empat

4.6K 343 23
                                    

Kita kembali pada cerita saat Jungkook sudah sadar.

Merasa keadaannya sudah lebih baik Jungkook berniat untuk keluar dari kamar yang ia tempati sejak dua hari yang lalu ini.
Dengan langkah kaki yang sedikit pincang pria bertubuh kekar itu berjalan, tangan kanannya menyibak tirai kerang yang menghalangi pintu, kemudian menerobos benda itu hingga menimbulkan bunyi bergerincing.
Suara itu pun membuat Jimin dan nenek Shin menoleh ke arah Jungkook.

Melihat Jungkook sulit berjalan Jimin segera berdiri dan membantu Jungkook.
Meraih lengan kekar Jungkook kemudian mengalungkannya di pundak sempit Jimin.

"Aku bisa sendiri"  ucap Jungkook. Namun Jimin tak peduli dan tak merespon apapun. Pria manis itu tetap membantu Jungkook untuk berjalan kemudian  membantunya duduk di kursi samping nenek Shin.

Setelah memastikan Jungkook duduk dengan aman Jimin menjauh dari Jungkook.
Menoleh ke arah nenek Shin kemudian tersenyum, setelahnya pria manis itu membungkuk kemudian pergi keluar dari  rumah.

"Hati-hati Jiminie.." ucapan neneknya hanya Jimin balas dengan lambaian tangan.
Jungkook hanya melihat kepergian Jimin hingga punggung pria manis itu menghilang di antara rimbunya pepohonan.

"Nek, Jimin mau ke mana ?"

"Dia mau mandi di sungai, sejak dua hari dia belum mandi karena menjagamu nak." Senyuman tulus tergurat di ujung  bibir yang sudah nampak keriput itu.

"Benarkah nek"

"Iya... sepertinya Jimin senang karena mendapat teman baru. Nenek jadi lega sekarang" nenek shin berdiri dengan di bantu tongkat nya.

"Nenek mau kemana ?"

"Nenek mau istirahat dulu, sambil menunggu Jimin pulang." Langkah kakinya sudah masuk ke kamar  sebelah yang Jungkook tempati.

Jungkook mengamati setiap sudut rumah kecil ini, semua barang nampak sudah sangat lama, usang dan sedikit tidak layak pakai.
Kursi di sini pun hanya terbuat dari potongan kayu besar berbentuk tabung tanpa ada sentuhan manis sedikitpun.

"Bagaimana mereka bisa hidup dalam keadaan seperti ini" Jungkook benar-benar heran dengan kehidupan Jimin dan nenek shin. Di belahan dunia masih ada kehidupan seperti ini.

Jungkook menghela nafasnya dalam, tiba-tiba ia rindu kehidupannya yang sangat mewah di seoul.
Namun hatinya juga tersentak dengan keadaan sekarang, dia sungguh menyesal selama ini selalu membuat waktunya menjadi  tidak berguna.
Selalu menghamburkan uang untuk berfoya-foya menikmati kesuksesan nya.

.

.

.

Jungkook menunggu nenek Shin bangun namun nenek itu tidak kunjung keluar dari kamarnya.
Bukan apa-apa  hanya saja Jungkook kebelet pipis, dan tadi Nenek shin tidak memberi tahu apa pun di mana letak kamar mandi di rumah ini. Sebenarnya bisa saja dia pipis di bawah pohon, toh ini di hutan tidak akan ada yang melihatnya. Tapi masalahnya Jungkook tidak mau, dan lagi kakinya itu masih sedikit sakit.

Pria manis yang pamit mandi di kali tadi juga tak kunjung pulang. Jungkook jadi khawatir, Jimin pergi sudah cukup lama jangan-jangan terjadi sesuatu padanya.

"Apa aku susul saja." Monolog Jungkook sambil mencoba berdiri.

"Auuhh kakiku.."

Ceklekk

"Jimin, baru aku akan menyusulmu. Kenapa lama sekali ?"

Jimin tak menjawab pria manis itu hanya berjalan mendekati Jungkook.
Pupil abu-abu itu menatap Jungkook, dagunya ia naikan seolah bertanya apa yang Jungkook butuhkan.

LOST for LOVE  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang