O C E L A D I S | 27

31.3K 5.3K 2.2K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

ABSEN DULU, SIAPA YANG UDAH FOLLOW INSTAGRAM DIATAS?!

Ocean menatap Geladis yang tengah menyusun barangnya dari kejauhan, dia benar-benar merealisasikan ucapannya untuk menjauh ketika mereka berada di tempat tinggal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean menatap Geladis yang tengah menyusun barangnya dari kejauhan, dia benar-benar merealisasikan ucapannya untuk menjauh ketika mereka berada di tempat tinggal yang sama.

Geladis tampak serius memasukkan baju ke dalam lemari, dari dulu semenjak mereka pertama kali menikah tak pernah terlintas sedikitpun dibenaknya kamar itu akan digunakan.

Ponsel Ocean bergetar pertanda sebuah pesan masuk, ia dengan cepat membukanya melihat pesan dari tukang ojek online.

SUPRIADI JASMANI

[Halo mas ini makannya udah datang]

[Saya udah di lobi]

Ocean buru-buru memasukkan ponselnya kembali dan berlalu menuju lobi menemui abang tukang ojek. Ia mengetukkan jari gusar ketika berada di lift, jantungnya berdetak cepat menerka-nerka respon Geladis.

Ocean berlari kecil menghampiri pak Supriadi tersebut, "saya Ocean pak." Serunya dengan nafas memburu lalu memberikan uang dengan cepat, "makasih pak."

"Siap mas," ujar pak Supriadi mengacungkan jempol.

Ocean kembali ke unitnya secepat kilat, takut Geladis mencari padahal dia hanya keluar sebentar. Mungkin terlalu percaya diri tapi Ocean masih yakin kalau Geladis tidak sekejam itu.

Dia membuka pintu apartemen dengan perlahan, senyum terkulum pada bibirnya saat menjelajahi ruangan itu. "Ayis...aku bawa makan malam untuk kita," seru Ocean bahagia.

Tak ada sahutan, Ocean berjalan mendekat ke kamar Geladis lalu menempelkan telinga pada pintunya yang tertutup. Suara gemercik air menandakan sang empunya sedang membersihkan diri.

Ocean semakin tersenyum lebar lalu memilih untuk menyusun makan malam, semua ditatanya dengan baik; ayam geprek, nasi gurih, pudding coklat, dan susu kacang hijau adalah kesukaan istrinya, semua benar-benar sempurna.

Lelaki tampan itu meletakkannya diatas meja makan, kemudian dia beranjak ke ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar Geladis. Ia duduk diatas sofa sambil bergerak gelisah, beberapa kali perasaan tak enak memasuki benaknya tapi dia coba untuk abaikan.

Senyum Ocean semakin melebar saat pintu kamar terbuka, ia yang semula duduk tak sabaran langsung berdiri menyambut istrinya. "Ayis kita-"

"Aku makan diluar." Tandas Geladis memotong perkataan Ocean tanpa basa-basi, baju bagus yang dia gunakan sudah menjadi pertanda bahwa apa yang dikatakannya benar-benar akan terjadi.

Senyum Ocean redup seketika, namun dia abaikan rasa sakit yang menyentil hatinya dengan kembali menarik kedua sudut bibir hambar. "Kamu mau kita makan diluar? Boleh aku ambil-"

"Aku sama Andreas,"

Ocean menelan saliva susah payah, "tapi aku udah siapin makanan kesukaan kamu..."

Geladis sibuk dengan ponselnya bertukar pesan bersama Andreas tentang janji makan malam mereka. "Nggak nyuruh 'kan?"

"Ayis...disana ada ayam geprek, nasi gurih, pud-"

"Makan sendiri." Tukas Geladis meraih sepatu dari raknya sembari sesekali tertawa geli saat melihat pesan yang Andreas kirimkan.

Kedua bola mata Ocean memanas tapi dia tetap mengeraskan hatinya untuk tidak menyerah, "kalian makan malam dimana? Aku bisa nyusul setelah mandi."

"Kehadiran kamu gak dibutuhkan,"

Ocean menarik nafas panjang, kedua tangannya yang semula mengepal kuat perlahan-lahan melemah seiring berjalannya waktu. "Kamu istriku,"

Geladis berjalan menuju ambang pintu, berbicara tanpa menatap Ocean yang berada di belakangnya. "Kita bakal cerai,"

Ocean tau apa yang diterimanya saat itu adalah hal yang paling menyakitkan namun pantas untuk didapatkan. Geladis berhak melakukan itu padanya dan Ocean berusaha beradaptasi. "Terus makanan yang aku beli kemana?"

Geladis membuka pintu, "makan sendiri. Kalau nggak mau buang aja," tandasnya sebelum benar-benar berlalu dari pandangan Ocean, menyisakan lelaki yang berusaha kuat tersebut merasakan sesak yang luar biasa.

Yang mau gabung Grup WhatsApp Cerita Yohana bisa DM aku VIA WATTPAD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang mau gabung Grup WhatsApp Cerita Yohana bisa DM aku VIA WATTPAD. Tinggal tersisa beberapa slot lagi sebelum tutup link.

Bacanya sambil dengar lagu 'If i were a boy' oleh Beyonce aku sampai gemetaran.

kasihan ga sama ceyan? >>>

mau balik arah jadi tim ceyan? >>>

tetap tim andreas? >>>

rate part ini supaya aku tau! >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT! >>>

3,5K KOMEN BIAR LANJUT!🏁 >>>

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(RABU, 29 SEPTEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang