27

3.2K 274 40
                                    






"Tuan"




Pria bernama Park Seo Joon itu pun menoleh.



Pyaangg...












Bahu tegap itu sedikit tersentak karena bunyi cangkir yang jatuh lalu pecah menjadi beberapa bagian. Tangannya tiba-tiba saja tak berdaya untuk sekedar menopang sebuah cangkir kecil itu ketika matanya melihat sosok mungil yang berdiri di antara dua pria yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya.

Park Seo Joon, sang ayah tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Namun hatinya teramat gembira hingga air mata lolos begitu saja membasahi pipinya.

Perlahan pria itu berdiri meski kaki nya terasa sangat lemas bagai tak bertulang.
Berjalan perlahan yang ia lakukan setelahnya, mendekati sosok manis yang terasa bagai hantu yang muncul tiba-tiba setelah lima kali upacara kematiannya di peringati.

Jarak yang hanya beberapa langkah itu terasa amat jauh ia tempuh. Kakinya semakin terasa lumpuh tatkala wajah manis itu sudah berada tepat di hadapannya.
Lehernya terasa di cekik ketika sosok di depannya itu mengedipkan mata.

Jimin ?

Park Seo Joon tak percaya pria manis di depannya ini adalah putranya. Putranya yang selama lima tahun ini selalu ia tangisi setiap malamnya. Anak semata wayang yang bayangannya selalu menghantui hari-harinya yang sunyi. Benarkah pria mungil ini adalah putra nya yang bahkan jasadnya pun tak ia temukan, tak ia peluk untuk terakhir kalinya. Benarkah dia Jimin putra kecilnya, benarkah pria ini adalah Jiminnya ?

Tiba-tiba Seo Joon merasakan pusing di kepalanya dengan pikiran liar yang berkecamuk.

Harus dari mana tangannya menyentuh sosok yang selama ini sangat ia rindukan. Berat, tangannya begitu berat untuk sekedar menyentuh sosok di depannya ini.

Setelah mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa, Seo Joon menyentuh pipi gembil yang berderai air mata itu dengan tangannya yang bergetar. Merasakan lembut kulit yang dulu sering bermanja dengannya. Menatap mata manik abu-abu yang selalu datang membayangi dirinya dengan rasa penyesalan dan juga kerinduan.

"Appa.. hiks.." sebuah kalimat yang sangat Seo Joon rindukan keluar dari bibir yang dulu sering mengucapkan kata-kata manja padanya, merengek minta dibelikan ice cream, minta di gendong dan beberapa hal kecil yang selalu menjadi rengekan manja.

Seo Joon semakin terharu, pipinya sangat basah, matanya memerah. Tubuhnya semakin lemah hingga terhuyung ke samping. Beruntung Jungkook segera menopang tubuh Seo Joon dengan cepat.

"Ji.. Jimin, Jiminie.... anak Appa ?!" Suara beratnya keluar dengan susah payah.

"Nee Appa, ini Jiminie"

"Jimiiinn"

"Appa"

Sebuah rengkuhan yang begitu erat terjadi saat itu juga. Merasakan hangat tubuh pria mungil di dalam pelukannya membuat Seo Joon yakin dia adalah putranya, sesosok mungil dalam dekapannya ini bukanlah ilusi yang sering datang selama ini. Jimin nya telah kembali.
Seo Joon semakin erat memeluk tubuh Jimin. Jimin pun tak kalah erat memeluk sang ayah. Kerinduan bertahun-tahun yang Jimin rasakan melebur perlahan karena dekapan.
Rasa sakit karena kehilangan yang selama ini Seo Joon rasakan, terasa meluruh bersamaan dengan air mata nya.

"Jiminie--Appa..

TUHAN...

ANAK KU TELAH KEMBALIII !!!"

teriakan Seo Joon menggema memenuhi Mansion mewahnya.

.

.

LOST for LOVE  [END]Where stories live. Discover now