O C E L A D I S | 51

21K 3.6K 1.3K
                                    

Halo semua.
Sebelumnya maaf karena Update Cerita ini lama banget.

Aku sarankan kalian baca ulang chapter sebelumnya kalau lupa alur. I'm so sorry^^

Jangan lupa Oceladis akan terbit bulan Februari ya. Aku nambahin ekstra chapter yang banyak di Versi novel.

PROMOSIIN CERITA OCELADIS KE INSTAGRAM, TIKTOK, TWITTER KALIAN YA!

PROMOSIIN CERITA OCELADIS KE INSTAGRAM, TIKTOK, TWITTER KALIAN YA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ceyan,” panggil Geladis lembut namun penuh penekanan.

Setiap manusia di dunia ini pasti menginginkan ketenangan jiwa dari orang yang mereka sayangi, sama halnya dengan Geladis. Dia tidak mau Ocean selalu dihantui oleh ketakutan-ketakutan yang semakin lama pasti akan semakin menyiksa.

Ocean menggeleng pelan. “Kamu tau sendiri Yis gimana bencinya Mami dan Papi sama aku, mustahil kita bisa baikan.” Elysabeth dan Abdi mungkin akan langsung mengusirnya setiap mereka berada di tempat yang sama. Bagaimana pula bisa kembali seperti semula?

Kematian Airen—adik Ocean—sudah membangun tembok diantara mereka. Meniadakan hubungan darah yang seharusnya semakin pekat. Abdi membuang Ocean bak seonggok sampah yang tak berharga, Elysabeth menutup telinganya dari teriakan minta tolong Ocean.

Geladis mengusap pelan pundak Ocean, memberikan kekuatan. “Aku bakal selalu ada di samping kamu Ceyan. Nggak perduli seberapa banyak orang yang benci kamu, aku, Geladis Lengkara bakalan selalu megang tangan kamu kayak gini,” dia meraih tangan Ocean, menyatukan jemari mereka diantara sela-sela.

Kedua netra Ocean berkaca-kaca menatap Geladis lekat. Mengapa dia bisa sebodoh itu menghianati Geladis?

“Kamu suami aku, apapun masalah kamu masalah aku juga. Aku nggak mau kamu hidup di dalam ketakutan lagi. Kita mulai semuanya dari awal.”

Air mata Ocean merembes keluar, lelaki itu semula mengangguk pelan, namun lama kelamaan anggukan itu semakin kencang tatkala Geladis memeluknya erat seolah tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka.
“Makasih Yis, makasih.” Gumam Ocean pelan.

*

Ke esokan harinya setelah jam kuliah mereka selesai, sepasang suami istri itu langsung pergi ke tempat tujuan utama mereka. List harapan Geladis adalah hal pertama yang mereka lakukan terlebih dahulu. Meskipun penat menghampiri, waktu yang menunjukkan pukul setengah empat tak mengurungkan niat keduanya untuk merajut kembali benang yang terputus.

Geladis dan Ocean saling berpegangan tangan memencet bel rumah mewah kediaman Abdi dan Elysabeth. Tidak dapat dipungkiri Ocean degdegan setengah mati, dibandingkan menghadapi dosen killer Papinya jauh lebih menyeramkan.

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang