Baikan

13K 854 23
                                    

Ini yang kedua Tyo bersikap dingin dengan Nony, yang pertama ketika Nony tak mau diajak menikah dan sekarang terulang lagi. Nony tahu Tyo bisa bersikap seperti itu juga karena ulahnya.

"Maaf, Mas.." Nony berbicara dengan air mata yang sudah mengalir deras

"Kemarin minta pisah, sekarang minta maaf !" Tyo bangun dari tidurnya dan meninggalkan Nony yang duduk di pinggir tempat tidur

"Maaf, Mas ! Hiks.. Hiks.." hanya dua kata itu yang mampu keluar dari mulut Nony ketika mendapat sikap dingin dari suaminya

Tyo hanya diam berdiri menghadap jendela, sungguh Nony menyesal dengan perkataannya kemarin. Kalau bisa mengulang waktu, Nony tak akan semudah itu mengucapkan kata-kata perpisahan dengan Tyo.

Karena terlalu banyak menangis, Nony jadi merasa mual dan ingin muntah. Nony menghapus air matanya dan berjalan menuju ke toilet yang ada di ruangan itu.

Ketika Nony baru beberapa langkah, tangannya di tarik oleh Tyo. Nony memekik kaget ketika Tyo langsung memeluknya dengan erat.

"Mass !!"

Tyo hanya diam dan menenggelamkan wajahnya di pundak Nony, Tyo tak menggubris pukulan Nony di punggungnya. Dia malah menghirup dalam-dalam aroma tubuh dan rambut Nony yang 3 hari ini sangat dia rindukan.

"Mas, lepasin !" Nony mencoba mendorong tubuh Tyo

"Tidak !"

"Tap-tapi.."

Uwek...

Nony memuntahkan isi perutnya di dada Tyo, lalu Nony memundurkan badannya ketika pelukan Tyo terlepas.

Nony menatap ngeri pada muntahannya di kemeja bagian dada dan lengan Tyo, Nony takut Tyo bertambah marah.

"Ma-maaf Mas.." Nony menangis, karena kakinya yang lemas sehabis muntah akhirnya di mendudukan diri di sofa dengan wajah menunduk takut menatap Tyo.

Tyo mendesah berat ketika melihat kemejanya basah karena muntah Nony, bahkan aroma tak sedap menusuk indera penciumannya.

Dibukanya kemeja putihnya, dan digulungnya asal lalu dia keluar memanggil Romy untuk mencarikannya baju ganti.

"Rom !!"

Tyo keluar ruangan dengan bertelanjang dada, beruntung Meta dan Susan sedang berada di dapur kafe untuk menyuruh koki menyiapkan makan para suaminya.

"Udah gue duga, Si Tyo habis berantem langsung enak-enak di ruangan lo !" Romy bicara dengan Hendri sebelum mendatangi Tyo

"Yo, bau lo kok beda ? Perasaan orang habis enak-enak ga gini dah baunya ?" Romy mengendus-ngendus badan Tyo

"Cariin gue baju ganti, baju gue kena muntahan Nony !"

"Iyuh..."

—-oOo—-

Nony masih menunduk dan menangis dalam posisi duduk, kepalanya sekarang terasa pusing akibat terus menangis dan menunduk. Bahkan untuk meminum air putih di meja saja Nony tak berani.

Tyo keluar dari toilet, Nony bisa mencium aroma sabun yang menyebar ketika Tyo membuka pintu.

"Kamu masih mual ?!" Tyo mengangkat dagu Nony untuk melihat ke arahnya

Nony menggeleng, Tyo mengusap air mata Nony dan mengambil tisu untuk mengelap bibir Nony yang sedikit basah.

"Minum dulu !" Tyo menyodorkan segelas air dan langsung diminum Nony setengahnya

"Maaf, Mas.."

"Sstt... Sudah, Sudah Mas maafin. Mas juga minta maaf ga ada disamping kamu ketika kamu sakit !" Tyo menaruh bekas gelas Nony ke atas meja

My NonyOnde as histórias ganham vida. Descobre agora