"Apaan ini? Lo pacaran sama Cio?!"

"Sejak kapan Na?"

"Kapan Cio nembak lo?"

"Kok nggak bilang-bilang kalau udah pacaran?"

"Ikhhh Nana!!"

Bertubi-tubi pertanyaan dari Afifah dan Meylin menyerang Kenara.

"G-gue malu.."

Kenara menangis dan menunduk.

Spontan Meylin dan Afifah tercengang. Kok nangis sih? Astaga! Teman mereka ini emang super cengeng sih!

"Eh eh Na.. Jangan nangis dong. Kita cuman kaget dan kesel, kok lo nggak cerita apa-apa ke kita dua." Ucap Afifah menghampiri Kenara dan memeluknya. Dan Meylin juga memeluk Kenara. Alhasil mereka bertiga menjadi berpelukan bersama.

"Gue ke-kemarin b-baru jadian sama Cio. Wa-waktu hari minggu. W-waktu kami makan bubur ayam, d-dia tembak g-gue. D-dan gue terima, ka-karena gue j-juga udah l-lama suka sama Cio.." Ucap Kenara akhirnya menjelaskan dengan suara terbata-bata dan serak.

"What?!"

"Wah Na! Kok baru cerita sih! Akhhh akhirnya!"

"Tuh kan Uda gue bilang mereka ini pasti pacaran akhirnya." Seru Meylin heboh pada Afifah.

Dan Afifah mengangguk antusias. Lalu mereka berdua memeluk erat Kenara.

"Selamat Nana sayangggg!!!"

Sementara itu, senyumnya Afifah makin semringah. Baguslah Kenara dan Alcio jadian. Dengan begitu berarti, Feri tidak akan punya kesempatan untuk dekatin Kenara lagi. Mungkin sekarang Feri sedang patah hati kalau cowok itu sudah tahu. Ini saatnya Afifah menghibur Feri pelan-pelan, dan semoga saja Feri bisa jatuh cinta dengan dirinya pada akhirnya. Itu harapan terbesar Afifah, semoga cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

🎨🎨🎨

"Keyku, masuk kelas dulu gih.. Aku mau ke toilet bentar ya." Ucap Alcio lembut pada Kenara. Cowok itu mencium punggung tangannya Kenara. Pagi-pagi sudah romantis saja.

Sekolah masih sepi pada pagi ini, jadi Kenara dan Alcio berani untuk bermesraan. Mereka sudah memutuskan untuk merahasiakan hubungan mereka dan yang tahu hanya orang-orang terdekat mereka. Kenara yang awalnya keberatan, akhirnya setuju untuk merahasiakan hubungan mereka, karena setelah dipikir-pikir ia juga malu.

"Okay Cio.. Aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati." Ucap Kenara sambil tersenyum.

"Gitu doang?" Alcio memanyunkan bibirnya.

Kedua alisnya Kenara berkerut. "Jadi? Kamu mau gimana?"

"Nggak kasih ini dulu?" Goda Alcio sambil menunjuk-nunjuk pipi kanannya.

"Ikhh apaan sih Cio? Ini di sekolah loh!"

"Nggak apa-apa Keyku, kan masih sepi." Goda Alcio lagi sambil menyeringai.

Kenara malu-malu tapi mau. Cewek itu mengecup singkat pipi kanannya Alcio.

Cup!

Dan Alcio merasa sangat senang. Lalu cowok itu mengecup singkat bibirnya Kenara tanpa izin.

"Cio!!"

Kenara hanya bisa menjerit sambil menahan rasa malu. Wajahnya memerah. Lalu cewek itu memperhatikan sekelilingnya. Untung masih sepi, belum ada siapa-siapa di sekolah. Ini untungnya mereka datang ke sekolah pagi-pagi gini. Alcio sudah lari kegirangan ke toilet pria yang ada di ujung koridor.

Sementara itu, tanpa mereka sadari ada seseorang di balik tembok beberapa meter dari mereka sedang memperhatikan dan memotret mereka berdua.

🎨🎨🎨

Alcio mencuci tangannya di wastafel toilet. Lalu menatap dirinya di kaca. Semenjak ia berpacaran dengan Kenara, ia merasa sangat bahagia dan berbunga-bunga. Setiap hari rasanya sangat menyenangkan.

Biasanya ia harus tertekan batin khawatir setengah mati jika Kenara dengan orang lain atau dekat dengan Feri. Namun kini ia sudah tidak perlu khawatir lagi, karena Kenara sudah menjadi miliknya.

Dan ketika Alcio hendak keluar ke toilet, tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi.

Ada sebuah pesan WA dari nomor tak di kenal masuk.

Alcio langsung menghentikan langkah kakinya.

Hai Alcio.
Lo kira dengan lo blok nomor kemarin, gue nggak bisa hubungin lo lagi? Haha
Gue bakalan tetap hubungin lo :)
Gue lihat lo bahagia banget ya sekarang bersama Key.

Kemarin Alcio sudah memblok nomor tak dikenal yang telah memberi pesan yang seperti mengancamnya. Kenapa ini ada pesan dari nomor tak dikenal lagi?

Alcio pun membalas pesan misterius tersebut karena cowok itu khawatir dan penasaran dengan siapa ini sebenarnya.

Yang tahu hubungannya dengan Kenara baru hanyalah Feri, Afifah dan Meylin.

Lo siapa? Mau lo apa?

Belum sampai satu menit, nomor tak dikenal itu langsung memberi balasan.

Kalau lo mau cewek lo baik-baik aja, temui gue sekarang

Rahangnya Alcio mengeras. Cowok itu segera membalas lagi.

Okay. Jangan macam-macam. Ketemu di mana? Kapan?

Langsung dibalas lagi.

Sekarang. Lantai tiga sekolah ini, di gudang.

Alcio langsung bergegas keluar dari toilet dan menuju ke lantai tiga, gudang sekolah. Seperti yang diperintahkan oleh pesan yang tak dikenal itu.

Sesampai di gudang, Alcio bersin-bersin sebentar. Ruangan gudang begitu gelap, namun Alcio mampu melihat ada seseorang di ujung gudang sedang berdiri sambil tersenyum padanya.

Rahangnya Alcio mengeras dan matanya menatap tajam pada orang itu.

"Jadi lo yang ancam gue?"

...

🎨🎨🎨

To be continued

Wah wah siapa ya itu? Penasaran?:p ditunggu ya part selanjutnya, see you💜

Hmm cerita ini sekarang sepi :(
Tapi nggak apa2, aku tetap update sampai cerita ini selesai. Terima kasih yang masih ngikutin cerita ini. Jangan lupa beri vote dan komentarnya. Terima kasih💜💜

Pekable💜

PEKABLE (Completed)Where stories live. Discover now