mommy Jimin pasti Jeje sudah menjadikan makhluk manis itu kekasih Jeje" monolog Jeje.

Sudah pasti mengundang gemas dari Jimin dan kekehan lucu dari Mimi.

Sementara Jungkook sudah melotot sekarang.

LOST for LOVE  [END]Where stories live. Discover now