tiga belas

3.7K 284 5
                                    

Pagi yang terasa berbeda di rasakan Jungkook.
Jika biasanya saat membuka mata di pagi hari si manis ada di sampingnya, pagi ini Jungkook terkejut karena Jimin tidak ada. Jungkook seperti kesetanan, ia turun dari ranjang nya dengan melompat lalu mengedarkan pandangannya ke segala sudut di dalam kamar, namun si manis tidak ada. Jungkook mencari ke kamar mandi tanpa mengetuk nya terlebih dulu. Di dalam sini pun kosong tapi sepertinya Jimin baru menggunakannya karena lantai kamar mandi basah dengan aroma lavender menguar di dalam kamar mandi. Jungkook segera meninggalkan kamar mandi.

"Kemana dia, apa dia marah karena semalam aku menciumnya" monolog Jungkook.

Pria itu sudah keluar dari kamarnya, matanya terus menelisik ke semua ruangan berharap segera menemukan si manis.
Namun hingga kakinya menginjak anak tangga yang paling bawah sosok si manis belum ia tangkap di dalam manik hitam pekatnya.

Jungkook berjalan menuju ruang tengah namun di sana juga kosong.
Jungkook semakin khawatir, ia menyugar rambutnya dengan kasar.
Apa kah Jimin pergi ?  pikirnya.
Hingga suara yang Jungkook kenal terdengar dari arah dapur.
Jungkook segera menuju dapur, di lihatnya si manis sedang berkutat dengan panci dan kompor Di temani seorang Maid.
Segera Jungkook berlari ke Jimin.

Greb

Jimin menegang merasakan pelukan hangat Jungkook dari belakang.
Deru nafas Jungkook menusuk di leher si manis yang sedikit tertutup rambut legamnya.

"Hyung.."

"Jangan pergi tanpa bilang Jiminie"

Si manis terkekeh "Jiminie tidak kemana-mana hyung, hanya sedang memasak" jelasnya dengan ucapan lembut.

"Hyung takut, takut Jiminie pergi meninggalkan hyung"
Suara merdu sang idol bergetar, si manis dapat merasakannya.

"Ck... tidak hyung, jangan berfikir seperti itu."

"Iya baiklah, tapi lain kali bangunkan hyung jika Jiminie sudah bangun." Ucapnya penuh penekanan.
Si manis mengangguk.

"Jiminie masak apa ?"
Jungkook sedikit memajukan wajahnya supaya dapat melihat wajah si manis.

"Hanya nasi goreng kimchi hehe, ini Juga Jimin lupa-lupa ingat resepnya.. maaf kalau nanti rasanya tidak enak hyung" cicitnya malu-malu.

"Pasti enak" saut Jungkook cepat.

"Jimin tidak yakin, sudah lama sekali Jimin terakhir kali masak seperti ini"

"Tak apa sayang... nanti tetap hyung makan" bisik Jungkook lembut di telinga si manis.
Membuat si manis merasa aneh dan reflek menghentikan gerak tangannya sejenak.

"Hyung boleh tanya sesuatu ?"

"Apa hyung ?" Jawab Jimin kemudian mengecilkan api kompornya.

"Eum..." Jungkook menggantung kalimatnya, Jungkook melepas pelukannya kemudian tangannya memutar bahu si manis agar berhadapan dengan dirinya.
Jungkook terdiam sejenak, ia menimbang-nimbang kalimatnya agar si manis tidak marah dan berakhir menangis.

"Hyung, mau tanya apa ?"

Jungkook memandang wajah si manis hingga kedua manik mereka bertemu.
Setelah menghela nafas panjang Jungkook menangkup kedua pipi si manis.
"apa-- apa nama margamu ?" Kata Jungkook takut-takut.

"Uhh itu, kenapa hyung terlihat sangat tegang" Jimin terkekeh. "Lee, margaku Lee hyung" jawabnya santai.

"Eum, kau tidak bohong kan sayang ?" Tanya Jungkook memastikan.

"Iihh.. katanya tadi ingin tau, sudah Jimin kasih tau malah bilang Jimin bohong. Hyung nyebelin"
Si manis merajuk dengan bibir mengerucut seperti anak bebek, sudah pasti membuat Jungkook menahan diri setengah mati.
Belum lagi mengontrol si kecil yang berontak di pagi hari seperti ini, Jungkook merasa semakin sesak semenjak ia memeluk si manis tadi.

LOST for LOVE  [END]Where stories live. Discover now