16. Ribuan Botol Obat

51.2K 8.4K 73
                                    

Waktu tersisa seminggu, Tilly bertekad untuk membuat hari yang paling menyenangkan. Namun ... Semuanya gagal.

Aiden sibuk berlatih pedang dengan Demian, kepala ksatria.

"Ah.. Aku tidak bisa berdiam diri seperti ini!" Tilly membanting bukunya ke meja.

Lea, yang berada di samping gadis itu, terkejut. "N-nona?"

"Uang yang diberikan Ayah padaku untuk seumur hidup, hanya 30.000 koin." Tilly mendongak menatap pelayan pribadinya, "Berapa harga satu botol cairan penyembuh luka?"

"Uh? Untuk sebotol penyembuh luka biasa, hanya satu koin. Tapi jika ingin efek yang lebih bagus, seharga 5 koin per botol."

"Kau tahu berapa ksatria kastil ini yang akan ikut berperang?"

"Dari yang saya dengar, hanya sekitar 200 ksatria karena kaisar mengarahkan banyak bawahannya."

Tilly termenung, "Boleh aku minta tolong?"

"Tentu, apa pun untukmu, Nona."

"Belikan aku cairan obat yang paling baik sebanyak enam ribu botol."

".....APA?!"

***

"Suami!"

"Ah," Aiden menoleh sambil mengusap keringatnya. "Kau datang!"

Tilly tersenyum pada Demian, seseorang yang melatih perkembangan bela diri Aiden.

"Demian, bisa kita berbicara?"

"Tentu saja, Nona."

"Apakah aku harus pergi?" Aiden memasang ekspresi tidak suka.

"Kamu harus pergi, mandilah dulu dan menyusul ke sini lagi." Tilly menggunakan ujung kain di lengannya untuk mengusap keringat suaminya.

"Gaunmu akan kotor."

"Jika untukmu, tidak apa."

"Baik, aku akan mandi dengan cepat!"

Menatap kepergian Aiden, Tilly langsung memasang wajah serius pada Demian, "Aku akan membahas hal penting,"

Demian mengangguk, "Apa itu, nona?"

"Perang yang akan datang ini, aku punya firasat buruk. Aku takut suamiku terluka."

"Itu hal yang tidak perlu anda takutkan, suami anda sangat kuat walau masih berumur 9 tahun. Tuan muda juga akan berada di bawah perlindungan saya."

"Tentu, aku tahu! Tapi ... humm,"

Bagaimana cara Tilly mengatakan pada Demian untuk menjaga dirinya lebih baik lagi?

Ya, Demian harus menjaga dirinya sendiri. Karena lelaki itu akan mati dalam perperangan kali ini, hal ini membuat Aiden mengunci diri dalam Kamar selama beberapa hari.

Demian ... sama saja Ayah bagi Aiden, dia tahu dari tatapan sayang darinya. Baik Aiden, maupun Demian, harus tetap selamat di dalam perang ini.

"Ekhem, kau juga harus menjaga dirimu, kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti."

Demian memiringkan kepalanya, "Anda mengkhawatirkan saya?"

"Ya.... Bisa dibilang begitu."

"Hahaha! Bagaimana jika saya mati dalam perang? Apakah anda akan menangis?"

Tilly menatapnya tajam, "Demian, bercandamu tidak lucu!"

"Oh, candaanku tidak lucu ya."

Gadis itu menatapnya heran. "Hah?"

"Apa?"

"Kau ternyata beneran bercanda?"

"Tentu saja, anda bahkan mengatakan jika candaan saya tidak lucu. Saya akan berhenti."

"......"

Pria aneh.

Oh, hampir lupa. Demian adalah pria berumur 30-an yang memiliki rambut berwarna coklat tua. Wajahnya cukup tampan dan populer di kalangan pelayan kastil.

Sedangkan sejak Tilly membuka mata dari pingsan, Aiden benar-benar sibuk. Jadi ini adalah pertemuan pertamanya dari sekian lama!

Tidak, sebenarnya hanya dua hari mereka tidak bertemu.

Dan, Noel ... Tilly tak menemukannya sampai sekarang. Tilly belum sempat bertanya tentang itu.

Baiklah, kembali ke topik utama.

"Demian, aku serius. Jika kau terluka suamiku akan sangat sedih."

"Iya, Nona."

"Dan aku juga telah menyiapkan beberapa keperluan untuk Perang, tolong sampaikan pada Suami."

Demian bertanya, "Kenapa anda tidak menyampaikannya sendiri?"

"Aku akan nengatakannya nanti waktu tidur, lagi pula tidak ada latihan malam, kan?"

"Tidak, tidak ada."

"Nah, aku juga ingin kau memberikan barang-barang ini saat sudah sampai di tempat Perang, bisa?"

"Bisa." Pria rambut coklat itu menjawab yakin.

"Oke, aku telah membeli 6.000 botol obat yang lumayan baik di Pasar."

"....Apa?"

"Aku telah membeli beberapa botol obat untuk Suami, kau, dan para ksatria yang ikut berperang."

"....Berapa banyak tadi?"

"Enam ribu botol."

"G-GIILAA?!" Demian mengguncang kursinya, "A-anda serius?"

"Kau kira aku bercanda?"

"Iya."

"........... "

Demian memang pria yang sangat amat aneh, itu kesan Tilly padanya.

"Sudahlah, tolong gunakan botol obat itu sebaik mungkin. Apalagi demi keselamatan suamiku, aku pakan percaya padamu, Demian."

"Anda bisa mempercayakannya pada saya!"

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now