Jungkook dan Jimin

2.8K 205 68
                                    

waktu adalah ruang tunggu dan juga ruang bertemu, dan di sisi lain dari itu, adalah waktu yang berisikan saat-saat menggerutu.

Ruang tunggu, tempat di mana seseorang harus diam menikmati mungkin saja rasa yang menyiksa. Membuatnya jengah, lelah, dan sekian waktu akan membuatnya menyerah.

Ruang bertemu, meluapkan rasa bahagia, merengkuh, melenyapkan rasa rindu yang menggebu. Seperti embun yang menunggu sang mentari untuk menguap bersama kehangatannya. seperti salju yang meluruh termakan masa.

Ruang menggerutu, tidak untuk Jungkook. Dalam waktunya pria itu sangat menikmati segala lelah, bahkan terkadang ingin sekali ia menyerah.

Tidak !

Cintanya sangat amat besar. jangan di umpamakan dengan bumi, yang hanya 6.371km.
Cinta Jungkook untuk Jimin-nya berkali lebih luas.

Jangan pula bandingkan dengan dalamnya lautan, palung mariana sekalipun yang memiliki kedalaman 1.580mil. cinta Jungkook untuk si manis jauh lebih dalam.

10000 jam, 1 tahun 51 hari, 16 jam, Jungkook menunggu Jimin-nya, di dalam ruang waktu.

Tak inginkah Jimin kembali ?

Menikmati ruang bertemu setelah sekian lama. Berapa kali purnama berada di titik terindahnya. Berapa kali musim-musim berganti. Jimin belum juga kembali.

Namun Jungkook tetap menanti.

.

.

.

"Jimin, segera kembali sayang hiks.."

"Daddyyyyyyyyy !"

"Astagaaa.. ! Jungjee, Jungmin, kalian membuat Daddy terkejut"

"Sorry Dad"

Kedua balita tampan itu pun berebut naik ke atas pangkuan sang ayah. Rambut keduanya tersisir rapi, pipi gembilnya seperti Mochi bertabur serbuk putih, harum minyak telon menyeruak. Dua buntalan ini sepertinya baru selesai mandi pagi.

Jungkook hanya bisa menggeleng melihat tingkah menggemaskan kedua putranya itu.

"Daddy menangis, why Dad are you sick ?" Tanya Jungmin, seraya memainkan tahi lalat ayahnya. Dan juga menghapus pipi Jungkook yang basah. Si bungsu sama persis seperti Jimin. Dari fisik maupun kepribadiannya.

"No baby, daddy baik-baik saja, Mimi jangan khawatir arraseo"

"Daddy, lindu Mommy ya ?" Tanya buntalan menggemaskan yang lain. Mata bulatnya berkedip sebelah meledek Jungkook.

"Menurut Jeje ?"

"Ck.. ck.. bucin sekali Dad, oh ayolah Dad setiap hali Daddy menemui Mommy di lumah sakit !, setiap hali Daddy minta cuddle, ppo ppo, and kiss sama Mommy kan" Tuturnya seraya bersedekap, bibir tipisnya mengerucut sangat lucu. Sementara si bungsu mengangguk semangat mengiyakan apa yang hyungnya ucapkan.

Berapa sih usia kecebong Jungkook ini, kenapa sudah sangat pandai menggoda ayahnya sendiri ?

"Hei, tampan.. dari mana Jeje tahu kata-kata seperti itu huh ?" Jungkook mengerutkan dahi nya.

"Uncle Namjoon !" Jawab keduanya kompak.

"Ooohh.." Jungkook hanya mengangguk, seharusnya dia tahu siapa biang dari anak-anak nya yang berbicara lebih dewasa dari usia mereka seperti ini.

"Dad.."

"Um.. kenapa sayang ?"

"Mimi juga lindu Mommy hiks, kapan Mommy pulang ?" Jungmin tiba-tiba saja menjadi melow, pipi gembilnya basah.

LOST for LOVE  [END]Where stories live. Discover now