33: Kembali Seperti Semula

Começar do início
                                    

Celine seketika menatap wajah Dafa, dan detik itu juga ia menelan ludah. "Aa, a-apa ya?" tanyanya cengengesan kaku melihat ekspresi Dafa yang menyeramkan, sebenarnya ia paham apa yang sedang Dafa bicarakan tapi ia sendiri bingung mau balas apa.

Dafa menghela napas panjang, menatap lama wajah Celine sebelum akhirnya tersenyum getir. "Yaudah gak papa kalau kamu gak mau cerita, aku paham," lelaki itu kemudian berbalik berniat pergi, kebiasaan marah lelaki ini seperti anak kecil bagi Celine.

Grep.

"Iya aku cerita!" Celine mencekal pergelangan tangan Dafa, gak lucu kan mereka baru bertemu dan sudah mau cekcok.

Dafa berbalik, dan saat kedua mata mereka bertemu keheninganpun terjadi.

***

"Jadi kamu memang orang kaya ya," gumam Dafa dengan Celine yang bersandar di dadanya, mereka memilih membicarakan hal penting begini di kamar supaya lebih tenang.

"Hm, maaf aku gak jujur sebelumnya, tapi sebenarnya aku juga gak pernah bohong ke kamu loh Mas, aku kan gak pernah bilang kalau aku berasal dari keluarga miskin."

"Tapi kamu juga gak jujur, Cel."

Celine meringis kaku, tak bisa membantah.

"Aku mau lebih banyak tahu tentang kamu," mendengar ucapan Dafa barusan membuat Celine mendongak menatap wajah Dafa dari bawah, "sekolah, teman, atau apapun aku mau tau."

Seketika juga Celine langsung menelan ludah dalam-dalam, seperti yang kalian tau kalau Celine dulu adalah gadis nakal yang bisanya hanya nongkrong bahkan sering ke club, mana bisa ia menceritakan aibnya pada kekasihnya.

"Kamu gak mau cerita? Yaudah gak usah cerita gak papa." Dafa membuang muka datar, lelaki ini sebenarnya pria atau wanita sih suka sekali ngambek, udah gitu bahasanya kayak cewek ABG lagi.

"Iya iya ini juga baru mau cerita," cebik Celine terpaksa. Dafa langsung tersenyum dan menatap Celine dengan sangat menunggu. "Kehidupanku tidak seperti bayangan Mas."

"Emangnya kamu tau apa yang aku bayangin?" tembak Dafa langsung.

Celine menghela napas berat, dan mau tidak mau mulai menceritakan tentang kehidupan kelamnya itu. Ia akui ia bukan gadis baik, tapi ia juga bukan gadis sembarangan, sekalipun sering bermain dengan banyak lelaki sewaktu di luar negeri nyatanya Celine bahkan tidak pernah neko-neko, bahkan ciuman pertamanya saja Dafa yang ambil.

"Kamu bener dulunya cewek kayak gitu?" tanya Dafa setelah Celine selesai berbicara.

Celine seketika merengut, "cewek kayak gitu gimana?"

"Udah jelas kan, cewek nakal, suka dugem, dan playgirl."

"Yang terakhir nggak ya!" bantah Celine tak terima. "Aku gak pernah pacaran sama banyak cowok!"

"Ya tapi mainin hati cowok juga sama aja," sindiran telak Dafa membungkam Celine, gadis itu tak bisa berkata-kata lagi. "Tapi aku seneng kamu mau jujur sama aku, aku harap kedepannya hubungan kita jauh lebih terbuka lagi, jangan saling sembunyikan apapun."

Celine yang awalnya bete seketika sumringah, diam-diam pipinya bersemu merah. "Mas juga ya jangan sembunyikan apapun!" Celine menuding balik.

Dafa tertawa kecil, mengacak gemas rambut Celine. Ah sepertinya ia sudah benar-benar bucin pada gadis nakal ini.

"Kamu—"

Drrrt ... Drrrt ...

Belum sempat membalas perkataan Celine terdengar suara HP nya yang berdering, spontan saja Dafa dan Celine langsung menatap ke sumber suara.

"Siapa?" kepo Celine mengintip, Dafa menunjukkan layar HP nya.

"Temenku, sebentar ya."

Celine mengangguk, selanjutnya Dafa mengangkat telepon dari temannya itu. "Iya, kenapa?"

Dafa terlihat menghela napas, "kan gue udah bilang gabisa Rey, lo bebal banget sih dibilangin."

Mendengar balasan temannya yang masih ngeyel membuat Dafa jadi mendecak lelah, "ck, iya-iya gue dateng. Puas lo?" terdengar tawa bahagia temannya yang langsung ditutup oleh Dafa, ia terlalu kesal mendengar suara tawa temannya yang menggelegar.

Melihat Dafa sudah selesai menelepon Celinepun merangkak mendekati Dafa, "kenapa?"

"Huff temen aku maksa buat ikut reuni, aku capek diteror mulu jadi aku iyain."

"Wah!" mendengar seruan Celine membuat lelaki itu mengerjap, "aku boleh ikut gak?"

"Kamu mau ikut?"

"Iya, boleh kan?!"

Melihat kebahagiaan Celine tentu saja membuat Dafa ikut bahagia, "tentu saja boleh, nanti sekalian aku kenalin ke mereka kalau kamu kekasih aku."

Mendengar penuturan Dafa membuat Celine sangat gembira, tentu saja ia bahagia karena Dafa benar-benar care dengan hubungan mereka ini, hubungan yang awalnya terlihat sangat mustahil dijalani.

"Makasiiiih Mas! Aku seneng banget!"

Dafa terkekeh gemas, membalas pelukan Celine erat. "Sama-sama gadis nakalku."

Keduanya jadi bertatapan dalam, tentu saja hal yang terjadi selanjutnya adalah hal yang diinginkan. Celine memejamkan matanya saat tangan Dafa terlihat menangkup wajahnya, detak jantungnya sudah seperti ingin meledak dari dadanya.

Tapi tiba-tiba Dafa berdiri, membuat Celine langsung membuka matanya kecewa. Sungguh hanya begini?

"Sebentar," pamit Dafa tidak digubris Celine, gadis itu terlalu gondok untuk menyahuti ucapan Dafa.

Tapi melihat apa yang dilakukan Dafa alis mata Celine langsung menukik tinggi, Dafa cuma mengunci pintu lalu berbalik kearahnya. Sebenarnya apa yang sedang lelaki itu lakukan?

Dafa tersenyum penuh arti sehabis mengunci pintu, tentu saja ia tidak akan membiarkan dirinya jatuh di lubang yang sama, ia tidak ingin momennya kali ini batal atau diganggu lagi oleh tuyul kecilnya, Zee.

"Mas ngapain ngunci pintu?"

"Biar gak ada yang ganggu."

Celine makin keheranan, "emangnya siap—hmp."

Dan tanpa aba-aba Dafa sudah membungkam bibir Celine dengan sangat lembut, tentu saja percikan api langsung terasa menggelora di dada keduanya saat cumbuan manis itu semakin dalam. Keduanya makin tenggelam dalam kubangan asmara, malam ini mereka melakukan hal yang sangat manis.

Tenang hanya sekedar ciuman kok, sungguh hihi.

***

TBC.

Bukan Sugar Daddy(end)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora