O C E L A D I S | 23

36.2K 5.6K 3.3K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

saya pastikan kalian akan membutuhkan meme diatas sebagai bentuk pengungkapan rasa ☝️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

saya pastikan kalian akan membutuhkan meme diatas sebagai bentuk pengungkapan rasa ☝️

saya pastikan kalian akan membutuhkan meme diatas sebagai bentuk pengungkapan rasa ☝️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean terdiam berusaha meresapi rasa sakit yang menghantamnya telak. Geladis benar, dia seperti sedang membicarakan diri sendiri. Seharusnya Ocean lebih menahan diri untuk tidak melayangkan teriakan ketidak sukaan.

"Okay Ayis okay aku paham aku salah." Ocean menarik nafas panjang. Dia merasakan pahit yang amat terasa sangat menyiksa menggerogoti tenggorokannya, "tapi biarin aku ikut ya?"

Geladis tertawa hambar, "what are you doing right now? Mau dapetin hatiku balik?" gadis itu bisa membaca niat Ocean dengan jelas tanpa perlu meraba-raba. "Apapun ceritanya keputusan untuk cerai udah bulat. Kamu bisa bebas dekat dengan perempuan manapun tanpa mengkhawatirkan aku,"

Tatapan Ocean memohon, "Ayis—"

"Berhenti buat semuanya makin sulit. Kamu tau apa yang kamu lakukan dengan Angel salah tapi kamu masih mutusin buat melanjutkan, kamu sarap ya?" Geladis meraih tangan Andreas menggenggamnya hangat seakan mereka tak akan terpisahkan. "Jangan ganggu aku, apa belum cukup kata-kata kasarku kemarin nyakitin hati kamu?"

Ocean meneguk saliva kasar, melihat Geladis bersama lelaki lain seakan membuka pintu neraka baginya. "Jangan lakuin itu Yis, please..."

Andreas merasa berada dalam posisi yang tidak wajar. Meskipun dia tak sepenuhnya kenal dengan lelaki dihadapannya itu yang ia ketahui adalah calon mantan suami Geladis tapi tetap saja rasanya risih saat gadis tersebut menggenggam tangannya erat.

"Don't dare me Ocean. Kamu sendiri yang buka pintu kesakitan itu, aku nggak merasa bertanggung jawab atas patah hati bohongan yang sedang kamu lakoni."

Kedua netra Ocean memerah, ingin memohon lebih tapi seluruh pasang mata didepan ruang dosen menjadikan mereka pusat perhatian. "Kemarin sore kita masih baik-baik aja Ayis,"

"Dan malam harinya kamu menghancurkan itu semua. Aku muak Ocean, muak!" Geladis kembali menghardiknya dengan ujaran kebencian yang menjadikan hati Ocean semakin berdarah-darah.

Biarkan semua orang tau kalau mereka sedang bermasalah, Geladis enggan perduli dengan komentar siapapun untuk saat ini. Ia hanya ingin mereka melihat dengan jelas kalau Ocean menderita, sama sakitnya seperti ketika ia menyaksikan bagaimana lelaki itu memangut bibir Angel tanpa beban.

Andreas menepuk tangan Geladis berusaha menenangkan, "maaf bro tapi kayaknya lo harus pergi. Gue nggak mau Geladis ada gosip yang nggak bener hanya karena ini,"

Emosi Ocean naik kepermukaan saat merasa Andreas tengah mendiktenya. "HANYA lo bilang? Lo pikir lo siapa bisa ngatur gue, brengsek?!"

"Jangan pernah bicara kasar sama Andreas. Kamu nggak pantas," Geladis mengatur nafas berusaha menormalkannya sebaik mungkin.

Ocean mengepalkan tangan tak habis pikir. Geladis yang dulu membelanya kini berbalik menjadi kubu penyerang, "baby aku mohon balik."

"Hentikan omong kosong kamu Ocean, aku jijik."

Sesak luar biasa bagi Ocean namun akan tetap dia tahan jika itu bisa membuat Geladis kembali. "Aku nggak apa kalau kamu mau ngatain aku sebanyak mungkin tapi jangan pernah gugat pisah Yis..."

"In your dream bastard, semua kesalahan bisa dimaafkan kecuali perselingkuhan."

"Kamu bisa maki-maki bahkan pukul aku di depan umum,"

"Aku nggak mau mengotori tanganku untuk nyentuh bajingan kayak kamu Ocean,"

"Hukum aku dengan cara apapun asal nggak pisah,"

"Waktuku terlalu berharga untuk dibuang kalau ngehukum kamu."

"Ayis..."

"Jangan pernah berharap aku bakal balik arah dan membatalkan perceraian. Benar memang kalau pernikahan tanpa pondasi itu sulit bertahan." Geladis melirik sekilas, "aku akan kembalikan mahar kamu waktu itu secara tunai dan aku genapkan jadi satu juta."

Hina. Ocean merasa tidak ada harganya dimata Geladis. "Kamu nggak perlu lakuin itu. Aku bahkan bisa kasih kamu mahar seribu kali lipat,"

"Aku nggak butuh. Aku mau dimasa depan suamiku nggak hanya kaya harta tapi juga kayak akal pikiran." Geladis menatap Andreas dengan binar bahagia, "aku pergi."

Ocean menatap kepergian mereka dengan aura menggelap. Siapapun pasti tahu kalau Ocean adalah laki-laki egois yang suka seenaknya, maka mau tidak mau Geladis akan tetap bersamanya apapun yang terjadi.

Dia berjanji akan merebut Geladis kembali.

Bahkan jika harus dengan cara paling kotor sekalipun. 

Ocean tolol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean tolol. Akwowowowoow!!

setuju dengan perkataan kasar Ayis? >>>

masih dapet feel baca ini ga?:( >>>


SPAM NEXT BIAR LANJUT! >>>

AKU BAKALAN UPDATE KALAU KOMENTAR TEMBUS 5K GIMANA? GA BISA? AKWOWOWOK KASIHAN 😔

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(JUMAT, 24 SEPTEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang