O C E L A D I S | 20

39.6K 6.1K 2.1K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Ocean mendorong Angel hingga gadis itu mundur beberapa langkah, "murahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean mendorong Angel hingga gadis itu mundur beberapa langkah, "murahan. Ga ada harga diri lagi lo?"

Angel mengusap bibir, "cowok kurang ajar!"

"Mulai sekarang gue ogah kenal sama lo. Pergi sejauh mungkin karena setiap gue lihat muka lo yang ada hanya kumpulan dosa," sinis Ocean seraya masuk ke dalam unitnya meninggalkan Angel yang mematung.

"BRENGSEK LO SIALAN!" teriak Angel murka memukul pintu apartemen lelaki itu.

Angel menarik nafas panjang kemudian menghembuskan secara kasar. Dia benci Ocean Projogo!

****

Pagi harinya Ocean melangkahkan kaki memasuki pekarangan rumah orangtua Geladis dengan jantung yang berdegup kencang. Dapat dilihatnya asisten rumah tangga yang semula menyiram tanaman depan buru-buru masuk mengabari kehadirannya yang mungkin sangat dihindari.

Ocean menatap pias pintu rumah tersebut, Geladis sudah pasti enggan dibawa kembali. Ia mengetuk pintu rumah beberapa kali sebagai bentuk sapaan. "Assalamualaikum,"

Tidak ada sahutan, hanya keheningan yang mengisi.

Ocean kembali mengetuk dan mengucapkan salam tapi sama saja, orang-orang dirumah itu seakan tuli. "ASSALAMUALAIKUM!" ujarnya berteriak.

Ocean berdecak lantas membuka pintu rumah kasar, matanya mengedar dan menemukan Geladis beserta kedua orangtuanya yang duduk rapi diatas sofa keluarga. Kedua bola mata Ocean mengerjap beberapa kali, "l-lho kalian disini dari tadi?"

Ronald menatap datar, "duduk disini." Ia menunjuk sebuah ruang kosong didepan mereka.

Ocean mengangguk, hendak duduk diatas sofa kosong namun Ronald menghentikan semuanya. "Ngapain kamu duduk disana?"

"Terus aku duduk dimana Pa?" Ocean bertanya sedikit bingung.

"Di lantai."

"H-hah?!"

"Di lantai Ocean, kamu dengar Papa bilang apa?"

Ocean mengangguk cepat dan tanpa basa-basi duduk diatas lantai di depan Ronald, Agatha—Mama Geladis, dan istrinya. Kini dia tampak seperti ART yang hendak menerima gaji bulanan dari majikan.

Geladis mengalihkan tatapan tak mau menatap wajah Ocean. Wajah lelaki itu selalu mengingatkannya akan dosa yang telah diperbuatnya, Geladis tidak sanggup membayangkan sehancur apa rumah tangga mereka seandainya ia memilih diam lebih lama lagi.

Ronald berdiri mendekati Ocean, lalu menendang pahanya pelan. "Kamu cerai sama Geladis,"

Jiwa kelaki-lakian Ocean langsung naik kepermukaan mendengar perintah mertuanya. "Nggak nggak aku gak mau cerai sama Ayis!"

Ronald mencibir, "gak usah sok imut kamu manggil Ayis. Papa lemparin keranjang kamu nanti,"

"Sidang pertama bakal dikabarin sama pengacara Papa yang kemarin, aku barusan—"

"Ayisss jangan ceraiiii," Ocean berujar setengah merengek. Hendak bergerak menuju posisi Geladis tapi pelototan dari Ronald mau tak mau membuatnya harus tetap menempelkan pantat pada lantai.

Agatha menghela nafas panjang, "kamu tau 'kan konsekuensi dari perselingkuhan?"

Ocean mengangguk pelan. "Tapi jangan cerai Ma,"

"Mama nggak tahu harus bilang apa waktu lihat Geladis pulang kesini dengan kopernya. Kesetiaan itu pondasi rumah tangga Ocean," lanjut Agatha membuat Ocean merasa semakin terpojokkan ditambah tatapan Ronald yang mengisyaratkan; mampus jadi duda 'kan lo!

Geladis tertawa hambar, "aku gak mau punya suami tukang selingkuh."

Ocean mengangguk berulang kali, "enggak lagi enggak lagi."

"Satu kali selingkuh, siapa tau untuk seterusnya?"

Ronald menyetujui pernyataan dari Geladis, ia melipat kedua tangan di depan dada. "Nanti malam kami ke rumah orangtua kamu bicarain baik-baik soal perilakuan bajingan anaknya,"

"Pa mana ada bicarain baik-baik soal keburukan orang," Agatha bergumam pelan.

Ocean menggeleng panik, "Paaaa jangannnn!" ia bergerak memeluk sebelah kaki Ronald sebagai permohonan.

Ronald tentu saja terkejut melihat kelakuan menantunya yang seperti bayi. "Eh, eh, apa-apaan kamu?"

"Papa jangan ceraiin aku sama Ayis, huaaaa!" Ocean menggoyang-goyangkan kaki Ronald sebagai bentuk penolakan kerasnya.

"Gak ada penawaran kita tetap cerai." Kukuh Geladis tanpa bantahan.

Ocean semakin ketar-ketir. "Huaaa Papa enggak mau ceraiiiii!"

"KAMU MANTU SAYA YANG LAKIK ITU BUKAN SIH?!" 

"KAMU MANTU SAYA YANG LAKIK ITU BUKAN SIH?!" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceyan ga lakik🤔!!

maaf ga bisa update semalam soalnya aku ada urusan di rl yaitu mencari jodoh ☺️

satu kata untuk Papa Ronald? >>>

satu kata untuk Ceyan yang ga LAKIK >>>

mau berapa persen penderitaan ceyan? Aku sih tak terhingga ☺️👍 >>>

mau aku update lagi kapan? Tahun depan? >>>

Ceyan-Ayis Cerai? >>>

Ceyan-Ayis selamanya? >>>

Ingat ya VOTE TERBANYAK menentukan akhir cerita ☺️

SPAM NEXT BIAR LANJUT!🏁 >>>

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(SELASA, 21 SEPTEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes 💀

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang