Terima Kasih 18+ (extrachap end)

14.1K 524 35
                                    

Langit mendung mengiringi kepergian Mentari untuk selamanya, pemakaman yang hanya dihadiri sedikit orang itu menambah kesedihan Serkan. Nony memeluk erat Serkan dari samping, sejak tadi dia tak menjauh sedikit pun dari anak angkatnya itu.

"Ayo kita pulang, sebentar lagi mau hujan !" ajak Tyo kepada anak dan istrinya yang masih setia berdiri di samping gundukan tanah yang penuh taburan bunga segar.

"Ayo sayang !" Nony menuntun remaja tampan berusia 15 tahun itu untuk pulang

Tak ada jawaban dari Serkan, tapi kakinya mengikuti langkah kedua orangtuanya menuju mobil. Sepanjang perjalanan Serkan hanya diam menunduk, menatap jari-jari tangannya yang sedikit kotor terkena tanah pemakaman.

Nony menjadi penghubung terjalinnya hubungan baik antara Serkan, Tyo dan Mentari. Mentari menunjukkan kalau dia berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Meski Tyo sudah memaafkan Mentari, tapi dia tetap menjaga jarak ketika Mentari mengunjungi rumahnya untuk bertemu Serkan.

Awalnya Serkan hanya tahu Mentari itu ibunya, tapi percakapan Tyo dengan Romy tentang sifat buruk Mentari di masa lalu membuat Serkan sempat membenci dan tak ingin bertemu.

Tapi karena bujukan Nony dan perubahan sifat Mentari yang selalu dilaporkan oleh orang suruhan Tyo, akhirnya Serkan mencoba menerima ibunya itu.

Baru saja Serkan merasakan kasih sayang yang tulus dari ibu kandungnya, dia harus menerima kenyataan pahit kalau umur ibunya tidak bertahan lama. Kanker rahim berkembang di tubuh Mentari, membuat tubuh yang dulunya cantik dan sexy semakin hari semakin kurus.

Akhirnya tiba hari ini, Mentari sudah lelah berjuang melawan penyakitnya dan memilih pergi untuk meninggalkan Serkan.

Serkan masuk kamar tanpa menyapa ketiga adiknya yang sudah lebih dulu pulang dari pemakaman. Tyo dan Nony memberi pengertian kalau kakak mereka butuh waktu untuk sendiri.

Tok... Tok...

"Kak ?!" Gadis cantik berusia 10 tahun masuk ke kamar Serkan yang gelap, dia mau membujuk kakaknya itu untuk makan malam.

Hiks...

Sebuah suara tangisan terdengar dari sisi ranjang yang lain, Serkan duduk di lantai dengan menekuk kedua kakinya dan menyembunyikan wajahnya di lutut.

"Kakak ?!" Kira duduk di sebelah Serkan

"Kira kenapa ke sini ?" Serkan menghapus air matanya dan duduk tegap menghadap Kira

"Kita makan yuk, Kira laper !" tangan Kira menghapus sisa air mata di wajah Serkan

"Kenapa Kira ga makan duluan, kakak belum lapar !"

"Kira mau makan sama kakak. Kakak jangan nangis, nanti Kira ikut sedih !" Kira ikut menangis ketika melihat air mata Serkan yang masih mengalir di pipinya.

"Kira kenapa menangis ? Kakak ga nangis kok, ini mata kakak kelilipan !" Sekarang malah Serkan yang menghapus air mata Kira

"Kakak jangan sedih, kakak masih punya Kira, Shaka sama adek Eva. Kakak juga  masih punya mamah sama papah !"

"Iya.. Iya.. Kakak punya Kira" Serkan memeluk Kira dan mengelus lembut rambut panjang yang beraroma manis itu.

—-oOo—-

Pintu kamar bercat putih terbuka dari luar, Nony ibu dari empat anak itu memasuki kamar setelah memeriksa semua anaknya sudah tertidur dengan nyaman.

Tyo menepuk-nepuk kasur kosong sebelahnya, memberi kode untuk Nony segera tidur disampingnya.

"Mereka sudah tidur ?" Tyo menaruh kepala Nony di lengan kanannya dan memeluknya erat

"Emm, sudah !"

"Serkan ?!"

My NonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang