37. Selamat Pagi

41.1K 6.4K 127
                                    

Semenjak hari di mana terciptanya kesepakatan mereka, Aiden bersikap lebih agresif.Sikapnya seolah berubah banyak dari kemarin.

Tilly yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya, membuka mata perlahan. "Hoaamm ... "

"Selamat pagi, istri."

"Oh, yaa, pagi juga ... "

Aiden tersenyum manis, lalu mengecup pipi kanan istrinya. "Jangan bersikap imut seperti itu, dasar menggemaskan."

"Ah?" Dengan wajah penuh rona, Tilly menggosok telinganya malu-malu. "Jangan berbisik di telingaku."

"Kenapa?"

"Geli."

"Kalau begitu aku akan-" Aiden mendekatkan bibirnya ke telinga Tilly, "Berbisik padamu setiap saat."

'Bocah dewasa ini ...!'

Tilly segera menjauhkan telinganya dengan mata melotot, "Suami!!"

"Hahaha.."

Itulah yang dimaksud lebih agresif, sangat memalukan. Tetapi, bukan berarti Tilly tidak menyukainya. Gadis itu juga senang.

Tilly dan Aiden harus menunjukkan dirinya dalam pesta debut tak lama lagi. Dan saat itu, suami dari 'Dewi Kecil Etika' akan memperlihatkan dirinya di dunia sosialita!

Mereka berdua sudah lama tak mendengar kabar apa pun dari Julian, keluarga Count menutup dirinya selama beberapa tahun hingga sekarang.Tetapi pasti keluarga Count tengah menyiapkan sesuatu.

"Suami,"

"Hum?"

Tilly memakai selendang putihnya, menurunkan kedua kaki, lalu bersiap untuk memanggil pelayan. "Tiga hari lagi kita akan melakukan pelajaran etika debut bangsawan."

"Apa? Secepat itu?"

"Mau menunggu seberapa lama lagi?"

Aiden memeluk istrinya dari belakang, memanjakan indra penciuman dengan menghirup dalam leher bagian belakang Tilly. "Tidak bisakah kita tetap berada di Kastil? Hidup kita hanya akan bersenang-senang."

Merasa gemas, Tilly menarik salah satu lengan Aiden dan mencium penuh kasih jari manisnya. "Suamiku sudah gila."

"Aku serius, istri. Tidak bisa kita melakukannya? Tak perlu debut, tak perlu menunjukkan diri di depan warga Ibu Kota."

"Kau harus mempersiapkan segalanya untuk menjadi Duke di masa depan, suami. Aku akan membantumu sebagai seorang istri,"

Aiden tak melepas pelukannya, "Ah, malas!!"

"Jangan merengek."

"Malaaaasss!!!!!!"

"Huft ... " Tilly menarik paksa tubuhnya sehingga dapat lepas dari pelukan erat Aiden. "Apa yang harus aku lakukan pada bayi pemalas ini?"

Aiden mengedipkan kedua matanya beberapa saat, lalu tersenyum menggoda. "Aku bisa menjadi pria yang sangat rajin."

"Benarkah?"

"Uhm, tetapi seorang pria rajin pasti membutuhkan bahan bakar untuk kerja kerasnya!"

Gadis dengan rambut emas ini tertawa, "Apa bahan bakarnya?"

"Cium aku, di bibir, sekarang. Dan panggil aku 'sayang' sekali ini saja."

Agak memalukan memang, tapi Tilly sudah harus terbiasa. "Baik, tuan bayi pemalas!"

Setelah mengecup singkat bibir suaminya, Tilly membuang pandangan mata ke samping. "Tolong bekerja keras hari ini dan seterusnya, sayang.."

"......"

Tak ada respon membuat Tilly mengerutkan keningnya, "Ada apa?"

"Ah, ya ampun." Aiden terbaring ke ranjang dengan wajah memerah. "Istri sangat lucu, apa kita harus berada di ranjang seharian kali ini?"

"Tidak."

Mendengar jawaban tegas, Aiden membuka matanya. "Tapi-"

"Suami bukanlah tuan bayi pemalas lagi, karena aku sudah memberi bahan bakar. Cepat bekerja!!"

Tilly menarik tangan Aiden dengan tujuan membantunya beranjak, namun sayangnya .... Tubuh Aiden sangat berat!

"Ugh, ayolah ... Jangan mengandalkan tubuhmu pada kekuatan lemahku, suami!"

Aiden lagi-lagi tersenyum menggoda, tatapan matanya dalam memandang Tilly. Ia menarik lengan istrinya, dan dalam selali tarik Tilly sudah terjatuh di atas tubuh Aiden.

"Hei, suami?!"

Dengan erat memeluk tubuhnya seolah itu adalah harta berharga yang akan kabur, Aiden berbisik gemas. "Semakin hari, kamu semakin cantik."

"J-jangan berbisik di telingaku!"

Lelaki itu terkekeh dan semakin mempererat pelukannya, tubuh Tilly dan Aiden tidak memiliki batasan sekarang.

Tilly benar-benar malu. Sangat malu!

"SUAAMIIIII!!!!!!"

***

Lucu banget woii hahahha, aku sendiri gemess

Btw, ini sih senang-senang sebelum badai menghadang 😋

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now