9. Pelajaran Tata Krama?

49.8K 8.6K 23
                                    

"Nona Muda, mohon untuk pergi dan tidak menganggu pelajaran tata krama Tuan Muda." Noel menunduk, mencoba mengusir Tilly dengan halus.

Aiden di sampingnya hanya diam menunduk, seolah sudah siap dan terbiasa dengan ini.

Aiden yang malang ....

"Kenapa? Ini hakku, mau menemaninya atau tidak." timpal Tilly dengan diam-diam mengenggam tangan suaminya.

"Maaf?"

"Saat Suamiku sedang berlatih pedang, Demian mengizinkan aku untuk menemaninya. Lagi pula.. Ini 'hanya' pelajaran tata krama."

Lagi, Noel menahan ekspresi buruk di wajahnya lagi. Dia mengucap sumpah serapah di dalam hati.

Pria ini ... Dia memang tidak sadar akan posisinya, ya? Bodoh. Walau sudah cukup tua, memiliki keriput di seluruh wajahnya, dia masih tidak memiliki kesadaran terhadap diri sendiri.

"Pelayan tak tahu malu," gumam Tilly.

Namun pendengaran Noel dan Aiden cukup tajam sehingga dapat mendengar gumaman tersebut.

"Apa? Anda baru saja menjelekkan saya? Itu sikap yang tidak sopan, Nona!" Noel berteriak tak terima.

"Haha," Tilly menutup mulutnya. "Aku nyonya kastil di sini, Noel. Kumohon bersikap lah baik agar aku tak memecatmu."

"Anda tidak akan bisa memecat saya, karena saya memiliki-"

"Surat rekomendasi dari Duchess? Menurutmu itu cukup untuk menghentikanku?"

" ..... "

"Sudahlah, ayo segera mulai pelajaran tata krama dari seorang 'pelayan rendahan' ini" Tilly menghentikan perdebatannya.

"Ck, mari masuk, Tuan Muda."

"Ohh," Tilly menarik tubuh kecil Aiden agar semakin dekat, "Istri tercintanya juga akan masuk!"

Aiden berdiri dengan wajah tertunduk di depan Noel, mendengar penjelasan dari gurunya. Tidak, dia hanya seorang pelayan, bukan guru!

"Selamat, Tuan Muda. Anda telah sukses dalam tata krama meminum teh tanpa bersuara. Selanjutnya yaitu tata krama saat makan,"

Sebenarnya ini lebih mirip ke tata krama untuk seorang gadis bangsawan muda.

"Untuk mengajari anda, mari kita pergi ke ruang makan."

Deg.

Tilly mengerutkan keningnya, "Hei."

"Ya, Nona?"

"Kau tahu, kan, suamiku tidak nyaman dengan ruang makan itu. Kau juga tahu, dia tak sadarkan diri selama 2 hari karena itu."

Noel tersenyum, "Ini keperluan pelajaran tata krama. Mohon tidak menganggu, Nona."

"Ha! Pelayan--"

"Tidak apa, ayo pergi, Noel." Aiden membuka suaranya.

"Suami!"

"Dengar apa yang dikatakan Tuan Muda. Maka dari itu, ayo kita pergi dan jangan membuang waktu lagi."

Tilly beranjak dari tempat duduknya, menghentikan langkah Noel yang memimpin Aiden.

"Suami, kau tak perlu mendengarkan semua omong kosongnya. Dia seperti anjing liar yang menggonggong!"

"Nona Muda!"

Gadis kecil itu mengacuhkan bentakan Noel, "Kita memiliki uang yang lebih dari cukup untuk menanggil guru profesional untuk tata krama. Bukan pelayan rendahan dan tak berpendidikan seperti ini!"

Noel kesal, dia hampir mengangkat tangannya. Tetapi dia ingat bahwa Tilly masih menjadi Nyonya Kastil.
Menahan.

"Nona Muda, mohon bersikap baik."
Lagi-lagi Tilly mengacuhkannya. "Ayo, Suami. Kita pergi saja, aku akan memanggil guru baru untukmu."

Aiden merasa sangat senang, kini, istri sah menyelamatkan dan melindunginya lagi. Mengapa dia begitu keren?

"Istri, Ibu akan marah jika tahu aku melewatkan pelajaran tata krama."

Noel menyeringai, "Itu benar! Yang Mulia Duchess akan sangat marah dan kecewa pada anaknya yang tidak taat."

"Suami, di kastil Marquis, aku juga sering mendapat paksaan untuk belajar. Saat aku memberontak, Ayah dan Ibu marah." Tilly berusaha membujuknya, "Tapi kau tahu apa yang kulakukan saat itu? Mengunci diri di kamar! Dan keesokan harinya, mereka tidak membahas kesalahan itu lagi."

Aiden terpana mendengar omongan istrinya yang begitu nekat.

"Jadi intinya, jangan takut dengan apa yang akan dihadapi nanti. Mari kita bersenang-senang sebelum kita kehabisan waktu!"

Mendengar ucapan Tilly, Aiden termenung sesaat, "Kalau begitu ..."

"Ayo pergi bermain!"

"Tuan Muda!"

Noel sangat kesal, usahanya untuk menarik Aiden ke dalam genggamannya ... bertahun-tahun usahanya menjadi kacau dalam satu hari karena gadis sial itu!

Tilly memegang tangan Aiden, "Kau selalu menerima kue dariku, kan? Sekarang ayo kita membuatnya bersama!"

Melihat kepergian dua bocah kecil itu, Noel langsung mengubah ekspresinya.

Gadis kecil sialan itu!

"Dia menganggu rencana untuk membuat Tuan Muda tunduk padaku. Ini tidak bisa dibiarkan."

Jika begini terus, bisa-bisa Tuan Muda malah tunduk pada gadis bodoh itu.

"Aku harus ... menyingkirkannya."

Apa yang dia lakukan untuk mengusir Tilly? Memberinya pelajaran dan ancaman? Tidak, gadis itu sangat gila sehingga ancaman saja tidak cukup!

Dia akan membunuhnya dengan tangan sendiri!

Juga di sisi lain, Dapur tepatnya, Tilly dan Aiden sedang membuat kue. Tak lupa mereka dibantu oleh para koki.

"Hahaha! Tepungnya seperti menjadi bedak di wajahmu, Suami!" Tilly terbahak-bahak sambil menunjuknya.

Aiden hanya tersenyum dan membersihkan pipinya yang memutih karena tepung. "Kau sangat usil"

"Hihi, kemari, biar kubantu membersihkan bedak di wajahmu! Seperti bayi saja.." Gadis kecil itu mengusap lembut pipi Aiden.

"Bayi?"

"Iya, kau seperti bayi sekarang."

"Tunggu, aku sudah besar, kita seumuran!"

"Tapi ji-"

Aiden memotong, "Jiwamu lebih dewasa? Ini alasan yang sama dan diucapkan dua kali."

Mulut Tilly berkedut, "Kau itu ya .... "

Para Koki yang membantu mereka berdua untuk membuat kue, tersenyum hangat. Begitu menyenangkan suasana kastil setelah kedatangan nona kecil ini.

Mereka menganggap Tilly seperti cahaya yang ajaib.

[END-TERBIT] Get Married with MonsterWhere stories live. Discover now