enam belas

3.3K 297 20
                                    

Namjoon menunggu dengan gelisah seorang dokter yang 30 menit lalu ia hubungi.
Kakinya yang panjang itu mondar-mandir di lantai ruang tamu entah sudah berapa kali.
Matanya yang sipit dan tajam terus saja fokus ke pintu utama.

"Ck... lama sekali dokter Lee"

Drttt.. drttt...

Ponsel Namjoon berdering, segera ia merogoh nya dari dalam saku celananya.
Ternyata Jungkook yang menelepon dari kamar Jimin.

"Nee, Jungkook-aah"

"Hyung, kenapa dokternya lama sekali ?!

'Pergiiii.. jangan dekati Jimin.!!!!'"

Namjoon menjauhkan telinganya karena teriakan si manis membuat telinganya pengang.
Mendekatkan benda pipih itu ke telinganya lagi setelah menggosok beberapa kali dengan tangannya.

"Hyung, kau di sana ?!"

"Iya Jungkook-aah,  dokter Lee belum datang. Aku akan  coba menghubunginya lagi"

Pip

Tanpa menjawab, Jungkook mematikan sambungan teleponnya. Melempar ponselnya ke lantai kemudian kembali fokus pada si manis.

"Jangan dekat-dekat, pergiiii !!!"
Entah sudah berapa kali Jungkook mencoba memeluk  Jimin, namun berakhir si manis semakin berteriak.

"Sayang, Jiminie... hyung mohon jangan seperti ini. Hyung minta maaf jika hyung salah. Ya.. sayang maafkan hyung, kita bicara baik-baik. Jiminie cerita apa yang membuat Jiminie takut seperti ini"
Bujuk Jungkook, pria itu bersimpuh di dekat si manis yang duduk meringkuk memeluk kakinya yang ia tekuk, di sudut kamar.

"Jimin tidak mau !!"
Tolaknya dengan tatapan kosong.
Pipinya sangat basah, rambut legamnya sangat berantakan.

"Sayang... ok, kalau Jiminie tidak mau bicara dengan hyung tidak apa sayang tapi tolong jangan seperti ini. Kita duduk di sofa ya.. ok, hyung gendong ya sayang. Jiminie suka jika hyung gendong kan..."
Jungkook mencoba meraih jemari si manis. Namun si manis menepisnya sangat kasar.

"Pergiiiii !!!"
Pekiknya, suara si manis terdengar sangat serak sudah berjam-jam dia menangis dan berteriak.

Jungkook menyerah, ia berdiri dan sedikit menjauh dari posisi si manis.
Menghela nafas dalam ketika si manis kembali meracau dengan kalimat yang sama.
Chan-ie hyung, gajah, dan eomma. Jungkook sendiri sudah menangis, rasanya tak sanggup melihat Jimin seperti ini.

"Maafkan hyung, Jiminie..." lirih Jungkook dengan lelehan air mata yang mengiringi. Namun segera ia seka dengan ibu jarinya.

"Tenangkan dirimu Jungkook-ah, Jiminie pasti akan baik-baik saja" Mingyu menepuk pundak Jungkook.

"Terlalu banyak derita yang ia alami Mingyu."
Jungkook memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing.
Mingyu mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya pada si manis.

"Jungkook-aah" Namjoon masuk ke kamar, seorang pria tampan dengan Jas putih yang membungkus tubuh tegapnya berjalan di belakang Namjoon.

"Hyung"

"Ini dokter Lee Min ho, dokter psikiater terbaik di kota seoul" tutur Namjoon memperkenalkan dokter yang datang bersamanya.

"Selamat pagi Jungkook-ssi, saya Dr Lee" ucap sang dokter kemudian membungkuk sekilas.

"Langsung saja dok, tolong periksa Jimin. Sejak pagi dia seperti ini. Semalam juga mengigau dengan kalimat-kalimat acak." Jelas Jungkook dengan tidak sabarnya.

Dokter Lee tersenyum "jangan khawatir Jungkook-ssi, saya akan melakukan yang terbaik untuknya. Sekarang bisa tolong tinggalkan kami berdua" pintanya lembut.

LOST for LOVE  [END]Where stories live. Discover now