42. Para Gadis Bangsawan

30.8K 5.5K 33
                                    

Hari pesta debut yang ditunggu-tunggu datang, Tilly dan Aiden telah bersiap sebaik mungkin untuk ini.

"Ketika di dalam, jangan pasang wajah menyeramkan. Gunakan senyuman hangatmu agar para bangsawan tidak takut, oke?" Tilly mengoceh cemas sembari merapikan dasi suaminya.

"Uhm, permintaan yang sulit."

"... Apa?"

Aiden melanjutkan perkataannya, "Tetapi jika istri terus berada di sisiku untuk menghibur, aku akan selalu tersenyum manis."

"Duh, dasar kau ini."

Lelaki yang menjadi suaminya itu turun dari kereta, menyodorkan lengannya dengan senyuman hangat, "Ayo pergi."

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang Pesta. Gaun yang Tilly kenakan memiliki warna serasi dengan baju milik Aiden.

Demian, yang menjadi ksatria Tilly, berjalan menunduk sopan di belakang sepasang suami istri muda itu.

"Duke kecil dan istrinya memasuki ruang pesta!"

Saat pintu pesta terbuka, suara alunan musik, riuh pikuk bangsawan, dan tekanan aneh, menyeruak cepat. Aula yang luas, cahaya terang berkilau, lalu banyaknya makanan mewah tersaji, jelas menjelaskan bahwa ini adalah pesta kelas atas.

Tatapan para bangsawan dengan tajam melirik si Duke kecil, Aiden, dengan penuh tekanan intimidasi. Terutama bangsawan tua yang telah mendukung Kaisar terdahulu, bersaing ketat dengan keluarga Duke untuk menjadi tangan kanan Kaisar.

"Itu dia, suami dari 'Dewi Etika'."

"Astaga, kenapa sangat tampan ..? Apakah dia ksatrianya? Di mana Duke kecil?"

"Seharusnya itu akan menggemparkan karena pasangan anak haram dan putra buruk rupa datang, tetapi ... Buruk rupa dari mana?"

"Sialan, suami dari 'Dewi Etika' sangat tampan!"

"Sudah kuduga, rumor hanyalah rumor."

Tilly tersenyum manis saat beberapa bangsawan berinisiatif mendatangi mereka untuk menjalin koneksi, walau di antaranya hanya untuk melihat wajah Aiden lebih dekat.

Hati gadis itu sedikit panas tatkala melihat semburat merah dan tatapan ganas dari para gadis bangsawan muda.

Melirik ke samping, alisnya terangkat sebelah saat melihat wajah gelap Aiden. Sepertinya dia sedikit terkejut dengan sikap agresif para gadis bangsawan muda.

Ah, tentu saja, ini pesta pertamanya.

Tilly berjinjit dan membisikkan sesuatu, "Pstt, hei ... Suami, jangan memberi kesan buruk, tersenyum, ayo tersenyum."

Aiden mengerutkan alisnya semakin dalam sebagai respon, membuang nafas, pada akhirnya dia tersenyum manis.

'A-apa? Dia sangat pintar mengubah ekspresinya dalam waktu singkat?! Suamiku, kau adalah aktor teater?'

"Duke kecil, anda sangat rupawan, sangat berbeda dari rumor beredar!" Salah satu gadis bangsawan berteriak senang.

Tertawa kecil, Aiden mengangguk elegan. "Terima kasih. Tetapi sesungguhnya, istri saya yang merawat wajah saya selama ini."

'Apa? Aku? Sejak kapan?'

Tatapan gadis bangsawan menjadi dingin, melirikku, "Oh ... Tetapi istri anda tidak merawat wajahnya sendiri, ya?"

Gadis lain pun menutup mulutnya sendiri. "Ya ampun, Nona, jangan terlalu kasar. Tapi jika dilihat ulang, ada benarnya."

"Benar, saya kira istri anda tidak mempedulikan wajahnya sendiri? Lihat seberapa buruk wajah-"

Aiden memotong perkataan gadis di depannya, "Anda merendahkan istri saya?"

"Huh? Bukan seperti itu ... Saya hanya terkejut, istri dari pria setampan anda adalah orang yang sedikit ... "

"Cukup, Nona. Jangan membuat saya menyuruh ksatri-"

Tilly menutup mulut suaminya lekas-lekas, "Ah.. Hahaha! Memang benar, saya terlalu sibuk memikirkan kesehatan suami saya sehingga lupa dengan diri sendiri."

Menarik lengan Aiden, Tilly menunduk sopan. "Saya izin pamit, mohon maaf jika ada yang tidak berkenan pada diri anda semua. Ayo, Demian."

Demian yang tadi hampir mengeluarkan pedangnya, berdecak kesal. "Baik, Nona muda."

'Suamiku gila, menyuruh ksatria mengeluarkan pedangnya di tengah-tengah pesta? Itu sangat gila!!'

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now