27. Menjadi istri kedua!

57.5K 8.6K 1.3K
                                    

Aiden beranjak dari posisi berbaringnya, dia mendekatkan wajah ke arah telinga Tilly. "Hanya meminta pendapat? Bukankah istri cemburu?"

"A-apa?"

Terkekeh pelan melihat wajah gugup istrinya, Aiden berdiri. "Aku mau mandi membersihkan diri. Bau amis darah bercampur keringatku sangat menjijikkan, kan?"

"Oh, baiklah... " Tilly juga ikut berdiri. "Tetapi baumu tidak menjijikkan, kok."

"Benarkah?"

"Iya,"

"Aku tidak percaya, coba cium lagi tubuhku. Di sini, di leher, apakah baunya tidak enak?" Aiden menunjuk lehernya dengan wajah polos.

Mata Tilly bergetar sejenak, "Oke sebentar." Dia bergerak mendekat ke arah leher suaminya.

Dengan memberi sedikit jarak, Tilly mulai menajamkan indra penciumannya. "Hemm.. Tidak ba-akh?!"

Aiden menekan kepala dan tubuhnya sehingga mereka saling menempel. Tangan bocah lelaki itu bergerak memeluk Tilly.

"Uhm, istri.. Sungguh aku sangat merindukanmu. Berada di medan perang selama dua bulan tanpamu, membuatku sadar betapa hangat perlakuan istri di Kastil."

"...S-suami"

Kenapa Aiden begitu terlihat agresif setelah pulang dari perang? Apakah ada sesuatu?

"Istri, kau membuatku mengerti apa artinya rumah untuk pulang. Melindungi dari Noel sehingga aku tak lagi takut padanya, membuatku sadar betapa.. Tampannya aku."

"Kau memang tampan!"

"Aku tahu," Aiden membuang nafas dan melepas pelukannya. "Rasanya aku ingin selalu memelukmu setiap detik."

Tilly melotot, "Jangan lakukan itu."

"Yahh.. Aku masih merasa tubuhku najis dan kotor sebelum aroma tubuh istri memenuhiku."

Melihat sang suami menatap jijik tubuhnya sendiri, membuat Tilly bingung. "Apa terjadi sesuatu saat suami sedang berperang?"

".....Tidak ada."

"Aih, baiklah baiklah. Cepat mandi, aku akan memanggil tabib untuk mengobati lukamu!"

Aiden cemberut, "Aku ingin kau yang melakukannya."

"Hmm.." Gadis kecil itu berdahem sebentar, "Oke. Aku akan mengambil peralatan obatnya ke tabib!"

Tilly beranjak keluar kamar, dan Aiden masuk ke dalam kamar mandi.

Dia berjalan menyusuri lorong yang kini penuh hiasan dan gambar Aiden dengannya.

"N-nona.."

Langkah Tilly berhenti saat mendengar suara yang familiar. "Nona Julian?"

Julian yang memakai baju tidur elegan, jemarinya saling bergerak bagaikan dia sedang gugup. "Um... Saya ingin berbicara dengan anda."

"Baiklah, apa itu?"

"Bolehkah anda masuk ke kamar saya? Ini sedikit rahasia.."

"Tidak, lorong ini sepi. Saya dapat menjamin penjaga tidak berani masuk sebelum saya berteriak."

Mendengar penolakan mentah Tilly membuat Julian tersentak, "A-ah.. Baik."

"Jadi ada apa? Karena saya harus cepat mengambil obat sebelum suami saya selesai mandi."

"Suami..." Julian mengepalkan tangannya. "Anda mungkin belum mendengar siapa saya."

Tilly memandangnya bosan, memang benar sejak kedatangan mereka, Tilly belum meminta penjelasan tentang Julian.

Gadis dengan rambut merah muda itu berucap, "Biar saya jelaskan. Sebenarnya saya.. Adalah putri dari Count."

"Ya, lalu?"

"Saya diculik oleh komplotan kerajaan barat, lalu saya kabur. Tetapi sayangnya karena stamina yang sedikit, saya pingsan di area pembuangan senjata besar."

Julian tersenyum manis, "Lalu saya diselamatkan oleh... Aiden."

Tilly mengernyit, "Panggil dia Tuan Aiden."

"Eh? T-tapi, baiklah.. Saya diselamatkan oleh tuan Aiden. Dia merawat saya hingga sembuh di medan perang, memberi saya makan, melindungi saya dari kerajaan barat.

"Seiring waktu, melihat ketulusannya, apa lagi ketampanannya, saya mulai menyukainya.."

" Dan saat mengetahui jika dia adalah putra duke Zionne dengan rumor buruk rupa, saya terkejut. Karena dia sangat tampan tidak seperti rumor!"

Di sisi lain Tilly terus mendesah pelan, dia begitu tak tahu malu sehingga mengatakan hal ini di depan istri resmi?

"Jadi inti dari ocehan kosong anda ini apa, Nona Julian?" Tilly menenangkan emosinya.

Julian tersenyum bahagia, "Saya ingin menjadi istri kedua Aiden!"

---------

Baru pulang sekolah jam setengah 5 loh, gais. Jangan marah gegara up sorean wkwkwk

Juliomte gaje 👎

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now