Special Episode -1-

35.2K 3.6K 20
                                    

"Besok hari ulang tahun pernikahan kami," Tilly menatap kaca, tampak Sora menyisir rambutnya dengan hati-hati. "Aku ingin membuat kejutan."

Sudah bertahun-tahun sejak perang berakhir, kekaisaran juga semakin makmur. Pangeran Ixion membuka akademi sihirnya sendiri, Caesar si Kaisar, sibuk di singgsana bersama Aiden sebagai pengikut terdekat.

Putri Yelena masih tetaplah Yelena.

Sora tersenyum manis menanggapi pikiran nonanya, "Apa anda sudah memikirkan kejutan untuk besok?"

"Seminggu terakhir kami sangat sibuk. Suami jarang pulang karena Kaisar sialan terus memberinya pekerjaan baru." Tilly menggerutu.

"Dokumen di kantor anda juga sangat banyak, Duchess."

"Maka dari itu, aku ingin menyelesaikan semua pekerjaanku hari ini." Tilly bertekad kuat, "Aku yakin suami berpikiran yang sama."

Tilly berharap, hari ini ada banyak waktu yang akan mereka gunakan berdua. Menyelesaikan segala pekerjaan saat ini adalah yang terbaik.

"Hari ini dia pasti pulang, suamiku tak pernah lupa hari penting." lanjutnya.

Sora hanya mengangguk, "Ide bagus, dan bagaimana dengan kejutan? "

"Aku akan menyiapkan hadiah pribadi untuknya."

Tilly segera bergegas ke kantornya, dengan secangkir teh yang selalu dijaga hangat oleh Sora, Tilly menekuni dokumen yang menumpuk. Gadis itu membenarkan posisi kacamatanya.

Karena pekerjaan Duchess yang begitu banyak setiap hari, Tilly harus memaksa matanya tak istirahat. Setahun yang lalu gadis itu resmi menjadi pemakai kacamata.

Awalnya Aiden menyesal karena itu, tetapi ia mulai menerima dan beranggapan istrinya cantik dengan kacamata.

Tilly benar-benar menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dari yang diharapkan, ia menoleh ke jendela dan langit sudah malam. Merapikan dokumen di atas meja, melepas kacamata, gadis itu meregangkan tubuhnya yang kaku.

"Apa ada berita kepulangan suami?" tanya Tilly kepada Sora.

Sora menjawab, "Tidak ada, Duchess."

Seharusnya saat ini suaminya sudah pulang, tetapi mungkin ia memiliki pekerjaan yang masih harus diselesaikan.

Itu bagus, Tilly pergi ke gudang lama dan mempersiapkan hadiah untuk suaminya. Sebuah kenangan masa kecil.

Di sisi lain, dalam kantor yang memiliki tumpukan berkas gila. Aiden duduk di kursinya dengan wajah kelelahan.

"Pukul berapa?"

"Sudah lewat tengah malam, duke." jawab ksatria di luar kereta.

Aiden merenggangkan dasinya yang ketat, bersandar lelah lalu membuang napas berat. Wajahnya kini tampak lebih dewasa, garis wajah yang semakin kencang, begitu berbeda dengan dulu.

Di istana, banyak sekali yang harus diurus. Tikus-tikus bajingan mencoba mencuri properti resmi duke, yaitu setengah wilayah kerajaan barat.

Properti itu memang mengundang iri banyak pihak, mereka beranggapan Caesar memberi hadiah yang berlebihan. Sudah bertahun-tahun para tikus mengucap ketidaksetujuannya, namun akhir-akhir ini tikus itu mulai bergerak.

Memang bukan hal yang sulit bagi Aiden untuk mengusirnya, tetapi para tikus mendapat simpati para rakyat. Jika Aiden langsung membunuh mereka, negara ini akan renggang dalam diam.

Kerenggangan rasa percaya di antara rakyat dan pemimpin itu sulit.

Jika bisa, Aiden akan melepas hak atas properti hebat itu. Tetapi kehormatan Duke juga akan turun begitu rendah, posisi istrinya terancam.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now