19. Rasa Hampa

42.4K 7.2K 112
                                    

Tilly mengerutkan kening melihat 3 undangan dari keluarga bangsawan yang bergengsi. "Hanya tiga?"

Lea mengangguk, "Benar, Nona. Sisa 562 buah undangan, dan itu kebanyakan dari bangsawan tidak berpangkat."

"Uhm ... "

Undangan yang pertama adalah dari Viscount, yang kedua dari Baron, dan yang terakhir berasal dari ... Tuan Putri Yelena.

Anak Kaisar, anak perempuan satu-satunya yang ikut berperang dalam urusan politik dalam Istana.

'Aku yakin sekarang umurnya masih 12 Tahun. '

Lebih baik Tilly pergi ke pesta teh dari Putri, kan? Dia harus menjalin hubungan dengan sang Putri, dan berpura-pura mendukungnya.

Karena menurut masa depan, Putri akan menjadi wanita paling berpengaruh dalam Kekaisaran. Bahkan melebihi kedua kakaknya.

Baik, agar lebih terjelaskan. Kaisar memiliki 3 anak.

Anak pertama adalah Caesar Einer, laki-laki, putra mahkota saat ini. Dia telah berumur 24 tahun, dan masih mempertahankan prestasinya dalam bidang pedang.

Anak kedua adalah Ixion Einer, laki-laki juga, dan masih berumur 17 tahun. Ia memiliki bakat di bidang sihir.

Lalu anak terakhir Kaisar adalah, Putri Yelena Einer. Dia masih berumur 12 tahun, tak jauh dari umur Tilly saat ini.

Kenapa putri Yelena dapat menjadi sangat berpengaruh? Di masa depan, ia akan menemukan sebuah pertambangan yang akan membantu ekonomi kekaisaran.

"Lea, berikan sebuah jawaban pada undangan dari sang Putri Yelena. Katakan bahwa Istri kecil putra Duke Zionne akan datang."

*(Duke Zionne, nama keluarga Aiden)

Lea mengangguk, "Baik, Nona." Gadis itu beranjak keluar untuk melakukan tugasnya.

Setelah kepergian Lea, kamar Tilly menjadi sepi. Dia merasa bosan, karena biasanya Aiden akan menemaninya di saat seperti ini.

"Baru genap dua minggu ... "

Tilly memainkan rambut emasnya, "Sudah lama aku tidak ... Membuat kue."

Membuat kue, memang salah satu keahliannya. Aiden sering memakan kuenya saat berlatih, bermain, dan lain-lain.

"Ugh, jangan memikirkannya."

Keluar Kamar, Tilly bermaksud pergi ke Dapur untuk membuat kue lagi
Hitung-hitung ia akan memberi kuenya di pesta teh bersama sang Putri.

Berjalan menuju dapur, melewati lorong panjang. Beberapa penjaga berjejer di sana dan menyapa Tilly, gadis mungil itu hanya membalas dengan anggukan dan senyuman kecil.

Dinding yang sebelumnya berwarna abu-abu polos, kini menjadi warna putih bersih dengan hiasan di mana-mana.

Sebuah lukisan Tilly dan Aiden terpajang besar di salah satu tembok, lalu beberapa vas bunga yang Aiden sendiri membuatnya.

Suami membuat vas itu saat ia belum berangkat ke Medan Perang.

"Huft ... Aku sudah bertekad untuk tidak memikirkannya."

Tilly mempercepat langkahnya, lalu sampai ia pada sebuah pintu besar.

"Pintu Dapur,"

Ceklek.

Pintu dibuka, dan aroma sedap, manis, asin, bercampur menjadi satu. Para koki sibuk membuat makan siang.

"Hai, semuanya."

"Ah, Nona? Kenapa anda kemari? Dapur sedang kotor sekarang ..." Kepala Koki, Kale, memasang wajah cemas.

Tilly memang sering bertemu dengannya. Saat membuat kue, Kale adalah orang yang berkontribusi besar dalam keberhasilan kue itu.

Kale, pria yang terlihat berumur 34 tahun, dengan rambut berwarna merah dan mata hijau, sungguh mencolok namun indah.

Pria itu sudah memiliki Istri dan 1 anak di Rumahnya, maka dari itu Kale selalu pulang tiap malam dan kembali dini hari.

"Kale, aku ingin membuat Kue lagi."

" .... " Kale memasang wajah cemas, "Apakah anda merindukan Tuan Muda?"

"Bukan begitu, Kale."

Tilly terdiam saat tidak mendengar respon dari kepala koki, gadis itu menunduk. Bohong jika dia tak merindukan Aiden, bohong.

Di sini, Tilly dan Aiden pernah bermain tepung hingga berantakan, karena sedang membuat kue bersama.

Setiap Aiden berlatih, setiap Aiden menunjukkan sisi kuatnya, Tilly selalu memberikan keranjang berisi kue buatannya.

"Ah, Kale. Sepertinya aku tidak memiliki keinginan untuk membuat kue lagi. Aku akan pergi - " Gadis kecil itu berbalik arah dan berjalan cepat menuju kamarnya.

"N-nona?!"

Tilly berlari cepat, sangat cepat, melewati lorong yang penuh dengan ingatannya bersama Aiden.

".... Kamar kami."

Akhirnya gadis mungil itu sampai pada Kamar, tanpa basa-basi, Tilly membukanya.

"Kamar kami .... Pertemuan pertama, di sini."

Satu ranjang yang cukup besar dengan dua bantal, lalu meja dan lampu disamping ranjang.

Di sisi dinding kanan, Tilly melihat coretan-coretan yang tidak jelas. Itu adalah coretan yang mengukur tinggi badan bersama Aiden, Aiden yang lebih tinggi darinya.

Lalu ada hiasan dengan beberapa bentuk di atas meja, dan gambaran-gambaran aneh juga lucu terpajang di dinding.

Tilly membuka lemari, dan mengambil baju Aiden.

"Uhmm.. Aku merindukannya, sangat merindukannya." Tilly memeluk baju itu, membiarkan hidungnya menghirup aroma Aiden yang selalu didambakan.

Tanpa suaminya, semua begitu hampa.

--------

Hai, guys! Nanti setiap sabtu, aku bakal posting komentar-komentar pilihan yang menurutku lucu ke instagram, loh!

Jadi coba pantengin ya, username instagramku ada di profil ini.

Oh, juga jangan lupa vote! Thank u!

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now