55. George Floyd

26K 3.9K 36
                                    

"Apa?"

Tilly akhirnya mengerti, mengapa Demian tidak nampak akhir-akhir ini karena terjebak dalam Kastil Count Cheldon.

'Si brengsek itu ...'

Persidangan pun berakhir, Julian diberi hukuman penjara selama seumur hidup. Tuduhan Tilly dicabut, ia keluar tempat sidang bersama suaminya, Aiden.

Tunggu,

Ada yang aneh.

"Di mana Duchess?" Tanya Tilly menatap suaminya.

Aiden tersenyum, "Dia kabur, para tim sangat tidak becus sehingga dapat membuat wanita bodoh sepertinya sukses melarikan diri."

"Kau membiarkannya kabur?"

"Ya. Dia sudah tidak berguna lagi, nilainya dibawah nol. Mungkin wanita itu akan bunuh diri, atau ... Menghampiri kandang musuh negeri ini?"

"...."

Begitulah, kematian Duke yang berbeda dengan kehidupan pertama Tilly, dan Duchess yang malah melarikan diri.

Semuanya sudah berbeda.

"Ayo jenguk Demian, ini salahku sehingga dia mendapat luka. Apakah parah?" Tanya Tilly.

"Kenapa salahmu?"

"Ya ... Akan aku jelaskan ketika sampai di Rumah, saat pesta debut aku menyuruhnya mengawasi seseorang."

***

"Yang Mulia, Duchess of Zionne dari Kekaisaran Abigail, datang mengunjungi anda."

"Izinkan masuk."

George Floyd, Kaisar dari Kekaisaran barat. Ah, lebih tepatnya, Kekaisaran Floyd.

Ia memiliki rambut berwarna coklat, itu adalah warna rambut yang pasaran dan banyak di kalangan rakyat biasa. George memiliki alis tebal dan tatapan mata yang tajam, garis leher kencang, juga hidungnya yang mancung.

Walau rambutnya berwarna coklat, wajah George seolah menyelamatkannya.

"Duchess!" Lelaki itu memandang pintu masuk dengan wajah sumringah.

"Y-yang mulia ...!" Duchess datang dengan penampilan berantakan. Setelah persidangan, ia kabur dengan kereta kuda menuju Kekaisaran Floyd tanpa pikir panjang.

Jika di Kekaisaran Abigail tak ada lagi yang memihaknya, Duchess masih memiliki Kaisar George.

Duchess yakin, Kaisar George akan menyelamatkannya. Kenapa? Karena Kaisar George mencintai Duchess.

Ya, dia memiliki satu budak cinta.

Kartu AS-nya.

"Ada apa anda kemari, apakah ada masalah, Duchess?" Tanya George yang meletakkan cangkir teh berlapis emasnya dengan terburu-buru.

Kini mereka berada di dalam ruang santai sang Kaisar. Seharusnya, ruangan ini tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, namun Duchess keluar masuk beberapa kali di sini.

Karena ini lah yang membuat Duchess yakin jika George mencintainya.

Duchess menghela nafasnya, memperbaiki rambut biru bergelombang yang tampak berantakan. "Jangan panggil aku Duchess saat kita hanya berdua, ayo berbicara secara santai. Panggil namaku."

"Mmm," George tersenyum nakal. "Oke, Claudia."

Membalas senyuman nakalnya, Claudia mendekat. "George."

"Ada apa, sayangku? Kenapa kemari?"

"Aku hampir dipenjara hari ini, karena dua bajingan kecil itu ...!"

George memangku Claudia di atas pahanya, menuangkan secangkir teh yang masih hangat. "Apakah dia Aiden Zionne dan Tilly Zionne?"

"Benar, kau pandai menebak, George."

"Tentu, kau belahan jiwaku, aku tahu segalanya tentangmu."

Claudia bersandar pada tubuh bidang Kaisar Floyd itu, "Aku melarikan diri kemari karena hampir dipenjara."

"Tim pengadilan membiarkanmu melarikan diri begitu saja?"

"Mereka tak melihatku," Mendongak, Claudia memasang wajah menggoda. "Aku pandai melarikan diri, bukankah begitu?"

"Ya, tentu. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh wanitaku ini?"

"Ah, ada satu."

George mendekatkan wajahnya. "Apa itu?"

"Aku tidak bisa melepas cintaku padamu, hihi." Terkekeh perlahan, Claudia melepas pangkuan George. Ia menjauh dengan wajah malu-malu.

Ikut berdiri, George melebarkan kedua lengannya. Wajahnya memelas, "Peluk aku."

"Ah, baik. Kau merindukanku, George sayang~??"

Claudia memeluknya, di sisi lain mulut itu terus mengoceh seolah tengah memanjakan Kaisar Barat.

Tapi mungkin George Floyd tidak tahu, jika Claudia menyembunyikan ekspresi aslinya dibalik punggung.

Ekspresi puas.

Tentu saja, siapa yang tidak puas setelah sukses menggoda Kekaisaran Floyd?

Claudia tak mencintainya, dia hanya ... Memanfaatkan George.

Dasar lelaki bodoh, mudah sekali digoda.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now