41

2.7K 191 56
                                    

Bias warna jingga yang menggantung indah di hamparan langit seoul. Angin sore yang berhembus ringan membuat daun hijau bergoyang seirama.
Surai coklat itu pun  menikmati hembusan angin yang membelai lembut setiap helai nya. Manik abu-abu berbalut kelopak indah itu merasa termanjakan, taman yang ramai dan suara celoteh beberapa anak kecil menambah suasana hangat menyentuh hati.

Perut buncit terbungkus kemeja hijau, tubuhnya bersandar lemah di bangku taman. Membuat seorang yang lain memberikan atensinya kepada sosok tersebut.

"Ekhem.. annyeong, boleh aku ikut duduk" wanita cantik yang sedari tadi mengamati namja hamil itu pun menyapa dengan bungkukan sekilas. Senyum manis di atas bilah merekahnya membuat Jimin   membalas dengan ramah lalu memperbolehkan wanita itu duduk di sampingnya.

"Terima kasih, aku byun hyejin"

"Sama-sama, namaku Jeon Jimin  ?"

Keduanya saling berjabat tangan dan juga melempar senyum.

"Noona, berapa bulan ?" Jimin melirik perut hyejin yang sudah sangat buncit. Perutnya itu terlihat seperti menguasai pernafasannya, sesak.

"Masuk delapan bulan" jawab hyejin. Ia tersenyum melihat Jimin memegangi perutnya yang juga membuncit namun lebih besar. "Kau berapa bulan ?" Tanya hyejin.

"Masuk ke tujuh bulan Noona"  pipinya merona. Bukan malu tapi bahagia. Ia dapat merasakan keajaiban yang ada di dalam perutnya, selayaknya seorang wanita.

"Wah... aku pikir.. ahh . Maksudku perutmu lebih besar dari pada perutku Jimin-aah ?" Wanita itu terlihat sangat antusias.

"Eumm.. Twin baby Noona"

"Ommo.. kau istimewa Jimin-aah !"

"Menurut Jimin keajaiban Noona"

"Emm, kau benar. Ahh... kau sudah mengetahui jenis kelamin babynya ?"

Jimin mengangguk "kata suami Jiminie, rahasia"

"Eum... baiklah.. kau hebat sekali"

"Terimakasih Noona"

"Apa kau mengalami morning sick di awal kehamilan"

"Eum.. selama hampir tiga bulan, tapi sekarang sudah lebih baik. Hanya saja masih susah makan noona, terlebih sumber karbohidrat. Perutku akan sangat mual jika aku paksa untuk makan"

"Kasihan sekali, Lalu kau makan apa ? Kau mengandung bayi kembar, sudah pasti banyak tenaga yang kau butuhkan" hyejin terlihat risau setelah mendengar pengakuan Jimin

"Kadang Jimin hanya makan sereal atau pancake buatan suami Jimin, Noona"

"Apa pria itu yang kau maksud" atensi hyejin seutuhnya tertuju pada pria yang berdiri tak jauh dari sana.

"Bukan, dia Mingyu hyung  Noona, aku menganggap nya teman"

"Oh..., ah.. apa kau mau, aku membuatnya tadi dirumah" hyejin menyodorkan sekotak puding, terlihat jelas karena kotak itu berwarna putih transparan, membuat puding terlihat enak menggiurkan.

"Itu .. terlihat enak, apa boleh ?" Jimin tersenyum kikuk.

"Tentu manis, makanlah. Sampai habis"

Jimin menerima kotak puding dari hyejin dengan senang. Tangan mungil si manis mulai meraba tutup kotak berwarna putih bening itu lalu membukanya perlahan.

"Kau beruntung mendapatkan suami yang perhatian" puji Hyejin, matanya fokus pada puding yang sedang Jimin pegang. "Pakai ini" Hyejin memberikan sendok pada Jimin.

"Kau benar Noona, suamiku juga sangat tampan, suaranya juga sangat merdu.."

"Sayang Jiminie,"

"Bahkan suaranya selalu terngiang di telingaku Noona" ucap Jimin setelah merasa mendengar suara Jungkook. Si manis menggeleng heran. Ia menutup kembali kotak puding dari hyejin.

LOST for LOVE  [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon