3. Menyiapkan Perlengkapan Pagi

81.9K 10.2K 123
                                    

Tilly memandang suami kecilnya yang masih tertidur pulas, gadis itu terbangun lebih awal. Dapat puas menikmati waktu berdua, inikah nikmatnya pasangan baru menikah?

Tok tok tok

Pintu tergedor pelan beberapa kali, lalu seorang pelayan muda masuk. Wanita dengan rambut berwarna coklat, dan bintik-bintik hitam di kedua pipinya.

"Oh, nona sudah bangun?" Wanita pelayan itu membawa nampan berisi dua handuk dan dua bak air bersih.

Tilly ingat dia, pelayan pribadinya, Lea. Sekarang pelayan itu nampak jauh lebih muda.

Oke, cukup untuk mengingat masa lalu.
Tilly tersenyum, "Aku terbangun saat mendengar suara burung liar di jendela."

Alis pelayan itu terangkat "Burung? Sepertinya keamanan kastil tidak terjaga dengan baik akhir-akhir ini. Maafkan saya, saya akan segera mengeluhkan masalah ini ke kepala ksatria."

"Ya ampun, tidak perlu." Tilly mengibaskan kedua tangannya, "Aku suka burung."

"Baiklah kalau begitu! Oh, omong-omong saya adalah wanita yang akan menjadi pelayan pribadi anda. Nama saya Lea, jika anda membutuhkan sesuatu, silakan hubungi saya, Nona!"

Cara dia memperkenalkan diri tetap sama seperti di kehidupan pertama.

"Oke, Lea. Di mana pelayan pribadi Aiden? Kenapa dia tak ikut datang dan malah kau yang membawa peralatannya?"

Telah dijelaskan sebelumnya, ini bukan Kastil utama Duke of Zionne.

Duke dan Duchess akan datang kemari saat mengharap kontribusi Aiden dalam perang atau keperluan penting lainnya. Selain itu semua, mereka tak pernah menjenguk Aiden.

Dengan kata lain, Aiden diasingkan oleh keluarga Duke.

"Pelayan pribadi Tuan Muda? Uh, itu.. "
Hampir lupa. Dari semua bawahan yang baik dan setia, pelayan pribadi Aiden adalah kebalikannya. Dia sangat malas dan memperlakukan Aiden dengan buruk.
Mungkin bisa lebih dari itu, tapi Tilly tak tahu karena tidak terlalu memperhatikan dulu.

Bawahan lain pun tak dapat berbuat apa-apa karena pelayan pribadi Aiden, Noel, memiliki koneksi kuat dengan sang duchess. Bisa jadi Noel adalah seorang mata-matanya.

Tilly yang melihat Lea kesusahan menjawab, tersenyum. "Lupakan pertanyaanku barusan, sekarang juga terlalu pagi untuk bangun. Jadi letakkan nampan itu di meja, aku akan mengurus suamiku sendiri."

Lea menatap gadis 9 tahun itu dengan manis, "Saya senang mendengarnya, tapi, Nona ..."

"Iya?"

"Tuan muda mungkin merasa tidak nyaman jika anda yang mengurus perlengkapannya. Lagipula, beliau juga harus mandi- "

"Tidak nyaman? Mengapa?" Tanya Tilly memotong percakapan.

Lea menelan ludahnya kesulitan, "Mungkin ada beberapa hal dari Tuan Muda yang membuat anda ketakutan."

... Memang benar jika Tilly tak mengetahui apa-apa tentang Aiden walau telah menghabiskan waktu berpuluhan tahun bersama.

"Tak apa, Lea. Biarkan istri yang mengurusku pagi ini." Tiba-tiba Aiden duduk dan membelai rambut Tilly.

Sejak kapan dia bangun? Dan, kenapa tiba-tiba bersikap akrab?

"Aiden?"

Aiden tampak mengerutkan alisnya yang tebal, "Suami."

"Ah, ya. Suami? Sejak kapan kau membuka mata?"

"Sejak perdebatan tak berguna darimu dan Lea." Aiden tersenyum, entah kenapa wajahnya lebih cerah, "Katanya kau hendak mengurusku pagi ini, jadi, kita akan mandi bersama?" lanjutnya bertanya.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now