Rumit

28.7K 1.1K 16
                                    

Tyo memasuki kantor dengan senyum mengembang, kemesraan dengan Nony tadi malam masih terngiang jelas di pikirannya.

Nony berjalan sedikit jauh di belakang Tyo, dia tidak mau menjadi bahan gosip di kantor barunya. Tapi Nony sempat heran mengapa dia sangat di sambut baik di kantor barunya ini, bahkan semua seolah hormat padanya.

Apa karena jabatannya sebagai asisten CEO, entahlah Nony tak mau ambil pusing. Yang terpenting sekarang dia bisa bekerja dengan tenang tanpa gosip-gosip dari teman sekantornya seperti dulu.

Ting...

Tyo masuk ke dalam lift mengambil posisi paling belakang dan bersandar, Nony mengikuti dan berdiri di samping Tyo.

Beberapa karyawan yang ikut masuk dalam lift berdiri di depan dan tidak berani menoleh ke arah belakang. Tyo menoleh pada Nony yang menatap ke depan, didekatkan bibirnya ke telinga Nony dan berbisik dengan pelan.

"Love you"

Setelah mengatakan itu, Tyo keluar menuju ruangannya dengan senyum kemenangan. Nony masih memegang dadanya yang berdetak sangat kencang.

"Bu Nony tidak keluar ?!" Tanya salah satu karyawan yang belum keluar dari lift

"Eh.. iya !"

Nony langsung menuju ruang rapat untuk mempersiapkan beberapa dokumen yang akan di bahas di agenda rapat pagi ini.

Tugas Nony adalah mencatat hal penting apa yang dibahas selama rapat berlangsung, gaya Tyo yang santai tapi tegas dalam memimpin rapat membuat Nony kembali kagum dan terpesona.

Tyo tidak hanya duduk diam di tempat duduknya, tapi sesekali berkeliling untuk menetralkan suasana tegang yang mulai tercipta dari perbedaan pendapat beberapa karyawan.

Tyo mendekati Nony yang sibuk mengetik di laptopnya tentang garis besar hasil rapat, Tyo terus berbicara tentang sanggahan dan pendapatnya tapi tubuhnya berhenti tepat di sebelah Nony.

Sungguh seorang cassanova, mulut dan pikiran Tyo fokus tertuju pada pembahasan rancangan kerja. Tapi punggung tangan kanannya terus mengelus lembut punggung tangan kiri Nony yang sedang mengetik.

Nony dibuat salah tingkah oleh tindakan Tyo, bagaimana bisa dalam kondisi penting Tyo melakukan sentuhan padanya. Bahkan ekspresinya sangat serius membahas urusan kerja.

Romy yang memperhatikan perubahan wajah Nony yang memerah, memperhatikan apa yang terjadi. Romy menatap jengah pada atasan sekaligus sahabatnya yang tidak bisa melihat situasi dan kondisi.

"Ampun dah Tyo, bucinnya kelewatan !"

—-oOo—-

Romy memasuki ruangan Tyo menyerahkan hasil laporan dari devisi keuangan untuk ditanda tangani.

"Kenapa lo, bisu sehari ?!"

Tyo menatap heran sahabatnya yang hanya diam menunggunya tanda tangan tanpa ada ocehan yang keluar

"Pusing gue Yo, dari kemarin Gea ga bisa dihubungi !!" Romy terlihat frustasi, padahal tadi pagi pria itu masih menggodanya

"Kemana dia ?!" Tyo menaikkan satu alisnya menatap Romy

"Keluar kota" jawab Romy lesu

Tyo menutup dokumennya dan menatap datar ke arah Romy. Pria 31 tahun itu sudah menjadi sekretaris, asisten, teman kuliah, sahabat, bahkan keluarga satu-satunya di kota tempatnya mendirikan perusahaan.

"Lo serius sama Gea ?" Tanya Tyo serius

"Iyalah Yo, gue udah 2 tahun jalan sama dia. Lo tahu sendiri tahun depan gue ada planning married !" Jawab Romy tak suka pada pertanyaan dan tatapan Tyo

My NonyWhere stories live. Discover now