Panik (extrachap)

7.6K 567 54
                                    

Brak...

Suara dokumen yang terhempas di meja kaca terdengar nyaring. Romy menatap tajam pada atasannya, bagaimana mungkin sejak tadi ucapannya sama sekali tidak direspon oleh Tyo.

"Yo.. fokus Yo !!"

"Sorry, gimana tadi Rom ?" Tyo menaruh ponsel mahalnya ke atas meja

"Gue mau cuti Yo, butuh self healing kayaknya !" Keluh Romy

"Elah Rom, begitu aja ngambek lo !" Bujuk Tyo yang tau kalau dia sudah membuat Romy kesal

"Bukan gue yang ngambekan, tapi bos gue yang bikin naik darah mulu !"

"Kebanyakan makan kambing sih lo, makanya darah tinggi !"

"Ngomong-ngomong soal kambing, gue jadi kangen Yo. Lo sih !!" Romy berubah sendu

"Oke, sampai di mana tadi ?" Tyo tak mau meladeni kegilaan Romy tentang kambing lagi, berhasil menyingkirkan kambing rese berwarna putih itu sudah cukup melegakan baginya.

"Tau ah, lo baca deh tu dokumen !"

Tyo hanya bisa menggelengkan kepalanya, akhirnya Tyo kembali fokus pada dokumen yang akan ditandatanganinya, hari ini dia tidak boleh lembur. Ada rencana penting yang sudah dia siapkan untuk dinikmati berdua dengan istri tercintanya malam ini.

"Sorry gue telat !" Hendri masuk ke ruangan Tyo. Hendri ingin memperluas usahanya dengan membangun sebuah restoran. Karena perusahaan Tyo bergerak di bidang properti, Hendri meminta untuk dikenalkan oleh salah satu arsitek terbaik dari perusahaan Tyo.

Hampir 2 jam mereka berdiskusi tentang usaha Hendri, dan ternyata Tyo dan Romy juga tertarik untuk berinvestasi di restoran baru Hendri. Kedua otak pembisnis itu melihat adanya peluang dari usaha baru Hendri yang letaknya sangat strategis.

"Anggap aja usaha bersama keluarga bro !" Tyo menepuk bahu Hendri yang memicingkan mata curiga kepada kedua sahabatnya. 

"Anjing !!" Suara Romy yang sedang menatap ponsel mengalihkan Tyo dan Hendri, beruntung para karyawan Tyo yang lain sudah keluar dari ruangan itu.

"Mulut lo dek !" Hendri memang senang menggoda Romy yang kesal dengan sebutan adik

"Adek.. Adek.. Coba kalian lihat ! Si Dio makin lama makin jadi !" Romy memperlihatkan sebuah video Dio sedang berada di sebuah club

"Biarin aja sih, dia ga ganggu lo juga ! Dan satu lagi, dia ga ngusik Nony !" Tyo sungguh malas mendengar nama bocah ingusan itu

"Dio sapa Yo ?" Hendri bingung

"Ada lah, anak kemarin sore yang baru jabat jadi CEO gantiin bokapnya !" Jelas Romy pada Hendri

"Pernah gangguin Nony ?" Tanya Hendri

"Iye, waktu Nony masih jadi asisten Tyo !"

Hendri manggut-mangut mendengar penjelasan Romy

"Gimana kalau kita ke club juga habis ini, itung-itung ngerayain ultah lo Yo !" Romy memberikan sebuah ide yang kurang baik, mungkin dirinya panas melihat video Dio yang bisa tertawa-tawa dengan beberapa wanita di club.

Plak...

Sebuah pukulan di kepala bagian belakang Romy, dilakukan oleh tangan kanan Hendri.

"Nyebut Rom !"

"But.. But.. But.. " Romy mengikuti saran Hendri

"Memang kampret ni anak !"

"Gue ada acara sama Nony !" Tyo kembali sibuk dengan ponselnya

"Susah emang punya bos bucin, dia yang ulang tahun. Dia juga yang siapin kejutan !"

My NonyWhere stories live. Discover now